Sosok Wanita Tercantik


Sahabat SantriLampung Inilah istri salah seorang Ulul 'Azmi, bapak para nabi yaitu Nabi Ibrahim (Al Khalilurrohman) 'alaihis salam. Ketika perintah Ilahi tentang risalah turun kepada Ibrahim dan diperintahkan untuk menyampaikannya, Ibrahim hijrah ditemani istrinya Sarah dan keponakannya Luth. Beliau berangkat dari Irak menuju Baitul Maqdis. Mereka menetap di daerah bernama Harran, dekat Syam. Pada saat itu, kondisi kaumnya menyembah 7 bintang dan melakukan kesyirikan dengan menyembah patung-patung.

Sarah merupakan wanita yang berbicara dengan malaikat Allah dan para malaikat berbicara dengannya tentang kabar gembira yang membuatnya tertawa bahagia. Allah 'Azza wa Jalla menganugerahi nikmat yang bisa ia lihat dengan mata kepalanya dan tetap berkah sepeninggalannya hingga waktu yang dikehendaki Allah. Seorang wanita yang mengasuh Maryam, ibu nabi Isa. Seorang wanita yang mandul, tidak bisa melahirkan, namun memiliki wajah yang cantik dan bentuk tubuh yang indah.

Sarah diberi kecantikan yang luar biasa. Ibnu Asakir rahimullah meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah bersabda, "Yusuf dan Sarah diberi separuh keindahan (ketampanan dan kecantikan)". Diriwayatkan hadits dari sanad Rabi'ah Al-Jurasy yang berkata, "Keindahan dibagi menjadi dua. Satu bagian untuk Sarah dan Yusuf. Satu bagian lagi untuk seluruh manusia".

Ibnu Abbas berkata, "Allah 'Azza wa Jalla membagi keindahan (ketampanan dan kecantikan) ke dalam sepuluh bagian. Tiga bagian untuk Hawwa, tiga bagian untuk Sarah, tiga bagian untuk Yusuf dan satu bagian untuk seluruh manusia". Bisa dibayangkan, bahwa Sarah adalah wanita tercantik di dunia dan paling besar cemburunya.

Ketika kecantikan Sarah terdengar oleh raja Mesir. Raja Mesir berusaha untuk memegang Sarah dengan tangannya, namun tangannya terbelenggu. Sang raja berkata, "Berdoalah kepada Allah untukku! Jika itu kamu lakukan maka aku tidak akan mengganggumu". Sarah pun berdoa kepada Allah dan raja terlepas.

Baca juga :

Ternyata sang raja berusaha kembali memegang Sarah, namun tangannya terbelenggu lebih keras lagi. Raja meminta Sarah berdoa kepada Allah. Alhasil, raja memberi hadiah kepada Sarah budak wanita bernama Hajar.

Karena Sarah mandul, hingga tua mereka tidak mempunyai anak. Sarah meminta budak wanitanya Hajar agar dinikahi suaminya dan mempunyai keturunan bernama Ismail. Lengkap sudah kebahagian Sarah, Hajar dan Ibrahim atas kehadiran Ismail yang kelak akan meneruskan dakwah nabi Ibrahim.

Ketika kemustahilan menyelimuti Sarah, dia diberi kabar gembira oleh para malaikat. Sarah akan mempunyai keturunan. Firman Allah QS. Hud: 73, "Apakah kalian merasa heran tentang ketetapan Allah? Itu adalah rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kalian, hai ahlul bait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah".

Mendengar firman Allah yang disampaikan malaikat, Sarah bergembira dan wujud syukurnya yakni bermunajat kepada Allah dan memperbanyak dzikirnya.

Tak hanya itu, malaikat memberi kabar gembira kepada Sarah yang dijelaskan dalam QS. Hud: 71, "Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang kelahiran Ishaq dan dari Ishaq akan lahir putranya Ya'qub".

Begitu ketetapan Allah. Jangan khawatirkan rezekimu di dunia. Kalau memang dia ditakdirkan untukmu, pasti datang. Bahkan mendatangimu. Kalau bukan takdirmu, meski sepayah apapun kamu mengerjakannya, dia tak kan pernah menjadi milikmu.

Dialah Sarah, wanita suci, yang dapat berbicara dengan malaikat, memiliki karamah, tercantik di dunia dan ibu para nabi. Anaknya bernama Ishaq, cucunya bernama Ya'qub dan cicitnya bernama Yusuf.

image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
72541 24626 74749

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk