Maksud Nasab Akhirat
Sahabat SantriLampung yang berbahagia, Orang tua adalah nasab jasmaniyah, sementara guru Agama adalah nasab ruhaniyah nasab ini berlaku sampai ke-alam akhirat, sementara nasab jasmani belum tentu, karena banyak nanti di akhirat antara anak dan orang tua berselisih saling menyalahkan, bahkan secara lahiriyah bisa putus nasab dikarenakan murtad. sementara kiyahi yang alim atau guru yang alim justru kelak akan memberi pertolongan kepada muridnya ketika berada di akhirat. Begitu sebaliknua murid yang alim yang ke-alimannya mengalahkan gurunya akan menolong guru gurunya.
Seorang Syaikhul ilmi memberikan nasihat kepada muridnya tentang sebuah keutamaan antara guru dan orangtua.
أُقَدِّمُ أُسْتَاذِىْ عَلَى نَفْسَ وَالِدِىْ وَاِنْ نَالَنِىْ مِنَ وَالِدِى الْفَضْلَ وَالشَّرَفَ
Artinya : Saya utamakan ustadzku dari orang tua kandungku, meskipun dari orang tuaku aku mendapatkan keutamaan dan kemuliaan.
Manusia hidup bukan hanya di dunia saja tapi juga akan hidup kekal kelak di akhirat, bila di dunia nasab kita adalah kepada mereka yang melahirkan kita, yang menyekolahkan kita, yang merawat kita, yang mengasuh kita; maka di akhirat nasab kita adalah mereka (para ustadz, kiyahi, syeikh lebih lebih hadrotus Syeikh) yang mengajarkan agama kepada kita.
Kita tahu bahwa hidup di dunia hanya sesaat, sementara hidup di akherat selamanya tanpa kematian, dan kita juga tahu bahwa kesenangan di dunia adalah palsu, sementara kesenangan di akhirat adalah hakiki, maka dari itu seorang ustadz seharusnya harus lebih di utamakan dari orang tua kandung yang tidak mengajarkan ilmu agama, namun kita tidak boleh meremehkan peran orang tua dalam perkembangan keagamaan kita, karena tanpa orang tua yang mendukung kita belajar ilmu agama; maka tidak akan bisa kita belajar agama pada seorang ustadz, jadi mereka berdua yakni ustadz dan orang tua kita adalah orang-orang yang wajib kita muliakan melebihi siapapun, adapun keterangan diatas ini hanya memberi gambaran kepada kita dimana letak kemuliaan mereka berdua, bukan bahwa orang tua yang tidak mengajarkan agama terus tidak harus kita muliakan, karena keterangan mengenai kewajiban birrul walidain walaupun mereka kafirpun banyak tersebar di kitab-kitab dan hadis-hadis.
Semoga bermanfaat, Ikutin terus blog kami, jangan lupa berbagi, karena berbagi ilmu itu sedekah, dan sedekah adalah sarana memperpanjang umur.
Ada kisah menarik Baca : Bapak yang sesungguhnya
Mbah Kholil Al Andalasi - Dinukil dari Kitab Ta'limul Muta'alim
Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan