Cinta sebagai Dasar Gerakan Semesta
Sahabat SantriLampung rohimakumullah, setiap sesuatu memiliki dasar, "cinta" merupakan salah satu dasar dari segala sesuatu, dengan dasar cinta kehendak atau gerakan itu terjadi. Inilah cinta sebagai dasar dari setiap gerakan.
Ø Cinta sebagai dasar setiap gerakan
Menurut Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah, gerakan terbagi dua :
Pertama, gerakan atas kehendak – gerakan ini timbul karena cinta. Tidak sesuatu pun yang mau menghendaki sesuatu yang tidak ia cintai. Jadi, jika Allah SWT menghendaki sesuatu, maka pasti Ia mencintainya, atau mencintai konsekuensinya ;
Kedua, gerakan terpaksa dan alami, yang mengikuti gerakan atas kehendak. Tidak akan ada gerakan alami di ala mini yang tidak mengikuti kehendak Sang Pencipta. Jika demikian halnya, semua gerakan kembali pada gerakan atas kehendak. Semua gerakan di alam ini mengikuti kehendak dan cinta. Dengan cinta dan karena cinta bergeraklah ala mini. Inilah alasan bagi tindakan dan tujuan. Alam-atas dan alam –bawah sadar tidak akan bergerak selain disebabkan oleh kehendak dan cinta, yang menjadi tujuannya. Bahkan, hakikat cinta adalah gerakan jiwa pencinta menuju yang dicintainya (kekasihnya). Artinya, cinta adalah gerakan yang tak pernah berhenti.
Ø Cinta sebagai dasar kebencian
Cinta dan kehendak juga merupakan asal atau dasar bagi kebencian atau ketidaksukaan. Sebab, kebencian atau ketidaksukaan akan menolak adanya sesuatu yang dicintai. Suatu tindakan dilakukan karena dua hal, yakni : untuk meraih keberadaan ataueksistensi sesuatu yang dicintai dan untuk menolak sesuatu yang dibenci. Sementara itu, menolak sesuatu yang dibenci juga dilakukan karena adanya sesuatu yang dicintai. Artinya, semua tindakan kembali kepada eksistensi atau keberadaan sesuatu yang dicintai. Contoh : Amir menolak makan daun papaya yang pahit, karena ia membenci rasa pahit. Ia membenci rasa pahit, karena ia mencintai rasa manis. Artinya, ia tidak akan membenci rasa pahit jika tidak ada rasa manis. Hal ini juga berarti : kebenciannya kepada rasa pahit, karena adanya rasa manis yang dicintainya.
Cinta dan kehendak adalah asal (dasar) dan pemicunya. Maka, tidak akan tindakan selain dengan cinta dan kehendak, termasuk mencegah hal-hal yang dibenci. Allah SWT mencegahnya dengan kehendak dan cinta kepada kebalikannya, yakni kelezatan yang ada dalam pencegahan seperti ada kelegaan hati dalam redanya rasa marah. Jadi, marah diciptakan karena adanya kelezatan dalam pencegahannya, adanya penyakit yang diciptakan karena adanya kelezatan dalam kesembuhannya, dan juga adanya obat yang pahit untuk meraih kelezatan kesembuhan.
Gerakan alam-atas dan alam-bawah, juga gerakan semua yang ada di antara keduanya, adalah sesuai dengan perintah (amr)-mungkin perintah agama yang dicintai dan diridhoi oleh Allah SWT, atau mungkin perintah alam (hukum alam) yang merupakan takdir dan ketentuan-Nya. Allah SWT tidak memberika ketentuan dan takdir begitu saja dengan sia-sia, tetapi selalu ada hikmah dan tujuan terpuji di dalamnya. Selalu ada konsekuensinya, berupa hal-hal yang tujuannya dicintai Allah SWT, meskipun Daia membenci sebab-sebab dan prinsip-prinsipnya. Misalnya saja, Allah SWT menyukai pengampunan, meski Dia membenci hamba-hamba-Nya yang bermaksiat.
Dia mencintai penutupan (aib), meski Dia membenci hala-hal yang Dia tutupi pada diri hamba-Nya. Dia mencintai pembebasan, meski Dia membenci sebab yang mebuat orang yang Dia bebaskan masuk neraka. Dia mencintai pemafaan, ssebagaimana disebutkan dalam hadist Nabi saw, yang menyatakan : “Ya Allah, Engkau mencintai pemafaan, maka maafkanlah aku!”. Meskipun demikian, Dia membenci dosa-dosa yang Dia maafkan. Dia mencintai orang-orang yang bertobat dan tobat mereka, meski Dia membenci berbagai perbuatan maksiat yang mereka tobati. Dia mencintai jihad dan para pelakunya, bahkan merupakan makhluk yang paling DIa cintai, meski Dia membenci tindakan orang-orang yag mereka perangi.
Semoga bisa difahami dan menjadi tambahan ilmu yang manfaat.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan