Hakikat Ibadah kepada Allah

Hakikat Ibadah, Tujuan Ibadah, Urgensi Ibadah

Sahabat SantriLampung yang bertaqwa; Banyak dari manusia mengira bahwa ibadah tidak lepas dari sekumpulan penghambaan yang telah Allah perintahkan untuk dilaksanakan pada waktunya yang diketahui -seperti shalat, puasa, dan haji, dan dengan ini semuanya selesai- dan tidaklah masalahnya seperti yang diperkirakan oleh mereka.

Berapa waktu yang dibutuhkan untuk syi’ar-syi’ar penghambaan dalam sehari semalam ?, bahkan berapa banyak yang dibutuhkan dari usia manusia itu sendiri ?!

Jadi kemana sisa usianya ?, kemana sisa kemampuannya ?, dan di mana sisa waktunya ?, di mana anda bersedekah dan kemana anda pergi ?, apakah anda bersedekah untuk beribadah atau pada yang lainnya ?, dan jika anda akan bersedekah pada selain ibadah, lalu bagaimana akan terealisasi keberadaan manusia yang telah dibatasi oleh ayat dengan sempurna dalam beribadah kepada Allah ?, dan bagaimana akan terealisasi firman Allah Ta’ala:

قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين

“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (QS. Al An’am: 162)

Bahwa ibadah ini adalah masalah menyeluruh yang mendominasi kehidupan seorang muslim, maka dia pada saat bekerja di bumi untuk mencari rizeki ia sedang beribadah kepada Allah, karena Tuhannya telah memerintahkan akan hal itu dalam firman-Nya:

فامشوا في مناكبها وكلوا من رزقه وإليه النشور

“maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”. (QS. Al Mulk: 15)

Baca juga :

Dan ia pada saat tidur ia tidur agar menjadi kuat beribadah kepada Allah Ta’ala, sebagaimana ucapan Mu’adz bin Jabal -radhiyallahu ‘anhu-:

إني لأحتسب نومتي كما أحتسب قومتي  أخرجه البخاري ٤٣٤٢

“Sungguh saya berharap dari tidurku, apa yang saya harap dalam terjagaku”. (HR. Bukhori: 4342)

Maksudnya adalah ia berharap pahala dalam tidurnya sebagaimana ia berharap pahala saat terjaga untuk qiyamullail, bahkan seorang muslim tidak ridho kecuali ia menikmati makanan, minuman, pernikahan berada dalam timbangan kebaikannya, sebagaimana sabda Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-:

 وفي بضع أحدكم صدقة . قالوا: يا رسول الله أيأتي أحدنا شهوته ويكون له فيها أجر؟ قال: أرأيتم لو وضعها في الحرام أكان عليه وزر؟ قالوا: نعم . قال: فكذلك إذا وضعها في الحلال كان له أجر  أخرجه مسلم ١٠٠٦.

“Dan pada kemaluan salah seorang kalian terdapat sedekah. Mereka berkata: “Wahai Rasulullah, apakah salah seorang kami mendatangi syahwatnya dan ia mendapatkan pahala ?, beliau bersabda: “Tidakkah kalian melihat, jika ia menaruhnya pada yang haram, apakah ia menjadi dosa ?, mereka menjawab: “iya”. Beliau bersabda: “Begitu juga jika ia menaruhnya  pada yang halal, maka baginya pahala”. (HR. Muslim: 1006)

Dan cara untuk sampai pada tingkatan agung ini pada ibadah kepada Allah Ta’ala dengan cara seorang hamba menghadirkan mengingat Allah dalam kondisi ia sedang bekerja pada banyak sisi kehidupan, lalu ia bertanya pada dirinya: apakah berada pada tempat yang diridhoi oleh Tuhannya atau termasuk yang dimurkai ?, jika berada pada kondisi yang diridhoi maka bersyukurlah kepada Allah dan tambahlah kebaikannya, dan jika dalam kondisi sebaliknya, maka mintalah ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana kondisi hamba-hamba Allah yang bertaqwa yang Allah sifati mereka dalam firman-Nya:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ. أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal”. (QS. Ali Imron: 135-136)

image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk