Dzikir dicela Santai saja
Dzikir dicela santai saja. Sahabat SantriLampung yang dirahmati Allah, salah satu diantara kita mungkin pernah melihat orang berdzikir itu aneh, ya aneh anehlah pokoknya gerakannya. Aneh anehnya orang berdzikir itu boleh jadi merupakan ekspresi kegilaan hamba kepada tuhannya dan itu macam macam bentuknya. Ada juga dzikir yang dilakukan dengan gerakan yang gerakannya itu berasal dari guru mursyid.
Nah buat kalian pecinta dzikir, apa pun-lah jenis dzikirnya, saat dikatain aneh, dikatain sok alim, dikatain yang syeikh lah yang al mukaromlah, dikatain riya' dikatain gila santai saja, ini bukan hal baru, karena Rosulullah pernah bersabda ;
عن ابي سعيد الخزرى ان رسول الله قال اكثروا ذكرالله Øتى يقولوا مجنون رواه اØمد Ùˆ ابو يعلى
Dari abi sa'id al khudri, sesungguhnya Rosulullah bersabda "Perbanyaklah berdzikir kepada Allah, sehingga orang orang mengatakan kamu gila" dalam riwayat yang lain "Perbanyaklah berdzikir kepada Allah sehingga orang orang mengatakan kamu riya'" (HR. Ahmad dan Abu Ya'la).
Sederhananya telah seribu tahunan yang lalu Rosulullah telah menasihati kita jangan heran, ketika para munafikin dan para jahilin mengejek dengan sebutan riya', gila atau yang lainnya, tetap lanjutkan berdzikir dan tetap amalkan dzikiran yang merupakan ritual berharga, apalagi jika dzikir itu bersanad dengan mursyid yang jelas sandarannya sampai kepada kanjeng Nabi Muhammad.
Santai saja, jangan pedulikan apa kata dan akan dikatai apa pun saja, ingat saat kita berdzikir saat itu kita berhadapan dengan Dzat yang maha besar, Dzat yang menjamin cintanya kepada Ahli Dzikir.
SELALU INGATLAH PERINTAH ALLAH
Firman Allah swt.,
"Berdzikirlah kepada Allah sebanyak banyaknya." Yaitu pada malam hari maupun siang hari, di hutan, di sungai, ketika bersafar maupun saat di rumah, ketika kaya, maupun miskin, ketika sakit, ataupun sehat, singkatnya dalam setiap saat dan keadaan.
Al Hafidz Ibnu Hajar rah.a menulis dalam kitab 'Al Munabihat' bahwa Utsman ra. telah menafsirkan ayat; wakaana tahtahu kamzul lahumaa'. Artinya; Dan di bawahnya ada harta benda simpanan emas bagi mereka berdua. (yaitu kisah dua orang anak yatim dalam surat Al Kahfi).
Utsman ra. berkata, "Harta simpanan itu adalah sebuah papan yang terbuat dari emas yang tertulis tujuh baris kalimat yang terbuat dari emas yang artinya sebagai berikut:
(1) Saya heran kepada orang yang sudah tahu akan mati, namun ia masih sempat tertawa;
(2) Saya heran kepada orang yang mengetahui bahwa dunia itu akan binasa tetapi dia masih mencintainya;
(3) Saya heran kepada orang yang mengetahui bahwa semua sudah ditaqdirkan tetapi ia masih menyesali sesuatu yang lepas darinya;
(4) Saya heran kepada orang yang meyakini akan adanya hisab namun dia masih mengumpulkan harta kekayaan;
(5) Saya heran kepada orang yang mengetahui adanya neraka namun ia masih berbuat dosa;
(6) Saya heran kepada orang yang mengetahui Dzat Allah, tetapi ia masih menyebut-nyebut selain-Nya;
(7) Saya heran kepada orang yang sudah mengetahui adanya surga, tetapi dia masih mencari kesenangan di dunia.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan