Sosok Kh Thoifur Mawardi

KH Thoifur Mawardi lahir pada 8 Agustus 1955, putra dari KH R. Mawardi, cucu dari KH R. Imam Maghfuro, yang nasabnya bersambung hingga trah Sultan Agung. Sejak belia, kecintaannya pada ilmu agama sudah tampak. Beliau menimba ilmu dari pesantren ke pesantren: Pesantrem Sugihan Kajoran, Lasem, Rembang, hingga akhirnya berlayar menuntut ilmu ke Tanah Suci. Di Ma’had Rushaifah, Mekkah, beliau menghabiskan lebih dari satu dekade berguru pada Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki al-Hasani. Dari Mekkah, beliau kembali ke tanah air dengan membawa cahaya keilmuan yang kemudian dipancarkan melalui pesantren yang diasuhnya.

Pesantren Daarut Tauhid menjadi rumah ribuan santri, bahkan berkembang dengan belasan cabang di Purworejo. Bagi santrinya, KH Thoifur bukan sekadar guru, tetapi seorang ayah, penuntun jalan, sekaligus teladan hidup. Beliau dikenal lembut, rendah hati, namun tegas dalam menjaga nilai-nilai agama. Senyumnya menyejukkan, ucapannya menenangkan, dan doanya menjadi obat bagi hati yang gelisah.

Banyak kisah karomah yang melekat pada diri beliau. Salah satunya tentang Bi’ru Thoifur—sumur yang digali berdasarkan mimpi beliau ketika pesantren Rushaifah di Mekkah dilanda krisis air. Dari sumur itu, mengalir keberkahan yang hingga kini masih dikenang. Santri dan masyarakat menyebut beliau sebagai “kitab berjalan,” lautan ilmu yang tak pernah kering, sekaligus sosok yang mudah bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Beliau sering menasihati, “Siapa yang ingin bertemu Nabi dalam mimpi, kenalilah keseharian Nabi. Maka mimpi itu bukan lagi sekadar bunga tidur, tapi perjumpaan rohani.”

Selain sebagai guru ruhani, KH Thoifur juga seorang penyeru persatuan. Dalam ranah sosial dan politik, beliau dikenal dengan sikap bijak dan nasihat sederhana: jangan menjelekkan orang lain, saling memuji, dan istiqamah dalam perjuangan. Nasihat itu bukan hanya kata, melainkan cermin dari kesehariannya yang penuh kasih sayang dan cinta kepada sesama.

Kehidupan beliau penuh dengan teladan yakni kesederhanaan yang tidak mengurangi wibawa, kedalaman ilmu yang dibalut kerendahan hati, serta keberanian untuk selalu berdiri di sisi umat.

Masa Kecil Dan Pendidikan Awal

Sejak kecil, KH Thoifur dikenal tekun dalam menuntut ilmu agama. Pendidikan dasar agama diperoleh dari lingkungan keluarga, kemudian melanjutkan pengembaraan intelektualnya di beberapa pesantren besar Jawa. Di antaranya adalah Pondok Pesantren Sugihan, Kajoran, Magelang untuk menimba ilmu dasar kitab kuning, fiqh, dan ilmu alat. Kemudian di Pondok Pesantren Lasem, Rembang untuk memperdalam ilmu syariah, hadits, dan tasawuf, sekaligus berinteraksi dengan tradisi pesantren pesisir yang kental dengan semangat dakwah.

Perjalanan Ilmu di Tanah Suci

Pada tahun 1976, beliau berangkat ke Makkah dan mondok di Ma’had Rushaifah di bawah bimbingan Al-‘Allamah Al-Habib Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki, seorang ulama besar yang dikenal sebagai ahli hadits internasional.

Selama 12 tahun (1976–1988) beliau bermukim di Makkah, mengkaji kitab-kitab induk Islam, terutama hadits, sirah nabawiyyah, dan tasawuf.

Dari sanalah beliau dikenal memiliki penguasaan yang sangat luas hingga dijuluki “kitab berjalan” oleh rekan ulama dan habaib.

Karomah & Kisah Spiritual

Kiai Thoifur dikenal bukan hanya karena keilmuannya, tetapi juga karena karomah dan keistimewaan spiritualnya. Beberapa kisah yang terkenal antara lain:

Ahli mimpi bertemu Rasulullah SAW : beliau dikenal kerap mendapatkan mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Bahkan banyak orang datang meminta doa agar dimudahkan bertemu Nabi melalui beliau.

Kisah “Bi’ru Thoifur” (Sumur Thoifur) : saat di Rushaifah Makkah, beliau bermimpi didatangi Rasulullah SAW yang memerintahkan menggali tanah di lokasi tertentu. Setelah digali, benar-benar keluar sumber air yang kemudian menjadi sumur utama bagi para santri hingga kini. Sumur ini dikenal sebagai “Bi’ru Thoifur”.

Cinta Hadits Dan Sirah : Karena kecintaannya pada hadits dan kisah Rasulullah, beliau sering menekankan agar umat Islam memperbanyak membaca hadis supaya lebih mengenal Nabi. Dengan begitu, akan lebih mudah menghadirkan Rasulullah dalam mimpi.

Kiprah di Purworejo

Sepulang dari Makkah tahun 1988, beliau mendirikan dan mengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhid di Kelurahan Kedungsari, Kecamatan Purworejo. Pesantren Daarut Tauhid berkembang pesat, kini memiliki ribuan santri serta lebih dari sepuluh cabang di wilayah Purworejo dan sekitarnya.

Selain membina santri, KH Thoifur aktif berdakwah di masyarakat. Beliau dikenal sering hadir di berbagai majelis pengajian, tidak hanya di Purworejo tapi juga di luar daerah.

Melalui pengajarannya, KH Thoifur menjadi penghubung sanad keilmuan dari ulama-ulama Nusantara dengan ulama Haramain, khususnya melalui Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki.

Warisan & Pengaruh

KH Thoifur Mawardi dikenal sebagai sosok alim, kharismatik, sederhana, dan penuh kasih kepada umat. Warisan beliau meliputi:

Pondok Pesantren Daarut Tauhid dengan ribuan santri dan cabang.

Sanad keilmuan hadits dan tasawuf yang bersambung hingga Rasulullah SAW melalui Sayyid Muhammad Al-Maliki.

Keteladanan dalam keistiqamahan ibadah, zuhud, dan cinta Nabi.

Pengaruh spiritual dan politik, yang menjadikannya sosok ulama pengayom sekaligus rujukan moral.

KH Muhammad Thoifur Mawardi adalah permata ulama dari Purworejo yang menggabungkan keilmuan mendalam, sanad bersambung ke Haramain, karomah spiritual, dan keteladanan akhlak. Beliau bukan hanya guru bagi santri-santri di pesantren, tetapi juga guru bangsa, yang menanamkan pentingnya persatuan, cinta Rasulullah, serta istiqamah dalam dakwah.

Selamat jalan, Syeikhona. Cahaya yang engkau nyalakan akan tetap menyinari jalan kami. Doa dan shalawat kami akan selalu mengiringi, hingga kelak kita dipertemukan kembali di taman surga. SantriLampung

Baca Juga yang ini ya :
Pasang Iklan

Mau donasi lewat mana?

BSI a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (7310986188)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Alumni Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung - Blogger, Designer, Writer and Copy Creator.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK BSI 7310986188
an.Kholil Khoirul Muluk