Ukur Imanmu jangan sampai Stagnasi
Sahabat Pembaca SantriLampung yang berbahagia, Jadikan setiap saat utamanya saat santai sebagai momentum untuk kita mengukur dan introspeksi diri seputar kualitas keimanan dan keislaman yang kita miliki.
Tanpa adanya kemauan untuk muhasabah dan evaluasi diri, niscaya kehidupan seorang Muslim akan mengalami stagnasi serta sulit menggapai kemajuan. Sebagai seorang Muslim yang berprestasi, intensitas serta kualitas ibadah yang dilakukan harus senantiasa mengalami grafik peningkatan dan jangan sampai mengalami kemunduran, apalagi sampai lebih jelek dari sebelumnya.
Rasulullah mengingatkan dalam sabdanya yang artinya ;,
"Barang siapa yang keadaan amalnya hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia terlaknat. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung" (HR Bukhari).
Sahabat Ali Karomallohu wajhah menantu Rosulullah sekaligus gerbangnya ilmu pun memberikan nashihat atsar yang senada :
من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل أمسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون
"Barangsiapa hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung. Barangsiapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi. Dan barangsiapa hari ini lebih buruk daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang terlaknat."
Motivasi dari menantu Rosululloh tersebut nampaknya sangat relevan. Jika ingin beruntung, jadilah orang yang hari ini lebih baik daripada kemarin.
Hadits dan/atau atsar di atas harus menjadi cambuk bagi seorang Muslim untuk senantiasa giat dalam beramal serta berupaya meningkatkan amalnya setiap saat, hingga mampu menembus tingkat ideal.
Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika dalam salah satu ayat Allah memerintahkan orang orang yang beriman agar kembali beriman. Perintah ini menunjukkan bahwa keimanan yang dimiliki orang-orang beriman masih memiliki banyak kekurangan serta kelemahan, sehingga harus senantiasa dibenahi dan ditingkatkan lagi agar lebih baik dari sebelumnya.
Sahabat SantriLampung yang ananda sayangi, dari pemaparan singkat di atas jelaslah bahwa Kondisi keberhasilan Iman dan Islam seseorang tampak dari peningkatannya. Baik dalam aspek ibadah, aspek sedekah, aspek keilmuan, dan aspek-aspek amal shalih yang lainnya. Sekali lagi karenanya mari untuk senantiasa meningkatkan kualitas keimanan serta keislaman kita menurut kadar keilmuan dan kemampuan kita masing-masing. Ya begitu, memang begitu, sebab orang dengan lain orang itu tidak mungkin sama, dalam aspek ilmu misalnya; atau dalam aspek praktik ibadah misalnya; tidak akan bisa sama dan itu sudah menjadi sunnatullah yang terpenting adalah wa'tashimu bihablillah.
Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan