Betapa Bersyukurnya Aku
Lebih kurang 70 tahun aku telah berjalan di atas muka bumi, dalam kondisi yang makin melemah, semakin renta, lagi lagi aku bersyukur kepada Allah masih ditakdir dapat menunaikan ibadah dengan kekuatan dari Allah, masih jelas menyebut nama Allah, masih awas membaca kalimat kalimat Allah. Dan masih dikaruniai rezeki yang cukup untuk membekali ibadah di usia senjaku.
Betapa bersyukurnya aku, saat orang-orang belum tentu dapat beribadah sampai pada usiaku saat ini, bahkan ada sebagian dariku yang sedang berhadapan dengan penyakit yang eskrim, penyakit yang elit, ada juga sebagian yang disibukkan urusan dunia, hingga lupa berbekal sementara nyawa bisa lepas kapan saja.
Betapa bersyukurnya aku, karena masih Allah pelihara, Allah penuhi hak hakku sebagai abid untuk berhamba dengan masih diberi kekuatan dan keistikomahan ibadah, wiridan, berdzikir kepadaNya. Meski aku sendiri tidak tahu apakah yang aku upayakan akan diterima, namun paling tidak aku sudah hidup menjaga amanah Allah ibadah, mengingat Allah menurut kadar kekuatanku.
Betapa bersyukurnya aku, masih bisa beribadah hingga hari ini. Anakku bilang hal ini adalah bagian bukti "jika kita memelihara hak hak Allah maka hak hak kita pun akan Allah jaga".
Baca! Menjaga Allah maka Terjaga
Betapa bersyukurnya aku, tidak macam macam karena nikmat faqir, tanpa tunjangan, pesiunan dll, Al hamdulillah dimata kebanyakan orang mungkin aku ini kumuh, lusuh, sehingga tak ada celah untukku membanggakan diri. Dan hal itu bagiku nikmat yang berat disyukuri. Aku tak pernah resah karena tak punya apa apa atau siapa siapa, punyaku hanya Allah Azza wa jalla saja. Sisanya semua titipan.
Betapa bersyukurnya aku, karena pernah ditaqdir Allah bersujud, menghadapkan wajah pada ayat-ayatnya, menggunakan akal untuk menelaah hukum-hukumnya dan disela sela lini hidup aku juga kerap berdosa yang dalam pada itu Tuhanku sangat luas ampunannya... Terima kasih ya Allah...
Wahai kalian!, jangan takut mati, karena kita tidak akan bisa lari darinya. Mati bukan untuk ditakuti tetapi disiapi, berbekalah dengan perbekalan ibadah yang banyak karena perjalanan kita selanjutnya lama sekali, alam yang tanpa cahaya, tanpa sanak famili, tanpa fasilitas apaun jua. Berbekal lah kalian, kekayaan yang kalian banggakan tidak berarti apa apa se usai nyawa lepas dari badan.
Uban itu selalu bertanya memberi peringatan kepada tuannya setiap hari; "Apakah sudah siap?"... kenapa tidak siap siap? Apakah kamu sudah siap menyambut kedatangan Izrail? ... Jangan tidak siap-siap, karena kedatangannya kerap mengejutkan, tak jarang banyak syaraf mengalami gagal fungsi saat kedatangan Izrail...

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan