Tingkatan Puasa
Sahabat pembaca SantriLampung yang dirahmati Allah, pada kesempatan yang berbahagia ini ananda ingin menjelaskan tentang tingkatan puasa.
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Barangsiapa berpuasa dibulan Ramadhan penuh dengan keimanan dan keikhlasan maka diampuni dosa dosanya yang telah lalu.
Perlu diketahui bahwa puasa itu mempunyai tiga tingkatan yaitu;
- Puasanya orang awam,
- Puasanya kaum khusus (khos) dan
- Puasanya kaum yang sangat khusus (khos fil khos).
Adapun puasanya orang awam ialah menahan perut dan kemaluan dari menunaikan syahwatnya. Puasanya kaum khusus yaitu menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan seluruh anggota badan dari perbuatan yang berdosa.
- Memalingkan pandangan dari semua yang tercela menurut syara'
- Memelihara lidah dari berdusta, mengumpat, namimah, sumpah palsu dan kejahatan lisan lainnya.
- Mencegah telinga dari mendengarkan yang makruh
- Mencegah anggota badan dari hal hal yang makruh, menjaga perut dari makanan yang syubhat
- Tidak memperbanyak makanan saat berbuka puasa sampai kekenyangan karena "Tidak ada sebuah wadah yang lebih dibenci oleh Allah daripada perut yang dipenuhi oleh makanan yang halal (kekenyangan)".
Sedangakan puasanya kaum yang sangat khusus yaitu puasanya hati dari kesibukan duniawi dan pemikirannya lalu mencegahnya dari hal hal selain Allah secara keseluruhan.
Nilai puasa menjadi batal akibat melanggar larangan larangan yang telah ditetapkan dalam berpuasa. Sebagaimana sabda Rosulullah berikut;
خمس يفطرن الصائم الكذب والغيبة والنميمة واليمين الكاذبة والنظر بشهوة
Lima hal yang dapat menghilangkan pahala orang berpuasa, yakni; berbohong, menggunjing, mengadu domba, bersumpah palsu, dan memandang dengan syahwat.
Pada tingkatan puasa yang lebih khusus ini, semua anggota tubuh harus dijaga dari melakukan segala tindak kemaksiatan.
Hendaknya seseorang tidak makan terlalu banyak dari makanan yang halal supaya tidak memenuhi perut, karena tidak ada satu tempat yang penuh yang paling dibenci Allah kecuali perut. Patutlah hati seseorang menjadi bimbang antara harapan dan ridho Allah dan rasa takut apakah puasanya diterima atau hanya lapar, haus, dan payah.
Dikatakan : "Adakalanya seseorang tidak menghasilkan apa apa dari puasanya, kecuali lapar dan payah, karena yang dimaksud oleh puasa adalah menekan syahwat dan bukan hanya terbatas ketiadaan makan dan minum. Barangkali ia memandang yang terlarang, melakukan ghibah, namimah, atau berdusta. Maka semua itu dapat membatalkan puasa."
Itulah beberapa tingkatan puasa yang dapat kami paparkan, semoga dapat menjadi tambahan ilmu manfaat dunia hingga akhirat amiiin.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan