Tiga hal Pembersih Hati
Sahabat SantriLampung rohimakumullah, hati laksana rumah, jika tidak dijaga maka hati akan kotor, Berikut adalah 3 cara yanh bisa dilakukan untuk membersihkan hati yang diterangkan oleh Rosulullah ;
ثَلَاثٌ لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ : إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ ، وَمُنَاصَحَةُ أَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ ، وَلُزُومُ جَمَاعَتِهِمْ ، فَإِنَّ الدَّعْوَةَ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ
Artinya : “Ada tiga hal yang dengannya hati seorang muslim akan bersih (dari khianat, dengki dan keburukan), yaitu:
- Beramal dengan ikhlas karena Allah,
- Menasihati ulil amri (penguasa), dan
- Berpegang teguh berserikat pada jama'ah kaum muslimin, karena doa mereka meliputi dari belakang mereka.”
Lihatlah tiga kalimat yang disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Itulah pengarahan dari beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi mereka yang ingin membersihkan hati. Beliau mengarahkan kita agar memberi perhatian terhadap hadits dan menghafalkannya, lalu beliau iringi dengan tiga hal yang bisa membuat hati menjadi bersih. Hafalkanlah ketiga wasiat ini dengan kesungguhan. Fahamilah dengan pemahaman yang benar. Wajib bagi kita semua untuk mengamalkan dan mempraktikkannya. Karena ketiga kalimat ini adalah rangkaian dari hadits yang beliau perintahkan untuk menghafal dan mengamalkannya. Dan beliau menyebutkan ganjarannya adalah Allah terangi wajah seseorang, baguskan penampilannya, dan memberinya kewibawaan.
Renungkanlah kalimat “tiga hal yang dengannya hati seorang muslim akan bersih (dari khianat, dengki dan keburukan)”. Dalam kalimat ini terdapat isyarat bahwa ada hati yang memiliki kebencian dan keburukan. Hati yang terdapat kedengkian ketika berbicara, atau ketika diseru, dan dinasehati.
Misalnya, di sebagian orang apabila dibacakan padanya sebuah hadits yang memerintahkan untuk mendengar dan menaati pemerintah kaum mulimin, ia malas untuk mendengarkan hadits tersebut. Padahal yang mengucapkan perkataan tersebut adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang datang dengan membawa kebaikan dan kebenaran.
Bagaimanakah keadaan hati yang ketika mendengar hadits yang menyerukan untuk taat kepada pemerintah mereka malah enggan memperhatikannya dan benci untuk mendengakannya? Hati yang demikian adalah hati yang tinggi lagi sombong. Dan ini adalah bentuk kedengkian yang diperingatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dengan demikian, mari kita waspadai memiliki hati yang penuh dengan kedengkian yang disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai hati yang tidak bersih atau kotor. Cara menghilangkannya adalah dengan:
Pertama: Beramal dengan ikhlas karena Allah.
Hendaknya seluruh amalan kita adalah amalan yang ikhlas untuk Allah bukan untuk selain-Nya. Kita mengamalkan suatu amalan ketaatan semata-mata berharap wajah Allah. Ikhlas adalah sesuatu yang bersih dan suci. Maka beramallah dengan bersih dan suci dari tendensi-tendensi apapun.
Jangan beramal karena ingin didengar atau ingin dilihat atau selainnya dari ambisi-ambisi duniawi. Hendaknya kita beramal semata-mata berharap ganjaran dari sisi Allah Jalla wa ‘Ala saja. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا
“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS. Al-Isra: 19).
Maksudnya merekalah orang-orang yang diridhai dan diterima di sisi Allah Jalla wa ‘Ala.
Kedua: Menasihati ulil amri (penguasa).
Nasihat adalah sesuatu yang diketahui dan dipahami. Nasihat itu didasari rasa cinta dan kasih dari orang yang menasihati kepada yang dinasihati. Karena ia ingin menunjuki orang yang dinasihati kepada jalan kebaikan. Nasihat itu tidak mengandung rasa benci, dengki, dan hasad. Karena ia ingin memberikan taufik, membimbing, memperbaiki, dan memberi petunjuk. Nasihat itu bukan mendoakan kejelakan kepada yang dinasihati. Karena yang demikian adalah bentuk kedengkian yang diperingatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Oleh karena itu, para ulama mengatakan, “Jika aku memiliki satu doa yang mustajab, maka akan kugunakan untuk mendoakan pemimpin”. Tanda pengikut sunnah pada diri seseorang adalah ia mendoakan kebaikan dan taufik kepada pemimpin. Tanda seseorang itu adalah pengikut hawa nafsu dan bid’ah, ia mendoakan kejelekan kepada pemimpin atau pemerintah.
Berhati-hati dan waspadailah -wahai hamba Allah-, hal-hal yang demikian. Jadilah seseorang yang menasihati kepada para penguasa dan mendoakan kebaikan, taufik, keteguhan, dan hidayah untuk mereka. Dan menasihati mereka sesuai kadar kemampuan kita. Kita taati mereka dalam kebaikan. Dan tidak menaati mereka ketika memerintahkan kemaksiatan. Karena tidak ada ketaatan kepada makhluk untuk bermaksiat kepada Allah Jalla wa ‘Ala sang Khaliq.
Ketiga: Berpegang teguh pada jamaah kaum muslimin.
Setia kepada jamaah kaum muslimin tanpa mengkhianati mereka, atau membangkang kepada mereka, atau mengadakan pemberontakan dan permusuhan terhadap mereka dengan melakukan pembunuhan dan pengrusakan. Karena semua itu termasuk dalam keluar dari persatuan umat Islam. Wajib bagi setiap muslim untuk berpegang teguh pada jamaah kaum muslimin.
Perhatikanlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini “karena doa mereka meliputi dari belakang mereka”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerupakan berpegang dengan jamaah kaum muslimin dengan benteng yang melindungi kaum muslimin. Artinya, berpegang dengan jamaah berarti masuk ke dalam benteng pelindung. Dan barangsiapa yang keluar dari jamaah umat Islam seperti orang yang keluar dari benteng pelindung. Maka ia menjadi incaran bagi para musuh dan mangsa bagi setan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyabdakan “karena doa mereka meliputi dari belakang mereka”. Apabila kita berpegang teguh dengan jamaah kaum muslimin, maka doa yang artinya adalah Islam, akan menjaga kita. Dan makna dari doa ini juga adalah doa yang diucapkan umat Islam –kepada saudaranya sesama muslim- di masjid-masjid mereka, di shalat-shalat mereka, dan doa-doa mereka secara umum.
Semoga Allah menjaga kita semua dan melindungi kita hal hal yang mengotori hati dan dari fitnah yang nampak maupun yang tidak.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan