Cahaya Kalimat Thoyibah
Sahabat SantriLampung yang budiman, ketahuilah bahwa Kalimat Thoyyibah itu mengandung nur (cahaya) dan sebagai sebab kebahagiaan. Hal ini dapat diketahui dan dipahami melalui hadits-hadits Nabi yang khusus menjelaskan kalimat Thoyibah.
عن يحيى بن طلحة بن عبدالله قال روى طلحةخزينا فقيل له مالك؟ قال إني سمعت رسول الله يقول إني لأعلم كلمة لايقولهاعبد عند موته إلا نفسى الله عنه كربته وأشرق لونه ورأى ما يسرهوما منعنى ان اسأله عنها الا القدرة عليه حتى مات فقال عمر إني لأعلمها قال فما هي قال لأعلم كلمة هي اعظم من كلمة امر بهاعمه لآاله الا الله قال هي والله هي اخرجه البيهقى
Artinya ; "Dari Yahya bin Thalhah bin Abdullah r.a. bercerita, "Suatu ketika, terlihat Thalhah r.a. sedang bersedih", maka orang-orang bertanya, "Mengapa kamu bersedih?" la menjawab, "Sesungguhnya saya mendengar bahwa Rasulullah saw. bersabda", "Sesungguhnya aku mengetahui sebuah kalimat yang tidak ada seorang hamba yang membacanya ketika menjelang mautnya, kecuali Allah akan hindarkan darinya segala penderitaannya, dan wajahnya akan menjadi bersinar, serta ia akan melihat apa yang menggembirakannya." Namun saya belum sempat menanyai beliau saw. tentang kalimat apakah sehingga wafatnya. Umar r.a. berkata, Sesungguhnya saya mengetahui kalimat itu." la menyahut", "Apa itu?" la berkata, "Saya tidak mengetahui sebuah kalimat yang lebih agung daripada kalimat yang diperintahkan dengannya, yaitu Laa Ilaaha illallah." la berkata, "Demi Allah, itulah kalimatnya. Demi Allah itulah kalimatnya."(Riwayat Baihaqi).
Dalam kitab Al Munabbihat, Ibnu Hajar rah.a. menulis dari riwayat Abu Bakar ra., Kegelapan itu ada lima macam dan cahayanya pun ada lima :
- (1) Cinta dunia adalah kegelapan dan cahayanya ialah takwa.
- (2) Perbuatan dosa adalah kegelapan dan cahayanya lalah taubat.
- (3) Kubur adalah kegelapan dan cahayanya adalah Laa ilaaha illallah.
- (4) Akhirat adalah kegelapan dan cahayanya adalah amal shalih.
- (5) Shirat adalah kegelapan dan cahayanya ialah yakin.
Rabi'ah Al Adawiyyah adalah seorang waliyullah yang termasyhur. Beliau terkenal tidak pernah tidur pada malam harinya. Beliau sibuk beribadah kepada Allah swt.. Pada suatu ketika, beliau sedang sibuk beribadah kepada Allah swt., ketika menjelang waktu Shubuh, ia telah tertidur. Ketika terbangun dari tidurnya, bulan hampir terbenam, beliau menyesal sekali dan memaki dirinya sendiri, "Sampai kapan kamu akan tidur terus, padahal sudah dekat kuburmu dan kamu akan tidur terus sampai ditiupnya sangsakala." Menjelang ajalnya, beliau berpesan kepada pelayannya agar mengkafaninya dengan pakaian yang selalu dipakainya untuk bertahajjud. Beliau berpesan, "Jangan sampai orang lain tahu tentang kematianku." Maka wasiatnya pun dilaksanakanlah. Lalu pelayannya telah melihatnya di dalam mimpi dalam keadaan baik dan berpakaian sangat indah. Pelayannya bertanya, "Di manakah kafan buruk yang telah digunakan untuk menutupi jenazahmu?" Beliau menjawab, "Semuanya telah dikembalikan bersama amal perbuatanku." Pelayannya berkata, "Nasehatilah saya." Beliau berkata, "Hendaklah kamu berdzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya, maka kamu akan merasa kagum di kuburmu nanti."
Afdhollu dzikri fa'lam annahu Laa ilaaha illallah...
Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan