Nabi Sulaiman Raja Kacau namun Tawadhu'



Kaum Muslim siapa yang tak Kenal Nabi Sulaiman Alaihisalam, tentu semuanya mengenali sosok beliau. Beliau adalah Orang yang di anugrahi kekayaan materi, Istana Kerajaan plus Kehormatan, Beliau di utus sebagai raja bagi makhluk Allah pada zamannya, dan beliau kaya akan Bahasa. Menguasai bahasa Jin Ifrit, Demit siponakan Iblis, bahkan bahasa binatang dan Beliau sanggup berkomunikasi kepada mereka.



Nabi sulaiman adalah Raja dengan pasukan kuda yang hebat. Suatu ketika Nabi Sulaiman akan melintasi sebuah jalan, ternyata di jalan yang akan dilaluinya ada konvoi semut jalan sehat. Sulaiman tersadar jika saat itu Allah sedang ingin menguji kearifannya. 



Lalu raja semut berkata kepada anak buahnya, "Wahai pasukan semut Sulaiman akan melintasi jalan ini, mari kita pindah haluan, jangan sampai kita keinjak-injak Pasukan kudanya, dan sulaiman tidak melihat kita".



Mendengar itu Sulaiman sedikit tersinggung, secara beliau nabi yang menguasai semua bahasa kemudian dianggap tidak mengerti ujaran semut, beliau berujar dalam hati ; "Semut saja bijak menyelamatkan pasukannya dengan memberikan komandu agar tidak terinjak oleh pasukan kudaku yang hendak melintas" 



Kemudian beliau memberikan Instruksi kepada pasukan kudanya ; "Wahai kuda, Jangan lewat sini, di sini sedang ada konvoi pasukan semut yang sedang Jalan sehat, Ayo kita pindah haluan!"



Mendengar itu, semut berterima kasih kepada Sulaiman, dan berujar "Ternyata Sulaiman seorang nabi sungguhan sampai ia memperhatikan keselamatan pasukanku". Dan sebelumnya, si Raja semut bernadzar, "Kalau ternyata sulaiman adalah nabi sungguhan, jika aku beri hadiah pasti Sulaiman akan menerimanya". Benar saja nabi sulaiman menerima hadiah sebutir gula dari semut lalu memakan sebutir gula itu sambil menangis, beliau berujar dalam hati "Semut saja tahu akan rasa terima kasih". 



Kisah yang sama pun pernah dilakukan oleh Ratu Bilqis kepada Sulaiman, Suatu hari bilqis berujar, "Kalau Sulaiman adalah  Raja jika saya hadiahi emas pasti dia senang, kalau dia tidak senang berarti beliau nabi sungguhan". Bilqis belum tahu Kacaunya nabi Sulaiman, lalu si ratu Bilqis menyuruh anak buahnya menyusun emas ke dalam peti yang bagus dan di naikkan ke dalam kereta kuda, pokoknya mulia banget yang namanya emas bagi ratu Bilqis. Belum tahu dia; sulaiman raja yang kacau (mlete). 



Secara Sulaiman Nabi dan di utus Raja bagi setiap Makhluk Allah dapet laporan dong dari anak buahnya (burung), "Masbro; ratu bilqis mau kesini memberi hadiah engkau emas", mendengar kabar itu lalu Nabi Sulaiman berperintah pada anak buahnya jin ifrit "Cung, kacung, tolong roda kereta kuda ganti semua dengan emas, tong-tong sampah semua ganti dengan emas". Sulaiman emang si-Raja Kacau yang tawadhu'.



Lalu Berangkatlah utusan ratu Bilqis dengan hadiah emas yang dimuliakan ke Istana Sulaiman, Begitu utusan Bilqis sampai di istana, Melihat roda roda kereta kuda sulaiman dan tong-tong sampahnya yang ternyata terbuat dari Emas, puyeng kepala utusan tadi, mumet alias pening dia biyuh biyuh. Lalu uutsan disapa sama Sulaiman, "mau ngapain bosss???"; "mau antar paket Emas dari ratu Bilqis" ujarnya. Sulaiman menimbali "Sampean itu keliwat pinter atau bagaimana, emas di sini saya jadikan tong sampah dan roda kereta kuda kok saya dihadiahi emas sama ratu sampean. Bawa pulang sampaikan pada ratumu hadiahnya gak berguna bagiku.



Itulah ke-mlete-an (Ke-kacau-an / kenylenehan ) Nabi sulaiman. 



Masih ada lagi yang lucu dari kisah beliau. Nanti kalian datang lagi baca kisah ini karena akan saya lanjutkan disini.





Dilansir dari Tafsir Jalalain

Baca juga :
Pasang Iklan

Mau donasi lewat mana?

BSI a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (7310986188)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Alumni Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung - Blogger, Designer, Writer and Copy Creator.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK BSI 7310986188
an.Kholil Khoirul Muluk