Tradisi dan Nilai Punggahan

Tradisi Punggahan dalam Islam

Sahabat SantriLampung Rohimakumullah; Bulan Ramadhan merupakan bulan yang dinantikan kedatangannya oleh seluruh umat Islam. Dalam penyambutan bulan Ramadhan mayoritas masyarakat muslim di Indonesia memiliki berbagai tradisi salah satunya yang saat ini masih dilaksanakan dan dilestarikan yaitu kegiatan Punggahan.

Punggahan biasa dilakukan di bulan Sya’ban, beberapa hari sebelum masuk bulan Ramadhan. Biasanya diisi dengan acara makan-makan bersama keluarga, sanak saudara, atau kerabat dekat di lingkungan tempat tinggal atau juga diisi dengan kegiatan bersih-bersih tempat ibadah dan berziarah ke makam orang tua atau keluarga. Bisa juga diisi dengan kegiatan pengajian, sedekahan, takiran atau berkatan di masjid/musholla.

Diatara hikmah dan nilai nilai positif dari tradisi  punggahan antara lain;

1. Ajang mendekatkan diri kepada Allah

Allah swt dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183, berfirman :

  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ 

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. 

 “Punggahan itukan dari kata munggah atau unggah yang dalam bahasa jawa yaitu naik. Artinya, kita terutama dalam tradisi Jawa, menyimbolkan supaya kita naik level dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah swt untuk mencapai derajat taqwa yang jauh lebih baik lagi”.

Selanjutnya upaya mendekatkan diri kepada Allah, dilakukan dengan doa bersama di masjid/musholla; semata mata mengharap ridho Allah juga agar derajat taqwa lebih baik yang hendak dicapai pada momen punggahan diijabah Allah azza wajalla. 

2. Ajang silaturahim dan momen saling memaafkan sesama sebagai wujud laku syukur dan gembira.

Selain sebagai ajang mendekatkan diri kepada Allah, punggahan merupakan ajang silaturahim, berkumpul kaum muslimin melakukan tasyakuran dan mengawali ramadhan dengan saling memaafkan sesama.

Mengutip sebuah hadits yang termaktub dalam Durrotun Nasihin :

   مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ  

“Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka,” 

“Jadi punggahan ini adalah bagian dari rasa syukur kita di dalam rangka memasuki bulan Ramadhan.” yang sangat baik dilestarikan karena mengandung nilai nilai ibadah di dalamnya.

Baca juga :
Pasang Iklan


Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

image_title

  1. Siapakah aku ? Saat ini aku manusia, 1 Jam kedepan aku tidak tahu, boleh jadi aku telah berubah menjadi jenazah.
  2. Siapa yang menghidupkan aku ? Sudah pasti Allah. Sebagaimana Firman-Nya dalam surat Al baqarah ayat 28 dan Al mu'minun ayat 80.
  3. Untuk apa aku dihidupkan ? Untuk tujuan beribadah lihat surat Azzariyat 56. & agar tidak = kera.
  4. Hidup dibumi siapa aku ? di bumi Allah sebagaimana dalam surat As-sajadah ayat 4.
  5. Kemana umurku menuju ? Menuju kesudahan (almarhum), sebagaimama dalam surat Al Ankabut ayat 87.

  • Kenapa aku belum siap ? Makanya Siap-siap.
  • Bagaimana jika esok mati ? Lha ya dikubur, dipajang ya serem.
  • Siapa aku setelah itu ? Yang akan dilupakan oleh semuanya.
  • Apa saja perbekalanku ? Ilmu, Amal Jariyah, Doa Anak, kalau punya.
  • Di syurga atau neraka nasibku ? Karena kamu sering baca SantriLampung saya doakan semoga nasibmu syurga. Kurang apik-an gmn coba?

Saklar Jiwa Lentera Hati
Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk