Maling dalam Shalat

Assalamu'alaikum Sahabat SantriLampung ada seorang Ulama Faqih bernama Abu Laits as-Samarkandi beliau bercerita bahwa Salman al-Farisi menyampaikan sebuah hadits:

"Shalat adalah ukuran. Barangsiapa memenuhi ukuran tersebut maka dipenuhilah kebutuhan orang tersebut. Barangsiapa mengurangi ukuran, maka Aku telah mengetahui kamu sekalian."  

Yang dimaksud dengan "ukuran" adalah sampai di manakah kekhusyukan kita di dalam shalat. Sebab yang dinilai dalam shalat adalah kekhusyukannya. Standar shalat adalah bila kita melakukan shalat semestinya harus khusyuk mulai dari takbir sampai salam. Hati harus ingat kepada Allah. Untuk mencapai kekhusyukan itu kita harus merenungi makna dari bacaan shalat. Jika kita ingat kepada Allah hanya waktu takbir saja, bisa jadi pahala kita hanya pada waktu ingat itu saja.

Diriwayatkan dari Imam Hasan al-Basri bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, 

"Akan kuberitahukan kepada kalian semua tentang seburuk-buruk manusia. Orang yang paling jelek adalah orang yang mencuri sebagian dari shalatnya." Sahabat bertanya, "Dalam keadaan bagaimanakah seseorang disebut mencuri sebagian dari shalatnya?" Rasulullah menjawab, "Yaitu orang yang tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya dalam shalat."

Hadits ini memerintahkan kita agar melakukan ruku' dan sujud dengan tumakninah.

Memunculkan kekhusyukan memang berat. Karena itu perlu dilatih, minimal bisa kita tempuh dengan mencoba mengerti dan mengangan-angan makna atau arti bacaan salat. Kalau kita tidak mengetahui makna bacaan dalam salat, maka akan sulit bagi kita untuk khusyuk. 

Mestinya kita merasa aneh, shalat jungkir balik tetapi tidak tahu makna yang kita baca. Tidakkah kita tahu bahwa shalat itu adalah bentuk komunikasi hamba dengan Allah. Bagaimana mungkin kita berkomunikasi dengan Allah tapi kita tidak tahu maksud yang kita bicarakan di hadapan Allah? Sahabat Mas'ud meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, 

Baca juga :

"Barangsiapa yang shalatnya ternyata tidak bisa membawanya kepada kebaikan dan mencegahnya dari kemungkaran, maka shalat yang dilakukan itu menambah jauh dari Allah." 

Yang termasuk golongan ini adalah orang-orang yang tidak mampu khusuk dalam shalatnya. Ketidakmampuan khusyuk antara lain karena tidak ada usaha sama sekali untuk konsentrasi berkomunikasi dengan Allah, atau sudah berusaha untuk khusyuk tetapi tidak bisa. 

Ibadah shalat memiliki keistimewaan yang luar biasa. Rasulullah mengatakan kepada para sahabat, 

"Telah sampai kepadaku bahwa Tuhanmu bangga dengan tiga orang. Siapakah orang itu? Laki-laki yang berada di tempat asing kemudian mengumandangkan adzan dan mendirikan salat. Lalu ia salat sendirian". Kemudian Allah berfirman : "Perhatikanlah hai Malaikat-Ku kepada hamba-Ku yang tidak ada yang melihatnya kecuali Aku. Hendaklah turun tujuh ribu malaikat dan hendaklah melakukan shalat di belakangnya."

 

Laki-laki yang mendirikan shalat malam kemudian shalat dalam keadaan sendirian dan bersujud kepada Allah, kemudian tidur dalam keadaan sujud, lalu Allah berfirman:

"Perhatikanlah olehmu wahai Malaikat terhadap hamba-Ku ini, nyawanya ada pada-Ku dan jasadnya sujud kepada-Ku."

Kemuliaan seorang mukmin apabila ia tidak meminta-minta kepada manusia dan kemuliaan seorang mukmin adalah shalat pada tengah malam.

Masihkah kita mengidentifikasi diri sebagai seorang pencuri dalam shalat? Tidakkah kita merasa Allah sedang menunggu keseriusan kita berkomunikasi dengan-Nya?

Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
74616 25739 76825

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk