Ternyata ini Alasan Donal Trump batasi Imigran di Texas

Ribuan Orang Texas LogIn Donal Trump Khawatir Texas menjadi Kota Timur Tengah di Amerika Serikat

 

Ribuan warga Amerika masuk Islam setelah berdemo di depan masjid di sebuah kota kecil di Amerika Serikat. Masjid An Nur menjadi pusat perdebatan yang memecah belah warga. Demonstrasi besar meletus di depan masjid dipenuhi oleh teriakan kebencian dan prasangka, namun di tengah riuhnya konflik; sesuatu yang luar biasa terjadi, kebaikan dan kesabaran komunitas muslim mulai mengubah hati para demonstran yang awalnya penuh amarah. 

Sebelum menikmati cerita ini Mari kita bersama-sama besholawat kepada Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam "Allahumma sholli ala Muhammad wa Sallim" sebagai bentuk rasa cinta dan penghormatan kita kepada beliau junjungan dan tauladan kita.

Di sebuah kota kecil di pinggiran negara bagian Texas berdiri sebuah masjid sederhana bernama An Nur, Masjid itu menjadi pusat kegiatan komunitas muslim yang jumlahnya tidak terlalu banyak, hanya sekitar 200 orang, mereka adalah penduduk dari berbagai latar belakang etnis, beberapa diantaranya merupakan imigran dari Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika. Namun di tengah harmoninya komunitas muslim ini beberapa kelompok masyarakat setempat merasa tidak nyaman dengan keberadaan mereka. 

Masjid An Nur menjadi sorotan ketika media lokal memberitakan bahwa masjid tersebut akan mengadakan acara terbuka untuk memperkenalkan Islam kepada masyarakat setempat, namun beberapa orang salah paham dan menganggap acara itu sebagai upaya untuk mengislamkan kota kecil mereka, rumor ini menyebar dengan cepat terutama melalui media sosial, dalam waktu singkat sebuah kelompok anti Islam memutuskan untuk mengadakan aksi unjuk rasa di depan masjid sebagai bentuk protes. 

Awal aksi unjuk rasa. Pada hari yang telah ditentukan ratusan orang berkumpul di depan masjid An Nur mereka membawa spanduk dengan berbagai tulisan seperti "tolak Syariah Amerika untuk semua bukan untuk Islam" dan hentikan pengaruh asing.

Beberapa di antara mereka berteriak-teriak sementara yang lain hanya berdiri diam dengan ekspresi penuh kecurigaan. Namun komunitas muslim yang berada di masjid menyambut para demonstran dengan tenang, imam masjid seorang pria paruh baya bernama Ahmad karim memutuskan untuk menghadapi situasi itu dengan damai, ia dengan beberapa anggota masjid keluar dari bangunan dengan membawa botol-botol air mineral dan beberapa makanan ringan, "silakan minum cuaca sangat panas hari ini." ujar Imam Ahmad sambil membagikan air kepada beberapa orang yang berada di barisan depan kerumunan. Para demonstran terkejut beberapa dari mereka bahkan ragu untuk menerima tawaran itu, tetapi rasa haus membuat mereka akhirnya menerima botol botol tersebut. 

Seorang wanita muda bernama Sarah salah satu pemimpin demonstrasi maju ke depan dan berkata dengan nada skeptis, "Apa maksud kalian melakukan ini?, kami disini untuk memprotes kalian bukan untuk berteman", Ahmad tersenyum dan berkata "Kami di ajarkan untuk berbuat baik kepada semua orang, bahkan kepada mereka yang tidak sependapat dengan kami"., jika anda ingin mendengar; pintu masjid ini selalu terbuka untuk dialog, sebuah ajakan yang tidak biasa. 

Tindakan Ahmad membuat suasana mulai berubah, tidak semua demonstran tetap berteiak-teriak, beberapa dari mereka mulai bertanya-tanya tentang ajaran Islam yang sebenarnya. Setelah beberapa jam unjuk rasa mulai mereda dan sebagian dari demonstran memilih untuk pulang. Namun sarah dan beberapa orang lainnya tetap tinggal, rasa penasarannya membuatnya ingin tahu lebih banyak tentang Islam. 

Baca juga :

Apa yang kalian lakukan di dalam masjid itu? tanya sarah kepada Ahmad; Setiap hari kami shalat memohon kepada tuhan untuk kedamaian dunia dan keselamatan semua orang termasuk anda, jawab ahmad. Jawaban itu membuat sarah terdiam, ia merasa ada ketulusan dalam jawaban ahmad yang tidak pernah ia dengar dari orang lain. 

Apa kami boleh masuk ke dalam, bukan untuk ibadah tapi ingin melihat apa yang kalian lakukan di dalam? tanya sarah dengan ragu-ragu. tetntu saja boleh masjid ini terbuka untuk siapa saja, jawab ahmad dengan ramah. Sarah dan lima orang teman lainnya masuk ke dalam masjid An Nur mereka disambut dengan kehangatan oleh para jemaah yang sedang beristirahat setelah salat. Ahmad memandu mereka melihat-lihat ruangan masjid menjelaskan Bagaimana umat Islam salat serta nilai-nilai dasar dalam Islam seperti kejujuran, kasih sayang dan perdamaian. 

Kami hanya ingin hidup damai seperti halnya anda semua. Islam bukanlah agama yang penuh kebencian seperti yang sering digambarkan oleh media, ujar ahmad di akhir tour singkatnya. Sarah merasa bahwa apa yang di dengar tentang Islam selama ini mungkin tidak sepenuhnya benar. ia mulai mengajukan pertanyaan pertanyaan sederhana, seperti mengapa umat islam berpuasa, apa arti shalat, dan mengapa perempuan muslim sering mengenakan hijab?, Ahmad menjawab pertanyaan dengan sabar dan jelas. hari itu sarah pulang dengan pikiran yang dipenuhi pertanyaan baru, ia merasa ada sesuatu yang berbeda dari yang ia temukan di masjdi itu,  sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Perubahan sikap, seminggu setelah unjuk rasa pertama, kelompok demonstran kembali berkumpul di depan masjid namun kali ini jumlah mereka lebih sedikit dan suasana terasa lebih tenang. Sarah kembali hadir, tetapi kali ini ia tidak membawa spanduk atau berteriak-teriak. sebaliknya ia membawa selembar kertas yang penuh dengan pertanyaan tentang Islam. ketika Ahmad melihat Sarah datang ia menyapanya dengan hangat, selamat datang kembali sarah, apa yang dapat saya bantu hari ini? sarah menyerahkan kertas kepada ahmad, bisakah anda menjelaskan ini kepada saya?, saya ingin tahu lebih banyak. ahmad mengangguk. dan mengajak beberapa temannya masuk ke dalam masjid, kali ini mereka menghabiskan waktu lebih lama untuk berdiskusi, ahmad mengenalkan kepada mereka kepada beberapa anggota komunitas muslim yang menceritakan pengalaman hidup mereka sebagai muslim di amerika. 

Salah satu cerita yang yang menarik perhatian sarah adalah kisah seorang pria bernama Malik, yang dulunya adala seorang narapidana, tetapi menemukan kedamaian dalam Isam. 

Islam mengubah hidup saya kata malik dengan mata yang berbinar, dulu saya penuh kemarahan dan kebencian tetapi sekarang saya merasa damai, cerita cerita seperti ini menyebar dikalangan demonstran, dan dalam waktu singkat jumlah mereka yang tertarik untuk datang ke masjid semakin banyak. 

Beberapa dari mereka hanya ingin tahu tetapi yang lain benar benar ingin mempelajari Islam lebih dalam. Sarah menjadi salah satu orang yang paling aktif. Ia mulai membaca Al Qur'an terjemahan dalam bahasa inggris yang diberikan ahmad dan semakin sering bertanya tentang Islam, semakin ia belajar semakin ia merasa ada kebenaran dalam ajaran agama ini, yang selama ini tidak ia sadari.

Islam mengajarkan keadilan, kasih sayang dan kedamaian, semua ini adalah nilai nilai yang saya cari selama ini, kata sarah kepada Ahmad suatu hari. Ahmad hanya tersenyum. Bersambung...

Nanti kesini lagi ya, kisah ini pada akhirnya menarik ribuan orang masuk Islam di texas, hingga Donal Trump mengeluarkan sikap sebagaimana tajuk di atas.


image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
71592 24141 73800

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk