Riwayat Penulisan Al Qur'an
Sahabat SantriLampung rohimakumullah, Al Quran adalah kitab suci yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad sebagai rahmat dan petunjuk bagi kita yang beriman dan bertakwa, berikut adalah riwayat singkat penulisan Al Qur'an.
اعْلَمْ أَنَّ الْقُرْآنَ الْعَزِيزَ كَانَ مُؤَلَّفًا فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَلَى مَا هُوَ فِي الْمَصَاحِفِ الْيَوْمَ وَلَكِنْ لَمْ يَكُنْ مَجْمُوعًا فِي مُصْحَفٍ بَلْ كَانَ مَحْفُوظًا فِي صُدُورِ الرِّجَالِ فَكَانَ طَوَائِفُ مِنَ الصَّحَابَةِ يَحْفَظُونَهُ كُلَّهُ وَطَوَائِفَ يَحْفَظُونَ أَبْعَاضًا مِنْهُ
Sebenarnya Kitab Al-Qur’an sudah mulai ditulis pada masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana yang tercatat dalam Mushaf-mushaf yang kita dapati dewasa ini. Bagaimanapun pada masa itu ia belum dihimpun dalam bentuk sebuah Mushaf, kecuali dihafaz / dihafal dalam hati sejumlah manusia saja. Sejumlah sahabat ada yang hafaz seleruhnya dan ada pula yang hanya hafaz sebagiannya.
فَلَمَّا كَانَ زَمَنُ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَقُتِلَ كَثِيرٌ مِنْ حَمَلَةِ الْقُرْآنِ خَافَ مَوْتَهُمْ وَاخْتِلَافَ مَنْ بَعْدَهُمْ فِيهِ
Ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu menjadi khalifah dan banyak penghafaz Al-Qur’an terbunuh, dia nimbang mereka akan meninggal dunia semua dan terjadi perselisihan berkenaan dengan Al-Qur’an sesudah mereka.
فَاسْتَشَارَ الصَّحَابَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ فِي جَمْعِهِ فِي مُصْحَفٍ فَأَشَارُوا بِذَلِكَ فَكَتَبَهُ فِي مُصْحَفٍ وَجَعَلَهُ فِي بَيْتِ حَفْصَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا
Maka Abu Bakar bermusyawarah dengan para sahabat Radhiyallahu ‘anhu untuk mengumpulkannya dalam sebuah Mushaf dan mereka bersetuju dengannya. Kemudian Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu. menyuruh menulisnya dalam sebuah Mushaf dan menyimpannya dirumah Hafsah Ummul Mukminin Radhiyallahu 'anha.
فَلَمَّا كَانَ فِي زَمَنِ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَانْتَشَرَ الْإِسْلَامُ خَافَ عُثْمَانُ وُقُوعَ الْإِخْتِلَافِ الْمُؤَدِّي إِلَى تَرْكِ شَئٍّ مِنَ الْقُرْآنِ أَوِ الزِّيَادَةِ فِيهِ فَنُسِخَ مِنْ ذَلِكَ الْمَجْمُوعِ الْمَجْمُوعُ الَّذِي عِنْدَ حَفْصَةَ الَّذِي أَجْمَعَتِ الصَّحَابَةُ عَلَيْهِ مَصَاحِفَ وَبَعَثَ بِهَا إِلَى الْبُلْدَانِ
Ketika Islam sudah tersebar pada masa pemerintahan Usman Radhiyallahu ‘anhu dia takut terjadi perselisihan yang menyebabkan tertinggalkan sesuatu ayat dari Al-Qur’an atau terjadi penambahan di dalamnya. Kemudian Usman menulis/ menyalin kumpulan Al-Qur’an yang ada pada Hafsah dan disetujui oleh para sahabat dalam Mushaf-Mushaf dan mengirimkannya ke berbagai negeri
وَأَمَرَ بِاتِّلَافِ مَا خَالَفَهَا وَكَانَ فِعْلُهُ هَذَا بِاتِّفَاقٍ مِنْهُ وَمَنْ عَلِىِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ وَسَائِرِ الصَّحَابَةِ وَغَيْرِهِمْ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
Serta menyuruh melenyapkan tulisan yang bertentangan dengan itu. Tidakan ini disetujui oleh Ali bin Abu Thalib dan para sahabat lainnya. Mudah-Mudahan Allah Subhanahu wa ta’ala meridhoi mereka.
وَإِنَّمَا لَمْ يَجْعَلْهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فِي مُصْحَفٍ وَاحِدٍ لَمَّا كَانَ يَتَوَقَّعُ مِنْ زِيَادَتِهِ وَنَسْخِ بَعْضُ الْمَتْلُوِّ وَلَمْ يَزَلْ ذَلِكَ التَّوَقُّعُ إِلىٰ وَفَاتِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَلَمَّا أَمِنَ أَبُو بَكْرٍ وَسَائِرُ أَصْحَابِهِ ذَلِكَ التَّوَقُّعَ وَاقْتَضَتِ الْمَصْلَحَةُ جَمْعَهُ فَعَلُوهُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menjadikannya dalam satu Mushaf karena beliau membingkan terjadinya pertambahan dan penghapusan sebagian tulisan. Kebimbangan itu tersu berlangsung hingga wafatnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika Abu Bakar dan para sahabatnya lainnya merasa aman dari kebimbangan itu menghendaki pengumpulannya, maka para sahabat Radhiyallahu ‘anhu pun melakukannya.
وَاخْتَلَفُوا فِي عَدَدِ الْمَصَاحِفِ الَّتِي بُعِثَ بِهَا عُثْمَانُ فَقَالَ الْإِمَامُ أَبُو عَمْرٍو الدَّانِيُّ أَكْثَرُ الْعُلَمَاءِ عَلَى أَنَّ عُثْمَانَ كَتَبَ أَرْبَعَ نُسَخٍ ١ - فَبَعَثَ إِلَى الْبَصْرَةِ إِحْدَاهُنَّ ٢ - وَإِلَى الْكُوفَةِ أُخْرَى ٣ - وَالِى الشَّامِ أُخْرَى ٤ - وَحُبِسَ عِنْدَهُ أُخْرَى
Para ulama berlainan pendapat berkenaan dengan jumlah Mushaf yang dikirimkan Usman. Imam Abu Amrin Ad-Daani berkata, sebagian besar ulama mengatakan bahwa Usman menulis empat naskhah. Dia kirimkan sebuah maskhah ke Bashrah, sebuah ke Kufah dan sebuah ke Syam, sedangkan yang sebuah lagi disimpannya.
وَقَالَ أَبُو حَاتِمٍ السِّجِسْتَانِيُّ كَتَبَ عُثْمَانُ سَبْعَةَ مَصَاحِفَ بَعَثَ وَاحِدًا إِلَى مَكَّةَ * وَآخَرَ إِلَى الشَّامِ * وَآخَرَ إِلَى الْيَمَنِ * وَآخَرَ إِلَى الْبَحْرَيْنِ وَآخَرُ إِلَى الْبَصْرَةِ * وَآخَرَ إِلَى الْكُوفَةِ * وَحُبِسَ بِالْمَدِينَةِ وَاحِدًا وَهَذَا مُخْتَصَرُ مَا يَتَعَلَّقُ بِأَوَّلِ جَمْعِ الْمُصْحَفِ وَفِيهِ أَحَادِيثُ كَثِيرَةٌ فِي الصَّحِيحِ
Abu Hatim As-Sijistani berkata: Usman menulis tujuh Mushaf. Dia kirimkan sebuah Mushaf ke Mekah, sebuiah Mushaf ke Syam, sebuah Mushaf ke Yaman, Sebuah Mushaf ke Bahrain, sebuah Mushaf ke Bashrah, sebuah Mushaf ke Kufah dan sebuah Mushaf disimpannya di Madinah. Inilah ringkasan yang berkaitan dengan awal pengumpulan Mushaf.
وَفِي الْمُصْحَفِ ثَلَاثُ لُغَاتٍ ضَمُّ الْمِيمِ وَكَسْرُهَا وَفَتْحُهَا فَالضَّمُّ وَالْكَسْرُ مَشْهُورَتَانِ وَالْفَتْحُ ذَكَرَهَا أَبُو جَعْفَرٍ النَّحَّاسُ وَغَيْرُهُ
Berkenaan dengan cara menyebut kata Al-Mushaf ada yang membaca Mushaf, ada yang membaca Mishaf dan ada yang membaca Mashaf. Pendapat yang masyhur adalah dibaca Mushaf dan Mishaf. Bacaan Mashaf disebutkan oleh Abu Jaafar An-Nahaas dan lainnya.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan