Cermin Hati

Cermin hati adalah gambaran dari keadaan seseorang, bila seseorang hatinya masih di kuasai oleh syahwat (keinginan duniawiyahnya) berhati-hatilah karena dapat tergelincir pada kesibukkan yang dapat mengabaikan tuhannya. Jika telah demikain maka kesengsaraan akhirat telah menantinya.

 كَيْفَ يَشْرُقُ قَلْبٌ صُوَرُ اْلأَكْوَانِ مـُــنْطَبِعَةٌ فيِ مِرْآتِهِ، أَمْ كَيْفَ يَرْحَلُ إِلىَ اللَّهِ وَهُوَ مُكَبَّلٌ بشِهَوَاتِهِ، أَمْ كَيْفَ يَطْمَعُ أَنْ يَدْخُلَ حَضْرَةَ اللَّهِ وَهُوَ لَمْ يَـتَطَهَّرْ مِنْ جَنَابَةِ غَفَلاتِهِ أَمْ كَيْفَ يَرْجُوْ أَنْ يَفْهَمَ دَقَائِقَ اْلأَسْرَارِ وَهُوَ لَمْ يَـتـُبْ مِنْ هَفَوَاتِهِ


"Bagaimana hati (qolbun) akan bersinar sementara gambaran-gambaran dunia masih terlukis pada cermin hati; atau bagaimana seseorang akan berjalan menuju Allah sementara ia masih terikat oleh syahwat-syahwatnya; atau bagaimana seseorang akan gandrung untuk memasuki hadirat Allah sementara ia belum bersuci dari janabat kelalaian-kelalaiannya; atau bagaimana seseorang mengharap dapat memahami rahasia-rahasia yang halus sementara ia belum bertaubat dari ketergelincirannya?"


Baca juga :


Selama hati kita masih khawatir dengan dunia, khawatir dengan rizki, khawatir dengan hari esok, itu adalah dalil bahwa gambaran dunia masih melekat pada cermin hati. Tidak ada perintah dalam Al-Quran untuk mencari rizki sebanyak-banyaknya. Sebaliknya, Al-Quran mengatakan berinvestasilah dengan iman dan amal shalih, maka baginya hayatun thayyibah.


Qana’ah, atau merasa cukup menerima apapun yang Allah anugerahkan hari ini, adalah sebuah ahwal. Orang qana’ah pasti akan jernih hatinya. Sementara orang yang tidak menerima apa yang diberikan Allah kepadanya pasti akan diwarnai oleh banyak tuntutan, banyak keinginan. Ingin perubahan keadaan lahiriyah, namun tanpa disadari dorongan itu berasal dari hawa nafsu yang menggebu. Orang yang seperti itu pasti memiliki badai di dalam hatinya. Hatinya akan beriak, tidak ada gambaran langit yang terlihat, yang nampak hanyalah gambaran dari hawa nafsunya saja.


Menginginkan karunia Allah tentu diperbolehkan, namun bagi setiap orang ada kadarnya. Kalau melampaui batas, menginginkan hingga menggebu dan mengejarnya sekuat tenaga berarti itu didorong oleh hawa nafsu. Kita harus belajar ridha dengan qadha-Nya karena ridha dengan ketetapan Allah adalah sumber kebaikan

Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
74026 25451 76235

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk