Sebab Abu Bakar bergelar Ash Shiddiq
قَدْ فَازَ صِـدِّيْقٌ بِتَصْـدِيْقٍ وَبِالْعُرُوْجِ الصِّـدْقُ وَافَى أَهْلَهُ
Sungguh beruntung sahabat Abubakar As-Shiddiq dengan membenarkan peristiwa tersebut, juga peristiwa Mi'raj yang sudah sepantasnya kebenaran itu disandang bagi pelaku Isro' Mi'roj
Setelah melakukan isra' mi'raj, Nabi Muhammad SAW kemudian menceritakan kejadian tersebut kepada kaum Quraisy Mekkah, namun tidak seorangpun yang mempercayainya dan menganggap Nabi mengada-ada dan membuat berita palsu. Kecuali satu orang sahabat yang langsung mempercayainya, yakni sahabat Abu Bakar RA. Bahkan beliau berkata, "Jangankan peristiwa itu, lebih aneh dari itupun aku percaya, kalau Nabi Muhammad SAW yang mengatakannya". Itulah sebabnya beliau diberi gelar as-Shiddiq (seorang yang selalu membenarkan Nabi Muhammad SAW).
Sebelum peristiwa isra' mi'raj tersebut, Nabi Muhammad SAW diberi gelar oleh penduduk Makkah dengan sebutan al-Amin. Yakni orang yang dapat dipercaya. Semua masyarakat Makkah percaya bahwa perkataan Nabi pasti benar, selalu jujur serta tidak pernah menipu. Namun ketika Nabi Muhammad SAW menyampaikan cerita isra' mi'raj, kebanyakan masyarakat langsung tidak mempercayainya. Hal ini menunjukkan bahwa isra' mi'raj adalah kejadian yang sangat luar biasa sehingga mampu menimbulkan keraguan mayoritas masyarakat Arab kepada Nabi Muhammad SAW.
Namun bagi orang beriman yang mempercayai bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Kuasa, kejadian tersebut bukan sesuatu yang mustahil. Sangat mungkin sekali, sebab beliau tidak berangkat dengan kemauan sendiri, tapi Allah SWT-lah yang berkehendak. Tak ada sesuatu yang mustahil bagi Allah SWT jika Dia menghendaki, walaupun itu di luar kemampuan manusia.
Ibarat seekor semut yang "menumpang" naik pesawat terbang dari Jakarta menuju Surabaya, kemudian kembali lagi ke Jakarta. Yang pasti, kaum semut tidak akan percaya akan cerita si semut yang telah melakukan perjalanan dalam waktu sesingkat itu. Tapi hal itu sangat mungkin terjadi, sebab dia memakai kendaraan yang kecepatannya tidak pernah terbayangkan oleh kaum semut. (Fiqh Tradisionalis, 250).
Begitu pula dengan isra' mi'raj Nabi Muhammad SAW. Peristiwa itu tidak akan terbayangkan oleh akal manusia, sebab yang digunakan Nabi SAW adalah kendaraan yang kecepatannya di luar jangkauan serta tidak pernah terbayangkan oleh akal manusia, yakni Buraq.
Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan