Dasar Hukum Kalimat Thoyibah
Sahabat SantriLampung yang berbahagia, Kalimat Thoyibah merupakan kalimat-kalimat kebaikan yang apabila diucapkan atau di zikirkan akan memperoleh pahala dari Allah. Berikut ini adalah dasar hukum dari kalimat thoyibah.
Allah Ta'ala berfirman :
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat".
Dijelaskan dalam tafsir Ibnu katsir Ali bin abi Tholhah mengatakan riwayat dari Ibnu Abbas sehubungan dengan Firman Allah di atas :
مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً
yakni :
شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
kalimat syahadat
dan makna :
كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ
yakni:
الْمُؤْمِنُ
(yang beriman),
makna:
أَصْلُها ثابِتٌ
yakni:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فِي قَلْبِ الْمُؤْمِنِ
(kalimat Laa Ilaaha Illallah tertancap dalam qolbu seorang mukmin),
dan makna :
وَفَرْعُها فِي السَّماءِ
yakni:
يُرْفَعُ بِهَا عَمَلُ الْمُؤْمِنِ إِلَى السَّمَاء
(diangkatnya amal seorang mukmin ke langit).
Sesungguhnya seorang mukmin itu seperti nakhlah (النخلة), yakni pohon kurma yang akarnya teguh dan cabangnya menjulang selalu berbuah setiap musim, perumpamaan ini bagi seorang mukmin yang senantiasa diangkat amal sholehnya setiap saat dan waktu, pagi dan petang.
Dr. Wahbah Zuhaili memberikan penjelasan mengenai Makna Surat Ibrahim ayat 24-25 ini, sedikitnya ada 2 point yang penulis ambil, diantaranya :
1. Makna Kalimah Thayyibah yaitu : الإيمان (keimanan) atau : لا إله إلا الله محمد رسول الله, atau orang mukmin itu sendiri yang keimanannya senantiasa kokoh tidak pernah berubah, yang baik lagi banyak manfa'atnya. Sebagaimana Anas meriwayatkan dari Nabi saw :
إِنَّ مَثَلَ الإِيمَانِ كَمَثَلِ شَجَرَةٍ ثَابِتَةٍ : الإِيمَانُ عُرُوقُهَا، وَالصَّلَاةُ أَصلُهَا، وَالزَّكَاةُ فُرُوعُهَا، وَالصِّيَامُ أَغصَانُهَا، التَّأَذِّي فِي اللهِ نَبَاتُهَا، وَحُسنُ الخُلُقِ وَرَقُهَا، وَالكَفُّ عَن مَحَارِمِ اللهِ ثَمَرَتُهَا. وَالشَّجَرَةُ الطَّيِّبَةُ فِي الأَصَحِّ : هِيَ النَّخلَةُ
Sesungguhnya perumpamaan Iman itu seperti pohon yang kuat : Iman merupakan batang pohonnya, dan sholat merupakan akarnya, zakat merupakan cabangnya, dan shaum merupakan rantingnya, kesulitan adalah rumputnya, dan akhlaq yang baik adalah daunnya kemudian menahan diri dari yang dilarang Allah adalah buahnya. Dan pohon yang baik itu yang paling shahih adalah pohon kurma, sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu 'Umar, bahwa Nabi bersabda :
مَثَلُ الْمُؤمِنِ كَالنَّخلَةِ ، كُلُّ شَيءٍ مِنهَا يُنتَفَعُ بِهِ
"Perumpamaan seorang mukmin adalah seperti nakhlah (pohon kurma), segala sesuatu darinya itu bermanfaat".
2. Perumpamaan-perumpamaan (amtsal) dan penyerupaan (tasybih) dengan kekhususan penyerupaan yang masuk akal dengan contoh yang konkrit (nyata). Didalamnya terdapat peringatan, nasihat dan pelajaran, sekaligus memberi pemahaman dan peringatan kepada hati nurani, mengalihkan cara pandang dan penekanan supaya berhati-hati.
Demikianlah yang penulis dapatkan secara ringkas mengenai Makna Surat Ibrahim ayat 24-25. Jika pembaca mengetahui lebih dalam lagi, sekiranya antum berkenan untuk di share di sini silakan dikolom komentar, semoga menjadi tambahan ilmu bagi semua.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan