Wahai Orang Tua ZamaNOW
Aku hanyalah bocah yang sedang menginjak usia kepala 3, tuna talenta, tuna aksara, tuna wicara, pokoknya multi tuna deh. Dan tulisan ini terbit karena Hidayah dan Keridhoan Allah ta'ala. Tanpa itu aku hanyalah se-ongok jasad yang gak mampu berbuat apa apa.
Wahai orang tua zamaNOW, sadar atau tidak, kita berada pada zaman yang ekstra ekstrim. Media media kemaksiatan kini merajalela yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Sesakti apa pun pakar IT tak akan sanggup meniadakan atau menghilangkan media media yang selalu berdampingan dengan kemaksiatan.
Wahai para orang tua zamanNOW, anak-anak kita boleh jadi akan menjadi anak anak penggagal kita masuk Syurga. Lihatlah mereka, lebih gandrung dengan gadget (smartphone) dibanding dengan Al Qur'an atau ilmu ilmu Islam. Di hadapan kita bisa saja mereka membuka aplikasi aplikasi yang wajar, tapi di luar pengawasan kita, bisa saja ia mengkses hal hal diluar kewajaran bahkan melanggar dari ketetapan Allah, Aplikasi untuk zina merajalela, game akan lebih banyak memubazirkan waktu anak anak kita, setiap hari game tanpa kenal bosan padahal gak ada faedahnya. Itu anak anak kita, tantangan yang gue bilang ekstra ekstrìm gaessss... bagaimana cucu cicit kita nanti dengan tantangan di zamannya... Akankah mereka akan menjadi pengantar kita ke syurga atau justru penggagal kita masuk syurganya Allah.
Jangan lengah lagi pasrah, wahai orang tua zamanNOW!, sadarlah dari lelapnya ketidak sadaran. Anak bukan untuk dirajakan, bukan untuk dimanjakan, gemblEng mereka, untuk membaca, suplai buku buku agama, Misal bapak/Ibu selepas kerja, panggil anak nak tolong bacakan bapak ini, atau nak tolong bacakan ibu ini, ini pengalaman saya dulu waktu kecil, ini yang kata ibuku, berkasih sayang dibidang Ilmu, Anak baca, Ibu Bapak dan anak menjadi mengerti sebuah ilmu, yang baca 1 yang paham 3, enak bukan memiliki keluarga berilmu?. Bagaimana jika anak enggan melakukannya?, Ancam anak dengan sentilan! "Nak, Anak Durhaka itu masuk neraka, kalau cita-citamu neraka abaikan saja perintah ini nak". Kita harus cerdas bagaimana caranya Anak tahu satu ilmu dalam satu hari. Bila perlu hal semacam ini diprogram dalam keluarga... hari ini anak baca, besok ibu yang baca, besoknya lagi bapak yang baca. Cara ini dirasa efektif mewujidkan keluarga berilmu di zaman ekstra ekstim. Mumpung belum terlambat.
Tapi gus, Anak saya masih kecil; itu sangat bagus karena daya Ingatnya masih baik, Anak saya udah bujang/gadis; tak menjadi masalah; untuk ilmu tetap bernilai Jihad. Belum lagi 1 hurufnya setara 1000 dirham, satu ilmu beribu ribu dirham... kebahagiaan yang luar biasa bukan ketika kita mendapat ribuan dirham dari anak, atau sebaliknya kita orang tua dapat memberi ribuan dirham pada anak hanya dengan berbagi ilmu.
Kalau sudah seperti saya ini, sudah sangat besar sekali keterlambatan dan penyesalannya. Dulu saya sering males kalau disuruh ibuku baca baca kisah Syeikh Abdul Qodir Al Jilani, Imam Al Hakim, Maryam bin Imron, Rabi'an Al adawiyah, kisah kisah para nabi dan lain lain... Seratus rupiah pun aku belum pernah bisa kasih ibuku dari hasil keringatku sendiri... beliau sudah lebih dahulu menghadap Allah... dan penyesalanku hanya aku kirim melalui surat-surat, juz dan juz... yang aku sendiri tak tahu apakah itu sampai pada ibuku atau tidak.
Bangkitlah wahai orang tua zamaNOW. Canggih memang teknologi dan kemajuannya tapi dibalik semua itu Tantangan zaman juga semakin edan. Satu contoh... Zina kini bisa dilakukan jarak jauh. Papua sumatera selatan. Ukraina Jakarta seterusnya dan seterusnya...
Lihat zaman... Hati-hati... dunia hanya sesaat, jadikan setiap detiknya berarti disisi ilaahi.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan