Membentuk Komunitas Ibadah
Sahabat SantriLampung yang disayangi Allah, Rosulullah bersabda dalam semuah hadits:
Pergilah ke tanah ini dan ini, karena di sana banyak orang beribadah kepada Allah, beribadahlah kamu kepada Allah bersama mereka. Janganlah kamu kembali ke kampung halamanmu, karena itu adalah kampung halaman yang buruk. (HR. Muslim).
Hadis di atas mengisahkan tentang seseorang yang ingin bertobat kepada Allah, karena telah melakukan dosa yang sangat besar. la telah membunuh seratus nyawa. Kemudian Rasulullah menyarankan kepadanya agar berpindah tempat tinggal yang di kampung itu banyak orang beribadah kepada Allah. Hadis ini menyiratkan perintah agar kita mencari kampung atau komunitas ahli ibadah supaya kita bisa termotivasi untuk semangat dalam beribadah.
Seringkali kita merasa berat jika harus menjalankan ibadah atau menjauhkan diri dari hal-hal yang haram secara sendirian. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencari lingkungan atau komunitas ahli ibadah. Lingkungan yang baik dan orang-orang saleh akan membantu memudahkan tujuan kita menjadi ahli ibadah. Ada beberapa langkah yang perlu ditempuh agar terbentuk suatu komunitas ahli ibadah, di antaranya:
1. Membiasakan tazkiyatun nafs
Dorongan syahwat seringkali menjadi penyebab utama seseorang melakukan maksiat. Jika nafsu syahwat masih besar, maka akan sulit untuk menjadi ahli ibadah. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk selalu melakukan tazkiyatun nafs, untuk membersihkan hati dari ketamakan, dengki, hasad, kebencian, kikir, sombong, dan berbagai penyakit hati lainnya. Dengan bersihnya hati, dorongan nafsu syahwat akan bisa kita lawan.
2. Menjauhkan diri dari perkara syubhat
Perkara syubhat adalah perkara-perkara yang belum jelas hukumnya, posisinya berada di antara halal dan haram. Seseorang yang melakukan perbuatan syubhat diibaratkan seperti orang yang berdiri di tepi jurang, Jika ia melakukan perbuatan syubhat, maka sama saja ia selangkah maju ke arah jurang. Jika ia tidak melakukan perbuatan syubhat, berarti ia selangkah mundur menjauhi jurang. Oleh karena kita diperintahkan Rasulullah agar menjauhi perkara-perkara yang syubhat agar selamat dari keharaman.
3. Menjauh dari perkara mubah yang dapat menyeret kepada keharaman
Selain menjauhi perkara-perkara syubhat, kita juga harus menghindari perkara mubah yang dapat menyeret kepada keharaman, agar kita mampu menjadi ahli ibadah. Rasulullah bersabda:
"Seorang hamba tidak akan mencapai derajat orang-orang yang bertakwa, sehingga ia meninggalkan hal-hal yang diperbolehkan demi menghindari hal-hal yang tidak diperbolehkan (HR Tirmidzi)
Al-Hasaan berkata,"Ketakwaan akan terus menerus mempengaruhi orang-orang yang bertakwa sehingga mereka meninggalkan banyak hal yang halal karena takut kepada sesuatu yang haram.
4. Amar makruf dan nahi mungkar
Kita sebagai manusia sosial tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Agar menjadi ahli takwa, kita tetap membutuhkan orang lain untuk melakukan amar makruf nahi mungkar. Baik orang lain yang kita nasehati kebaikan dan kita larang dari berbuat keburukan, maupun kita yang dinasehati untuk berbuat kebaikan dan melarang kita nelakukan keburukan, Sifat iman yang selalu naik turun, menjadikan amar makruf nahi mungkar perlu untuk dilakukan.
Demikian semoga memotivasi kita dalam membentuk komunitas Ibadah yang selalu diridhoi Allah.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan