Tanjakan dalam Taqwa
Taqwa dianggap sebagai derajat tertinggi dalam Islam karena orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an.
Tingkatan ini dicapai dengan melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, dan menjaga ketaatan secara terus-menerus. Derajat takwa bukanlah berdasarkan status sosial atau keturunan, melainkan murni hasil dari perjuangan dan kesungguhan individu dalam memelihara hubungan dengan Allah.
Diriwayatkan dari sebagian ulama ahli hikmah ra. Mengatakan: Di hadapan taqwa itu terdapat lima tanjakan. (taqwa ialah meninggalkan kehendak nafsu serta menjauhi larangan Allah Ta'ala).
Barangsiapa yang dapat melaluinya maka dia dapat meraih taqwa, yaitu:
- 1) Yang pertama Ia memilih sesuatu yang berat dan meninggalkan hidup bersenang-senang.
- 2) Yang kedua Ia memilih bersusah payah dan meninggalkan santai santai.
- 3) Yang ketiga memilih (rendah) lemah dan meninggalkan kegagahan/ menang.
- 4) Yang keempat memilih diam dan meninggalkan berlebihan (yakni perkataan yang tidak ada manfaatnya).
- 5) Yang ke lima Memilih maut dari pada hidup. Yang dimaksud maut di sini, menurut ahli Allah Ta'ala adalah mengekang hawa nafsu.
Barangsiapa yang dapat mematikan hawa nafsunya. maka ia hidup sejahtera.
Maut itu ada empat macam, yaitu:
- Maut merah yakni tidak menuruti hawa nafsu.
- Maut putih yakni lapar. Sebab kondisi lapar itu bisa menyinari perut dan membuat hati menjadi putih dan orang yang bisa menahan rasa lapar itu kecerdasannya akan hidup.
- Maut hijau yakni memakai pakaian yang ditambal dari sobekan kain yang di buang yang tidak ada harganya dikarenakan ibadah dan tingginya qona'ah.
- Maut hitam yakni mampu menerima perlakuan orang lain yang menyakitinya.
Demikianlah nasihat singkat mengenai tanjakan taqwa yang menjadi tantangan para pejuang gelar taqwa. Semoga dapat di ambil manfaat dan kita semua dimudahkan dalam menyempurnakan kualitas ketaqwaan sampai datang hari perjumpaan.
Mau donasi lewat mana?
REK (7310986188)

Gabung dalam percakapan