Kaidah yang diperselisihkan

الْمَانِعُ الطَّارِئُ هَلْ هُوَ كَالْمُقَارِنِ


``Halangan yang datang kemudian, apakah dia seperti bercampur (dengan yang dihalangi) atau tidak.

Dalam hal ini ada beberapa khilaf (perbedaan pendapat).

Diantara uru` yang ada dalam faedah ini adalah:


Baca juga :

الطَّارِئَ كَالْمُقَارِنِ


Contoh:

Menambah air sehingga menjadi banyak terhadap air yang musta`mil; sembuhnya orang yang istihadhoh ditenga-tengah menjalankan shalat; murtadnya orang yang sedang ihrom; niat maksiat dalam berpergian taat, maka: Hukum air menjadi suci dan dapat mensucikan; shalatnya batal, demikian juga ihromnya, dan tidak ada rukshoh bagi musafir yang demikian.


Diantara contoh dari:

الطَّارِئَ لَيْسَ كَالْمُقَارِنِ

Datangnya air ditengah-tengah shalatnya orang bertayamum: melakukan maksiat ditengah perjalanan taa; niat berdagang setelah membeli barang-barang (yang semula tidak dimaksudkan untuk berdagang), maka hukumnya: Shalat tidak batal; bagi musafir tetap dalam rukhsoh, sedangkan bagi pembeli barang kewajiban zakatnya tidak dihitung mulai dari waktu pembelian barang-barang, tetapi dari saat adanya niat berdagang.


image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
73205 25014 75414

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk