Assalamu'alaikum Sahabat beriman

Sifat Khas Santri

Sahabat pembaca SantriLampung yang budiman; Di Pesantren para santri dibekali agama, ilmu etika sopan santun berdasarkan akhlak nabi,  anak santri memiliki sifat berbeda dengan dengan anak pada umumnya. Anak santri biasa nya lebih halus dalam etika dan sopan santunya. Berikut beberapa sifat khas yang dimiliki santri ; 

1. Tawadhu (Rendah Hati)

Seorang santri akan tawadhu meski berilmu tinggi, karena dia sadar apa yang dia tahu belum ada apa2 nya dibanding ilmu ulama para pendahulu nya.  karena dia sering ngaji kitab dan sering menyelami samudra ilmu maka dia menyadari ilmunya yang sekarang tidak ada apa2nya dan merasa malu jika disombongkan, sehingga santri meskipun sudah mondok 10 tahun akan tetap tawadhu, dan mengaku belum bisa apa2.

2. Patuh pada orang tua

Sebandel-bandelnya anak santri, anak santri akan hormat dan patuh sama orang tua, terutama ibu dan ayah. Sejengkel-jengkel nya santri sama orang tua tidak akan pernah membantah perintah orang tua. Orang Tua yang sudah merawatnya dan membiayai sekolah untuk sekolah di pesantren. Anak santri akan selalu patuh dan taat kepada orang tua nya.

3. Takzim sama guru

Santri menyadari bahwa setinggi apapun ilmu tidak akan manfaat kalau tidak rasa takzim dengan guru. ilmu boleh setinggi langit tapi kalau kurang ajar sama guru ilmunya tidak akan manfaat, itulah yang ditakutkan oleh santri, sebab cita-cita santri ialah ingin ilmunya manfaat. Maka takzim dengan guru adalah pilar utama jika ingin ilmunya manfaat. Santri menyadari meskipun dirinya bodoh tidak hafal ilmu tapi kalau takzim sama guru, insya Allah ilmunya manfaat dan ada berkah dalam kehidupannya.

Santri menyadari pula bahwa guru lah yang mengenalkan dirinya akan tuhannya, Allah sang Penguasa Alam Raya,  Nabinya Rasulullah tercinta, dan kewajiban pada orang tua, tidak boleh membantah harus patuh, dan kewajiban-kewajiban lain. Karena guru lah si santri tahu tentang hukum-hukum agama, oleh karena itu lah santri akan sangat takzim pada gurunya.

4. Berakhlakul Karimah

Jujur, sopan santun, berkata lembut, adalah ciri khas santri. Bukan santri kalau tidak punya akhlak, masyarakat akan bertanya, santri ko begitu, santri ko seperti itu

Maka dimanapun santri ia mempunyai akhlakul karimah, pandai menghormati yang lebih tua, menghargai sesama dan menyayangi yang lebih muda.

Pantang baginya menyakiti hati orang lain karena itu bukan akhlak yang baik, bahkan bisa menyebabkan tidak mati khusnul khotimah, santri tahu  apa yang bisa menyakiti orang lain atau tidak, karena dia rajin mengaji dan belajar dari ulama dan kyai yang selalu mengajarkan dia hal- hal apa saja yang baik untuk orang lain dan dirinya sehingga hati-hati dalam menjaga lisannya. Santri akan cium tangan dengan orang yang lebih tua, karena siapapun yang lebih tua wajib dihormati.

5. Tidak meninggalkan shalat fardlu

Senakal-nakal nya santri tetap takut meninggalkan shalat. Karena sudah terbiasa melakukan shalat lima waktu dan shalat sunnah yang lainya. Anak santri selalu diajarkan shalat merupakan penolong untuk memohon kepada Allah SWT. Serta menjadikan hati tenang dan hati yang dingin, maka anak santri melalukan itu tanpa harus disuruh oleh orang yang lebih tua dari dirinya.

6. Tidak meninggalkan baca Al Quran dan Wirid (dzikir)

Santri paham bahwa membaca Al Quran bagian dari dirinya yang tidak terpisahkan. Dia merasa lebih dekat dengan Allah jika dia tidak meninggalkan membaca kalam Nya.

Senang mengamalkan wirid, santri identik dengan wirid dan amalan-amalan. Karena santri sadar dirinya tidak akan lepas dari bergantung kepada Allah. Santri menyadari bahwa tangga untuk meminta kepada Allah agar cepat terkabul adalah dengan wirid-wirid dan amalan-amalan.

Santri pun merasa bahwa dengan mengamalkan wirid hidupnya akan berkah dan menjadi mudah, dengan keberkahan wirid.

7. Punya akidah yang kuat

Kalau kita lihat belakangan ini aliran-aliran sesat seperti yang mengaku nabi palsu atau menyembah selain Allah, maka akan kita dapati tidak ada pengikutnya dari kalangan santri. Banyak yang dari sarjana maupun dari akademis namun tidak ada dari yang berlatar belakang pesantren.

Karena di pesantren telah ditempa dengan akidah dan tauhid yang kuat. Diajari akidah 50 dengan aqidatul awam bahwa Allah mempunyai 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil, 1 sifat jaiz. Sedangkan untuk

Rasulullah punya sifat wajib 4, sifat mustahil 4 dan sifat jaiz 1. Santri diajari aqidah dan tauhid bahwa segala sesuatu ini terjadi karena Allah yang mengatur. Santri diajari bahwa Nabi terakhir adalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, setelah Nabu Muhammad sudah tidak ada lagi Nabi yang lainnya. Sehingga keluar dari pesantren sudah mempunyai akidah yang kuat yang tidak akan tergoyahkan oleh apapun, yang bisa merusak akhlak dan aqidahnya. Karena mempunyai bekal agama yang kuat dari pesantren.

8. Cinta agama, bangsa dan negara

Santri menyadari agama ini lah yang menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat. Agama sangat penting, tanpa agama manusia hidup kehilangan arah.

Sehingga santri akan memegang teguh agama dan akan membela agama sampai titik darah penghabisan. Andai ada orang yang menghina agama santri akan marah dan menggelegak darahnya.

Santri menyadari pula bahwa dia hidup di tanah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mana untuk mendirikannya dibutuhkan jutaan darah dari syuhada para pejuang.

Santri menyadari bahwa yang memperjuangkan bangsa ini adalah para santri dan kyai yang berjuang sampai titik darah penghabisan. Oleh karenanya santri wajib mencintai bangsa dan negaranya. karena bangsa dan negara ini berdiri karena jasa para kyai dan santri.

9. Ingin Menjadi Orang yang bermanfaat

Siapapun santri pasti ingin menjadi orang yang bermanfaat. Sebab santri menyadari bahwa buat apa punya ilmu setinggi gunung sedalam lautan tapi tidak ada manfaatnya. Sehingga santri akan dengan senang hati jika ada anak yang ingin ngaji dengannya, meski hanya ngaji alif ba ta. Karena artinya dia sudah menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Walaupun itu hanyalah guru ngaji, tetapi ilmu yang didapatkan bisa ditelurkan kepada anak lain yang belum bisa mengaji sepertinya.

Santri tidak akan malu dan gengsi meski di pondok ngaji ihya ulumudin namun masyarakat ingin ngaji safinatun najah, bahkan malah seneng ilmunya dibutuhkan dan bermanfaat.

Tidak ada satu santri pun yang hidupnya tidak ingin menjadi bermanfaat, semua ingin bermanfaat, karena santri sudah ditanamkan sejak di dini di pesantren bahwa sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain, bahkan santri yang hanya ngaji sedikit di pesantren dan sewaktu ngaji ngantuk-ngatukan tetep ingin menjadi santri yang bermanfaat buat yang lain.

Sehingga tak jarang santri setelah terjun di masyarakat, dia malah senang bila bisa ngajar ngaji orang lain, meski anak-anak yang mengaji tetapi tetap mengajar walau pun itu hanya dasar alif ba ta karena itu berarti dirinya menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Buat apa ilmu tinggi tapi tidak ada manfaatnya, mending ilmu sedikit tapi ada manfaatnya ada berkahnya buat diri sendiri dan buat orang lain… itu lah yang dinamakan dengan Santri.

Pribadi yang sederhana namun mempunyai cita-cita yang mulia menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Jika sifat-sifat di atas tidak melekat pada seorang santri maka dipastikan bermasalah saat nyantri di pondok.

Baca Juga yang ini ya :
Pasang Iklan

Mau donasi lewat mana?

BSI a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (7310986188)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Alumni Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung - Blogger, Designer, Writer and Copy Creator.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK BSI 7310986188
an.Kholil Khoirul Muluk