Misi Hidup

Sahabat SantriLampung rohinakumullah, Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً

'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'– Q.S. Al-Baqarah [2]: 30.

ADA saat-saat dalam kehidupan setiap kita, manusia, ketika Allah meletakkan kita dalam sebuah suasana yang membuat kita merenung: kenapa hidup ini hanya terasa sebagai sebuah rutinitas? Bukan saja sebuah rutinitas, namun bahkan terasa mekanistik, semu, dan membosankan.

Pekerjaan terasa dangkal, rutin, dan mekanistik. Interaksi jadi cuma kewajiban sosial. Hobi dan kegemaran tidak lagi terasa dalam. Bahkan, ketika kita kembali ke pengajian untuk mencari kesegaran, agama dan khutbah tidak lagi terasa damai dan meneduhkan.

Dalam suasana hidup yang kering, mungkin pertanyaan akan mulai menyeruak: apa hidup ini sebenarnya? Kenapa saya begini, ada di sini. Untuk apa? Mengapa saya belum juga meraih kebahagiaan yang hakiki, kebahagiaan yang sempurna?

Di sini, kita membutuhkan pemahaman mengenai makna hidup: apa “hidup” itu sebenarnya. Namun, di sini dalil-dalil doktrin sudah tidak lagi menyegarkan. Kita membutuhkan pemahaman tentang makna hidup yang hakiki, jujur, benar, dan terasa hidup dalam hati. Kita membutuhkan sebuah pemahaman yang haqq.

Misi hidup kita sebagai kholifah Allah adalah meraih ridho-Nya dengan menunaikan segala perintah Allah dan meninggalkan segala apa yang dilarang-Nya itulah yang dapat membawa pada perjumpaan kepada Allah Azza wa Jalla. Syurga hanyalah bonus.

Baca juga :
Pasang Iklan

Mau donasi lewat mana?

BSI a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (7310986188)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Alumni Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung - Blogger, Designer, Writer and Copy Creator.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK BSI 7310986188
an.Kholil Khoirul Muluk