Menjaga dan Mendidik Anak
Sahabat SantriLampung rohimakumullah, sungguh merupakan kebahagiaan saat setelah menikah lalu kemudian dikaruniai anak, si buah hati, belahan jantung, disebut demikian karena pembuatannya dilakukan dengan cara membelah he~ hehe he~.
Sahabat, Anak merupakan anugerah dari Allah hadirnya memang membahagiakan tetapi ketahuilah ia juga merupakan sarana ujian dari Allah yang akan membawa persoalan persoalan yang kemudian mewajibkan orangtuanya mencari solusi dan jawaban. Berikut adalah sifat anak yang harus kita fahami agar dapat menjaga dan mendidik anak sesuai dengan yang kita harapkan.
Allah subhanahu wa ta'ala dalam Al-Qur'an menyifati anak-anak dengan tiga hal sebagai penyejuk mata (qurrata a'yun) yaitu sebagai berikut;
- Sebagai fitnah (cobaan)
- Sebagai musuh bagi orang tuanya.
- Sebagai Fitrah karunia.
Ketiga sifat itu ditentukan oleh bagaimana perilaku anak. Karena perilaku anak banyak dipengaruhi oleh pendidikan yang diterimanya maka orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi penyejuk mata dan penolongnya di dunia maupun akhirat perlu memperhatikan pendidikan anak-anaknya.
Allah subhanahu wa ta'ala menjelaskan kewajiban ini dalam surat At Tahrîm ayat 6 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu."[4]
Diriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun, Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu berkata:
يا رسول الله، نقي أنفسنا، فكيف لنا بأهلينا؟
"Wahai Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami, bagaimana cara menjaga keluarga kami?"
Rasulullah ﷺ menjawab:
تنهونهم عما نهاكم الله عنه، وتأمرونهم بما أمركم الله به
"kalian larang mereka mengerjakan apa yang kalian dilarang Allah mengerjakannya dan kalian perintahkan mereka melakukan apa yang Allah perintahkan kalian mengerjakannya."[5]
Bagaimanapun besarnya usaha yang dilakukan untuk mendidik seorang anak, bagaimanapun sucinya fitrahnya, ia tidak akan mampu memenuhi prinsip-prinsip kebaikan dan pokok-pokok pendidikan yang utama, selama ia tidak menemukan keteladanan pada diri orang tua dan pendidik.
Adalah sesuatu yang mudah bagi orang tua dan pendidik untuk sekadar mengajari anak dengan berbagai materi pendidikan, namun yang tidak mudah adalah melaksanakan dan menjadikan dirinya contoh terbaik dalam melaksanakan apa yang diajarkannya.
Oleh karena itulah 'Amr bin Utbah berkata kepada guru anaknya:
ليكن أول إصلاحك لولدي إصلاحك نفسك، فإنّ عيونهم معقودة بعينك، فالحسن عندهم ما صنعت، والقبيح عندهم ما تركت…
"Hendaklah yang pertama engkau lakukan dalam memperbaiki anakku adalah memperbaiki dirimu sendiri, karena sesungguhnya pandangan matanya terikat dengan dirimu, yang baik baginya adalah apa yang engkau lakukan dan yang buruk baginya adalah apa yang engkau tinggalkan."[6]
Keteladanan harusnya bukan hanya diberikan oleh orang tua dan pendidik saja, namun oleh masyarakat terlebih lagi pejabat. Bagaimana mungkin anak diajari teori kesederhanaan jika yang dia saksikan adalah gaya hidup yang mewah? Diajari kejujuran oleh orang-orang yang banyak berbuat kecurangan? Diajari mencintai negara oleh orang-orang yang menggerogoti kekayaan negara? Diajari agar bertakwa namun ajaran Islam justru dianggap membahayakan negara? Sungguh kontradiksi seperti ini bukan hanya akan merusak negara, namun juga akan merusak pendidikan anak-anak kita jika kita tidak mengantisipasinya. Allaahu A'lam.
Semoga menjadi tambahan ilmu yang manfaat, jangan lupa baca juga hasanah SantriLampung yang lain. Terima kasih telah membaca. Jangan lupa jadi ahli syurga.
Footnote___________
[1] QS. Al Furqan: 74
[2] QS. At Taghâbun: 15
[3] QS. At Taghâbun: 14
[4] Kitab Suci Al-Qur'an (Harf Information Technology (Software ver. 8.0), 2002)
[5] Abdurrahman bin Muhammad al Qummas, Al-Hâwî Fi Tafsîr al-Qur'ân al-Karîm (UEA: Maktabah Syamilah, 2009), Juz 311, hlm. 62; Al Qurthuby, Al-Jâmi' Li Ahkâm al-Qur'ân (Kairo: Dâr al-Kutub al-Mishriyah, 1964), Juz 18, hlm. 196
[6] Ibn 'Abd Rabbih al-Andalusi, Al-'Aqd al-Farîd, Cet. I. (Beirut: Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah, 1404), juz 2, hlm. 272; Abdullâh Nâshih Ulwân, Tarbiyatu Al-Awlâd Fî al-Islâm, Juz 2, hlm. 637.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan