Peristiwa Penting bulan Sya'ban

Sahabat SantriLampung yang budiman dimana pun berada, setelah sebelumnya kita bahas Peristiwa penting Bulan Rajab, dan saat ini kita akan ulas peristiwa penting bulan Sya’ban yang merupakan bulan yang dekat dengan Ramadhan dan sebagai bulan persiapan untuk menghadapi puasa di bulan Ramadhan.

Bulan Sya'ban juga termasuk bulan yang mulia dalam Islam. Hal tersebut karena pada bulan tersebut terjadi sejumlah peristiwa penting dalam sejarah Islam. Contoh peristiwa penting bagi Islam di bulan Sya'ban yaitu berubahnya arah kiblat, diangkatnya amal, dan ditentukannya umur.

Untuk lebih jelasnya berikut kami paparkan lima peristiwa penting di bulan Sya'ban sebagaimana dinukil dari Kitab Jam'iyyah Ahli Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (JATMAN).

1. Perubahan Arah Kiblat

Pada bulan Sya’ban terjadi perubahan arah kiblat, yang awalnya menghadap Baitul Maqdis berubah menghadap ke Ka'bah di Masjidil Haram. Kaum muslimin pada saat itu sholat menghadap Baitul Maqdis sekitar 17 bulan 3 hari. Kemudian Allah memerintahkan untuk menghadap kiblat pada Selasa, Nishfu Sya’ban.

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى ٱلسَّمَآءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَىٰهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُۥ ۗ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

“Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu.” (Surah Al-Baqarah: 144).

2. Ditentukannya Umur atau ajal 

Bulan ini juga bulan ditentukannya ajal seseorang. Namun mesti diingat sejatinya perbuatan dan keputusan Allah tidaklah ditentukan oleh waktu dan tempat. Bisa saja penentuan umur itu ditetapkan di Bulan Sya’ban bisa juga tidak.

 ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat. (Surah Asy-Syura: 11).

Diceritakan dalam hadis dari Sayidah Aisyah, bahwa Nabi Muhammad berpuasa di bulan Syaban secara penuh, wahai Rasulullah, bulan yang paling engkau sukai untuk berpuasa adalah bulan Syaban.

Nabi bersabda, sesungguhnya Allah mencatat di bulan Syaban setiap diri yang mati di tahun itu (dicatat ajalnya), maka aku suka datangnya ajalku sedangkan aku dalam keadaan berpuasa, (HR. Abu Ya’la). Karena itu pula Nabi memperbanyak puasa di bulan Syaban ini.

3. Bulan Turunnya Ayat Perintah Bershalawat

Baca juga :

Keistimewaan lain bulan Syaban ialah turunnya ayat untuk bershalawat kepada Rasulullah Saw.

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (Surat Al-Ahzab: 56).

4. Bulan Diangkatnya Amal

Di antara keistimewaan bulan ini ialah diangkatnya amal seorang muslim. Diangkat amal untuk diperlihatkan dan ditunjukkan kepada Allah Swt.

Disebutkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid, “Wahai Rasulullah aku belum pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban? Rasul menjawab, Itu bulan yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan serta banyak orang lalai padanya. Dialah bulan diangkatnya amal kepada rabbil ‘alamin (Tuhan Pemelihara alam raya). Aku senang amalku diangkat sedangkan aku dalam keadaan berpuasa,” (HR. An Nasa’i).

Kendati demikian, bukan berarti pengangkatan amal hanya terjadi di bulan Sya’ban, karena dalam beberapa hadis lain disebutkanpengangkatan amal itu terjadi dalam beberapa waktu. Ada pengangkatan amal secara harian baik siang dan malam, ada pengangkatan amal pekanan. Namun yang jelas dalam setiap pengangkatan amal atau dilaporkannya amal memiliki hikmah yang berbeda.

5. Sya’ban Bulan Al-Qur’an

Di sebagian atsar disebutkan bahwa dinamai Sya’ban juga sebagai Syahrul Qur’an (bulannya Al Qur’an). Meski Al-Qur’an dituntut untuk dibaca di setiap waktu, namun ada waktu-waktu yang memang lebih ditekankan untuk dibaca seperti di bulan Ramadhan dan Sya’ban.

Ibnu Rajab menuturkan, diriwayatkan dari sanad yang lemah, dari Anas Ra, Ia berkata, kaum Muslimin ketika memasuki bulan Syaban sibuk dan tekun dengan mushafnya masing-masing untuk dibaca dan mereka mengeluarkan zakat harta untuk menguatkan dhuafa dan orang miskin berpuasa di Bulan Ramadhan.

Bulan Syaban ini juga disebut sebagai Syahrul Qurra’ (bulannya para pembaca al Qur’an). Amr bin Qais tatkala masuk bulan Syaban dia tutup tokonya dan mengosongkan waktunya khusus untuk membaca Al Qur’an.

Dalam Lathaiful Ma’arif karya Ibnu Rajab Al Hambali, Hasan bin Sahl berkata: “Wahai Tuhanku, Engkau menjadikanku di antara dua bulan yang agung, maka apa bagian untukku,” kata Bulan Sya’ban. Allah menjawab: “Kujadikan untukmu (bulan) Qiraatul Qur’an (membaca Al Qur’an).”

Bahkan, Syekh Ahmad Hijazi rahimahullah menyatakan bahwa kaum salafus shalih menyambut bulan Syaban dengan membaca Al Qur’an.

Oleh karna itu mari kita jadikan bulan Sya’ban menjadi bulan latihan atau pemanasan  ibadah bulan Ramadhan dan sebagai bulan persiapan untuk menghadapi puasa di bulan Ramadhan dengan aktif kembali memakmurkan rumah rumah Allah, membaca kalam kalam Allah syukur syukur membaca sekaligus memahami maknanya.

Akhirnya semoga kita mendapatkan barokah bulan sya'ban dan berjumpa dengan bulan suci Ramadan.  Aamiin

image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
71535 24119 73743

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk