Hukum Shalat Shahibul Jabirah

Sahabat SantriLampung yang dimuliakan Allah, Pertama sekali mari kita kupas apa yang dimaksud "Shahibul Jabirah". Jabirah atau Jabiroh, berarti "pembalut / perban" yang dipasang dan dilekatkan pada bagian tubuh yang retak, pecah, patah, terluka, terbakar, terlepas atau sakit lainnya. diperban/dibalut agar luka atau sakit segera pulih kembali. Shohibul jabirah berarti orang yang mengalami sakit tersebut dan harus dibalut atau diperban yang dalam wudhu atau tayamum serta shalat mengalami permasalahan secara fiqih.

Selanjutntnya; kita akan ulas masalah cara mengqodlo' sholatnya shahibul jabirah, atau 

hukum sholatnya shahibul jabirah ditinjau dari sisi mengqodla atau tidaknya dapat diperinci sebagai berikut :

Jika perban berada pada anggota wudlu atau tayamum (wajah atau kedua tangan) maka wajib mengqodla' secara mutlak.

Jika perban tidak terdapat pada anggota tayamum

maka diperinci :

1.  Bila perban tersebut mengambil anggota yang sehat dengan kadar untuk melekatkan perban dan perban ditempel saat ia dalam keadaan suci maka tidak wajib untuk mengqodla sholat.

2.  Bila perban mengambil bagian yang sehat dengan kadar yang secukupnya untuk melekatkan perban namun perban dilekatkan pada saat ia tidak suci atau perban melebihi kadar untuk merekatkan perban , baik perban dilekatkan pada waktu suci atau tidak maka wajib untuk mengqodla sholatnya.

Nawawi memilih dalam Majmu'nya pendapat imam Al-Muzani yang tidak mewajibkan bagi shahibul jabirah untuk mengqodla' sholat secara mutlak sebab setiap sholat yang wajib dilaksanakan didalam waktunya walaupun besertaan dengan kurangnya syarat tidaklah wajibdiqodla'i dan kewajiban Qodla hanya dibebankan sebab perintah syariat yang baru. Begitu pula dalam masalah shahibul jabirah ini, tidaklah wajib mengqodla sebab tidak adanya perintah untuk mengqodla .