Dalil tentang Keistimewaan Wanita
Rasulullah ﷺ telah menyatakan banyak hadits yang menunjukkan bagaimana wanita dimuliakan dalam Islam. Di antara nya adalah hadits berikut ini:
Surga di bawah telapak kaki ibu
من طريق موسى بن محمد بن عطاء: حدثنا أبو المليح، حدثنا ميمون، عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم: «الْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأمَّهَات؛ مَن شِئن أدخلن، ومَنْ شِئن أخْرَجن-.
Artinya, “Dari jalur Musa bin Muhammad bin ‘Atha’, dari Abu al-Malih, dari Maimun, dari Ibn ‘Abbas RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, ‘Surga di bawah telapak kaki ibu. Siapa yang dikehendaki (diridhai) para ibu, mereka bisa memasukkannya (ke surga); siapa yang dikehendaki (tidak diridhai), mereka bisa mengeluarkannya (dari Surga).”
Namun Ibnu ‘Adi mengatakan, riwayat-riwayat yang bersumber dari para perawi-perawi yang lemah.
Mengapa Rasulullah ﷺ memilih kata “di bawah telapak kaki” dan bukan “di tangan” atau “di sisi” seorang ibu? Tentu saja ini adalah gambaran yang bagus tentang kemuliaan seorang wanita dalam Islam.
Bukankah sebuah keberuntungan menjadi seorang ibu dalam Islam? Ia tidak akan ditelantarkan dan dipinggirkan, tetapi akan selalu dibela, dihormati dan dimuliakan oleh anak-anaknya.
Memuliakan Ibu
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ: “أُمُّكَ” قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: “ثُمَّ أُمُّكَ” قَالَ: ” ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: “ثُمَّ أُمُّكَ” قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: “ثُمَّ أَبُوكَ (رواه البخاري، رقم 5626 ، ومسلم، رقم 2548.
“Seseorang mendatangi Rasulullah ﷺ seraya bertanya, “Wahai Rasulullah siapa orang yang paling berhak untuk dipergauli secara baik? Beliau bersabda, “Ibumu.” Dia berkata, “Kemudian siapa (lagi)?’ Beliau berkata, “Kemudian Ibumu.’ Dia berkata, “Kemudian siapa (lagi)?’ Beliau berkata, “Kemudian Ibumu.’ Dia berkata, “Kemudian siapa?’ Beliau berkata, “Kemudian ayahmu.” (HR: Bukhori, no. 5626 dan Musim, no. 2548).
Wanita Boleh Memilih Surga dari Pintu yang Dikehendaki
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Apabila seorang istri menjaga shalatnya, puasa (Ramadhan)-nya, menjaga kehormatannya, dan taat pada suaminya, maka dikatakan kepada wanita tersebut, masuklah engkau ke Surga dari pintu mana pun yang engkau sukai.” [HR. Ahmad].
Wanita Pemimpin Anggota Keluarga
Rasulullah ﷺ bersabda :
كلكم راع، وكلكم مسئول عن رعيته، فالأمير راع، وهو مسئول عن رعيته، والرجل راع على أهل بيته، وهو مسئول عنهم، والمرأة راعية على بيت بعلها وولده، وهي مسئولة عنهم، والعبد راع على مال سيده، وهو مسئول عنه، فكلكم راع مسئول عن رعيته
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Pemimpin negara adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin bagi anggota keluarga suaminya serta anak-anaknya dan ia akan ditanya tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari 893 dan Muslim 1829).
Muliakan Wanita
اِسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita.” (HR: Muslim: 3729)
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik terhadap istriku.” (HR: Tirmidzi).
“Tidak akan memuliakan wanita kecuali yang mulia, dan tidak akan menghina wanita kecuali yang hina.” (Hadits riwayat Ibnu Asakir)
Wanita Perhiasan Dunia
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR: Muslim)
Larangan Membenci Wanita Beriman
لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
“Janganlah suami yang beriman membenci istrinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti menyukai akhlak lain darinya.”(HR: Muslim).
Wanita yang Paling Baik
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: سُئل رسول الله -صلي الله عليه وسلم -: أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ؟، قَالَ “الَّذِى تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ، وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلاَ تُخَالِفُهُ فِيمَا يَكْرَهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهِ”
“Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah ﷺ pernah ditanya, ‘siapakah wanita yang paling baik? Nabi menjawab, yaitu wanita yang menyenangkan jika dilihat, taat kepada suami jika disuruh, dan tidak menyelisihinya sehingga membuatnya benci, baik berkenaan dengan dirinya maupun hartanya.” [HR. Ahmad].
Pemuka Wanita Ahli Surga
Sebuah hadis dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
سَيِّدَاتُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَرْبَعٌ: مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَآسِيَةُ
“Pemuka wanita ahli Surga ada empat: Maryam bintu Imran, Fatimah bintu Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khadijah bintu Khuwailid, dan Asiyah.” (HR. Hakim 4853 dan dinilai ad-Dzahabi: shahih sesuai syarat Muslim).
Wanita Subur Dipuji Nabi
تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ
“Menikahlah dengan wanita yang penyayang dan subur, karena saya membanggakan banyaknya kalian pada seluruh umat.” (HR. Abu Daud 2050, Nasai 3227)
Wanita yang Meninggal Saat Melahirkan
Rasulullah ﷺ mengarahkan;
شهداء أمتي إذاً لقليل ، القتل في سبيل الله عز وجل شهادة ، والطاعون شهادة ، والغرق شهادة ، والبطن شهادة ، والنفساء يجرها ولدها بسرره إلى الجنة
“Berarti orang yang mati syahid di kalangan umatku cuma sedikit. Orang yang mati berjihad di jalan Allah, syahid, orang yang mati karena Tha’un, syahid. Orang yang mati tenggelam, syahid. Orang yang mati karena sakit perut, syahid. Dan wanita yang mati karena nifas, dia akan ditarik oleh anaknya menuju surga dengan tali pusarnya.” (HR: Ahmad).
Baca ; Wanita Pemuka Syurga
Semoga bermanfaat.
Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan