Kenapa Muru'ah harus dijaga
Dalam konteks masyarakat saat ini, media komunikasi menjadi begitu mudah kita gunakan untuk mengekspresikan gagasan, pandangan serta penilaian-penilaian kita terhadap sesuatu.
Tidak hanya kalangan ibu rumah tangga, Kyai, anregurutta, Doktor, Professor serta berbagai lapisan sosial masyarakat lainnya bertindak sebagai subjek berita memanfaatkan media yang ada seperti media sosial yang trending belakangan ini. Terkadang kita tidak bisa membedakan antara mana “status” seorang santri dan mana “status” yang di publikasikan oleh kyainya, sebab sama sama mengeluarkan nasihat (misalnya). Pada kondisi seperti ini tidak ada persoalan karena muara kebajikan. Namun ketika yang terjadi sebaliknya, semisal berisi hujatan dan makian terhadap seseorang maka hal ini menjadi berbahaya, sebuah hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang berbunyi :
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
Diantara kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.
Sejatinya kita harus menjaga aib dan keburukan orang lain jika memang ada, sebab belum tentu kesejarahan kita lebih baik dari orang yang kita olok-olok.
Percayalah, sebaik-baik penjaga adalah Allah, dan sebaik baik pemberi balasan adalah Allah.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan