Polemik Nasab Rosulullah

Polemik Nasab, Debat Nasab, Nasab Nabi Muhammad

Berdasarkan catatan sejarah Lampung adalah salah satu Provinsi yang sejak awal menolak untuk mengakui nasab ba'alawi, yang melatarbelakangi tidak lain adalah cuan. Tetapi perlu sahabat ketahui bahwa kitab fiqih atau ta'lim yang menjadi sandaran refrensi pendidikan agama disekolah serta yang menjadi dasar hukum ibadah kalian, keluarga dan anak anak kalian dari sejak 224 abad yang lalu hampir seluruhnya dari karya karya ulama masyhur kalangan ba'alawi seperti "Sulam Safinatunnajah dan masih banyak yang lainnya. Bahkan hampir semua ulama di Indonesia; rantai sanad keilmuannya melalui ulama ulama dari kalangan ba'alawi termasuk juga Syeikhona Mbah Kholil Bangkalan lalu kemudian Hardrotussyeikh Mbah Hasyim Asy'ariy dan seterusnya sampai Hadrotussyeikh Mbah Maemoen Zubair.


Sahabat SantriLampung yang berbahagia dan yang senantiasa dibahagiakan Allah dalam setiap keadaan; Baru baru ini sedang ramai dan hangat tentang polemik nasab, polemik ini bukan yang pertama kalinya terjadi dahulu juga pernah terjadi. 

Lantas bagaimana kita menyikapi polemik nasab diatas? 

Polemik nasab, kita serahkan saja kepada Allah, tidak perlu dirawis (direspon) pendapat atau faham orang/kelompok yang ambisi dengan tesisnya immad itu. Biarkan mereka yang berargumen begini dan begitu tidak perlu ditanggapi. Toh! apa yang dibanggakan dari DNA J1 wong Abu Lahab dan juga Abu Jahal juga DNA-nya J1, Nasab bukan jaminan untuk masuk syurga. Lihat Ikhya' Bab Akhir. 

Biarkan saja mereka (kelompok Imad) dengan aksinya, nanti kalau sudah mati berhenti sendiri. Lebih bijak kita fokus saja berjuang memperjuangkan "Nasib husnul khotimah kita, dengan beribadah sesuai kapasitas keilmuan yang kita miliki". Wong mikir golek upo wis repot ora usah melu repot ribut nasab ritEk nggih!. ittiba' mawon dateng Hadrotus Syeikh Hasim Asy'ariy. Beliau Mbah Hasyim dalam kitab kitabnya banyak sekali menukil hadits-hadits yang sanad haditsnya berasal dari gurunya yang merupakan ulama masyhur dari kalangan ba'alawi.

Ingat Mati jauh lebih Berfahala dari berpolemik

Sahabat, kita harus selalu ingat bahwa sejatinya mati sangat dekat dengan kita, lebih dekat dari akrabnya hubungan kepada kekasih, bahkan masih lebih dekat dari jarak antara jasad dengan nadi. Petugas cabut nyawa setiap hari melirik kita sebanyak 70 kali. Jadi jangan sampai karena kita ikut ribut masalah polemik nasab malah menjadikan kita su'ul khotimah. Naudzubillah!

Selanjutnya terserah kepada pembaca, ingin mengikuti faham yang mana dari polemik nasab di atas, mau ikut immad nggih monggo, mau ikut mbah Moen nggih sumonggo kerso. Karena hal itu adalah hak prerogatif dari masing masing. Sekedar saran ikutilah Kiyahi yang jauh lebih sepuh yang keilmuan dan derajatnya sudah sampai kepada Hadrotussyeikh (Memahami, hafal Al Qur'an, kutubussittah dan kutubuttis'ah). Dan apa pun keputusan yang akan kalian ambil pada prinsip dan akhirnya kalian sendiri yang akan mempertanggungjawabkannya kelak.

Polemik itu biasa di Indonesia

Sahabat; di Indonesia sudah biasa, dan sering terjadi polemik, termasuk polemik politik firkoh (organisasi keislaman) antara hasyimiyah dan alawiyah, antara NU dan organisasi Islam lain yang saling serang dan mencari kesalahan, kemudian polemik antara tobaqoh alawiyah indonesia dan tobaqoh dari luar indonesia, polemik bid'ah-membid'ah yang gak rampung rampung, polemik dalam faham serta masalah sahih dan doifnya hadits, bahkan nabi palsu, manusia malaikat dll. Itu sudah biasa. Jadi biasa aja. Tidak usah ikut repot. Pokok ikut kata Gusdur "gitu aja kok repot". Ikuti jejak kiyahi kiyahi yang lebih arif seperti beliau Mbah Maemoen Zubair, Mbah Hasyim dll. 

Baca juga :

Sahabatku, dunia memang sudah seperti itu, semakin tua akan seperti itu, semakin ke arah kiamat semakin akan banyak polemik yang  memecah kemaslahatan ummat, kerusakan seperti bobroknya moral, lemahnya ilmu, hancurnya karakter muslim sejati dan tidak lagi menjunjung tinggi akhlak kepada sesama. Polemik dan kerusakan tersebut yang mengakibatkan perpecahan, memang sudah menjadi konsep dari Allah yang pada akhirnya akan memfungsikan Syurga dan Neraka. 

Sahabatku dunia ini mustahil isinya semuanya benar. Karena hal itu akan bertentangan dengan Sunnatullah. Puncak diantara puncaknya Ilmu yakni Allahu a'lamu bishowab Allah yang Maha lebih tahu, sehingga apa pun polemiknya kita pasrahkan kepada Allah yang jauh lebih mengetahui timbang kita.

Sahabat, disaat  kita memang sudah merasa berada di atas alur yang dirasa benar menurut kita, ya sudah; kita cukup bersyukur, tambah tawadhu'nya lalu berbesar hati dalam menyikapi polemik, luas akal dan fikiran dalam beranalisa, bergaya seperti gayanya Syeikh GusDur (gitu aja kok repot). Dengan begitu tidak perlu kita menyerang, mengadu domba, menjatuhkan marwah individu atau suatu golongan tertentu diranah publik. Toh secara prinsip Pertanggungan jawab nantinya akan kembali kepada masing-masing.


Nasihat untuk para Habib dan semua

Pembaca SantriLampung yang dihidayahi Allah; ada nasihat yang sangat baik untuk membekali diri agar menjadi pribadi lebih arif dan bijaksana. Nasihat ini dari beliau Habib Salimin bin Ahmad bin Abu Bakar Al Baghaits, 

  1. Hanya iblis yang selalu ingin dihormati
  2. Hanya iblis yang selalu minta disenangi
  3. Hanya iblis yang selalu minta dihargai
  4. Hanya iblis yang selalu minta dikagumi
  5. Hanya iblis yang selalu merasa benar
  6. Hanya iblis yang membanggakan diri
  7. Hanya iblis yang selalu merasa sempurna
  8. Hanya iblis yang menciptakan permusuhan
  9. Hanya iblis yang merasa Shalat
  10. Hanya Iblis yang merasa Berdzikir
  11. Hanya Iblis yang merasa Ahli Ibadah

Sahabat, jjadilah seperti Shulthonul Auliya Syeikh Abdul Qodir Al Jilani Qoddasallohu sirohul 'aziz, beliau merasa belum pernah melakukan pengabdian dan juga kebaikan sama sekali ketika ia hendak meninggal dunia padahal yang dalam pada itu derajat  amaliyahnya sudah pada tingkat Rajanya para Wali Allah.

Nasihat Mbah Moen tentang Habib

Habib itu macem macem, mereka ya seperti lumrahnya manusia, tidak semua lurus tetap ada yang salah tetapi bagaimanapun kenyataannya kita harus tetap hormat, dalam arti menjaga haknya dan tidak menyakiti dengan sikap ataupun dengan lisan.

Kalau Kamu mencintai Habaib karena ilmunya, Maka bisa jadi Kamu Akan membenci Habaib yang bodoh. Kalau Kamu mencintai Habaib karena ada kesamaan dalam ideologi, Maka bisa jadi Kamu akan benci Habaib yang Kontra dalam ideologimu. Kalau Kamu mencintai Habaib karena perbuatan Baiknya, Maka bisa jadi kau akan membenci Habaib yang tidak baik perbuatannya. Namun kalau Kamu mencintai Habaib karena Rosululloh, karena Allah dan karena dalam tubuhnya mengalir darah Rosulullah, Maka tidak akan ada satupun Habaib yang akan Kamu benci bagaimanapun kenyataannya. ITULAH CINTA SEJATI. (Syeikhona Maemoen Zubair).

image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
71705 24198 73913

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Anda mungkin menyukai postingan ini

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk