Bagaimana kedudukan Shalat?
Shalat merupakan salah satu rukun Islam kedua setelah syahadatain. Dan amal yg paling utama setelah syahadatain. Barangsiapa menolak kewajibannya karena bodoh maka dia harus dipahamkan tentang wajibnya sholat tersebut, barangsiapa tidak meyakini tentang wajibnya shalat (menentang) maka dia telah kafir. Barangsiapa yang meninggalkan shalat karena menggampang-gampangkan atau malas, maka wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah.
Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Pemisah diantara kita & mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir.“
(Hadis Riwayat: Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai & Ibnu Majah).
Shalat dalam Islam mempunyai kedudukan yang tidak disamai oleh ibadah-ibadah lainnya. Ia merupakan tiangnya agama ini. Yang tentunya tidaklah akan berdiri tegak kecuali dengan adanya tiang tersebut.
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan:
“Pondasi (segala) urusan adalah Islam, & tiangnya (Islam) adalah shalat, sedangkan yang meninggikan martabatnya adalah jihad fi sabilillah.”
(Hadis Riwayat: Tirmidzi, Ibnu Majah & Ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Shalat merupakan kewajiban mutlak yang tidak pernah berhenti kewajiban melaksanakannya sekalipun dalam keadaan takut, sebagaimana firman Allah Ta’ala menunjukkan:
“Peliharalah segala sholat(mu), & (peliharalah) sholat wustha. Jika kamu dalam keadaan takut (akan bahaya), maka sholatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (sholatlah) sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui.” (Al Qur’an Surat: AL-baqarah : 238 – 239).
Shalat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan Allah & nantinya akan menjadi amalan pertama yang dihisab di antara amalan-amalan manusia serta merupakan akhir wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana disebutkan dalam sabdanya:
“Shalat, shalat & budak-budak yang kamu miliki.”
(Hadis Riwayat: Ibnu Majah & Ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Shalat yang nantinya akan menjadi amalan terakhir yang hilang dari agama ini. Jika shalat telah hilang, berarti hilanglah agama secara keseluruhan. Untuk itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan dengan sabdanya:
“Tali-tali (penguat) Islam sungguh akan musnah seikat demi segera berpegang dengan ikatan berikutnya (yang lain). Ikatan yang pertama kali binasa adalah hukum, & yang terakhir kalinya adalah shalat.”
(Hadis Riwayat: Ahmad, Ibnu Hibban & Al-Hakim. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).
74148
25488
76357
Mau donasi lewat mana?
Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Gabung dalam percakapan