Free will dalam Masalah Taqdir

Manusia diberi kebebasan sepenuhnya untuk berkehendak (free will), tetapi hasil akhirnya bukan ditentukan oleh upaya manusia itu sendiri, melainkan Allah lah yang menentukan. "Kebebasan" yang diberikan Allah kepada manusia ini hasilnya kelak akan dituntut pertanggung-jawabannya di akhirat, Bagi yang memilih perbuatan buruk, akan diberi ganjaran berupa siksa; sedangkan bagi yang memilih perbuatan baik, akan diberi ganjaran berbentuk nikmat.

Manusi hanyalah berupaya, Tuhan lah yang menentukan hasilnya.

Dengan demikian, keputusan apakah kita akan pergi ke mesjid atau ke tempat maksiat sermata-mata itu ditentukan oleh kehendak kita sendiri, Allah sama sekali tidak ikut campur. Allah hanya 'ikut campur dalam perkara yang menyangkut hasilnya'. Sampai tidaknya kita ke tempat yang akan dituju sepenuhnya ditentukan oleh Allah. Dari siní kita dapat mengerti, mengapa Islam mengajarkan bahwa niat yang baik akan díberí ganjaran. Dan juga mengapa Al-Qur'an mengatakan, bahwa kita terlarang merasa 'pasti', tetapi ucapkanlah 'insya Allah'. Demikian juga mengapa lslam mengajarkan untuk bersyukur bila tiba dengan selamat di tempat yang menjadi tujuan kita. 

Memang, permbahasan mengenai takdir seringkalí berakhir dengan ngambang. Hal iní mungkin disebabkan karena pada waktu membahasnya tidak dijiwai dengan : 

1. Al-Quran itu adalah merupakan pedoman hidup yang memberikan pelajaran / motivasi agar manusia dapat hidup bahagia, 
2. Ayat Al-Quran harus diterapkan pada situasi dan kondisi yang tepat, 
3. Al-Quran itu harus diperlakukan secara terpadu, artinya dalam menafsirkan suatu ayat kita harus juga membawa 6.236 ayat lainnya,
4. Ayat-ayat dalam Al-Qur'an tidak mungkin ada yang bertentangan antara satu dengan lainnya, 
5. Allah tidak akan pernah ingkar janji, apa yang sudah difirmankan-Nya dalam Al-Qur'an tidak mungkin akan dilanggar Nya.

Nah itulah pembahasan kita tentang free will atau kebebasan berkehendak yang hubungannya dengan taqdir. Semoga bermanfaat.

Bacajuga : Memahami Konsepsi Taqdir