Hukum mengambil Untung Berlebih
Pertanyaan : Bagaimana hukum mengambil keuntungan berlebih (berkali lipat dari modal) ?
Jawaban : Hukum menjual barang dengan harga berlipat hukumnya boleh. Asalkan dalam transaksi jual beli tidak ada penipuan, dholim atau penimbunan dan hal lain yang tidak di benarkan syar'i.
Namun Imam al Ghozali r.a. dalam Ihya' Ulumuddin menerangkan sebaiknya bagi seseorang yang waro' tidak mengambil keuntungan berlipat kepada pembeli , cukup sewajarnya saja.
Sebab pembeli membeli dengan harga berlipat biasanya karena terdesak atau karena sangat menyukainya. Hal ini merupakan bagian dari toriqul ihsan ( memberi kebaikan kepada orang lain untuk mendekat kan diri pada tuhan )
Referensi :
1. Syarah Muhadzdzab juz 1 halaman 288.
.من اشترى سلعة جاز له بيعها برأس المال و بأقل منه و بأكثر منه لقوله صلى الله عليه و سلم " إذا إختلف الجنسان فبيعوا كيف شئتم .
Berdasarkan hadis apabila transaksi melibatkan dua jenis barang yang berbeda (seperti uang dan baju) maka jual belinya terserah selera.
Sehingga apabila ada yang membeli suatu benda maka dia berhak menjual seharga dia membeli atau lebih murah atau lebih mahal.
مشروعية الربح أكثر من ذلك:
ومن الأدلة علي مشروعية الربح بغير حد إذا لم يأت عن طريق غش ولا احتكار ولا غبن ولا ظلم بوجه ما ما صح أن الزبير بن العوام -رضي الله عنه- وهو أحد العشرة المبشرين بالجنة، وأحد الستة أصحاب الشوري، وحواري رسول الله -صلي الله عليه وسلم- وابن عمته اشتري أرض الغابة، وهي أرض عظيمة شهيرة من عوالي المدينة بمائة وسبعين ألفًا (170000) فباعها ابن عبد الله بن الزبير -رضي الله عنهم- بألف ألف وستمائة ألف، أي مليون وستمائة ألف (1600000) أي أنه باعها بأكثر من تسعة أضعافها!
Mencari keuntungan sebanyak-banyaknya sampai berlipat-lipat ganda di benarkan oleh syar'i ( agama ) selama dalam proses dagang tidak terjadi penipuan, dholim , penimbunan dan hal lain yg tidak dibenarkan syar'i.
Hal ini diperkuat dengan cerita Zubair bin Awwam r.a. pernah melakukan transaksi jual beli dengan keuntungan mencapai 90 kali lipat.
وقال الغزالى فى الاحياء علوم الدين : 2/81 : فينبغى أن لا يبغن صاحبه بما لايتغابن به فى العادة. فأما أصل المغابنة فمأذون فيه لأن البيع للربح، ولا يمكن ذلك إلا بغبن ما. ولكن يراعى فيه التقريب. فإن بذل المشترى زيادة على الربح المعتاد إما لشدة رغبته أو لشدة حاجته فى الحال إليه فينبغى أن يمتنع من قبوله. فذلك من الإحسان. ومهما لم يكن تلبيس لم يكن أخذ الزيادة ظلما. إهــ
Imam al Ghozali dalam kitab Ihya' nya menerangkan pada dasarnya jual beli sendiri pada dasarnya adalah untuk tujuan mencari untung dan mengambil ke untungan.
Namun akan lebih baik apabila seseorang tidak mengambil keuntungan berlebihan sebab ada kalanya seseorang membayar dengan harga lebih karena sangat membutuhkan atau sangat menyukai nya.
Namun meski demikian mencari untung sebanyak banyaknya tetap di benarkan secara syar'i.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan