2025 yang lebih baik
Sahabat pembaca SantriLampung yang berbahagia, tak terasa kita sudah di 2025 aja, waktu melaju begitu cepat, dan pergantian tahun telah berlalu, banyak orang merayakannya. Dalam kesempatan ini ada beberapa hal penting perlu kami sampaikan untuk selanjutnya dijadikan bahan renungan.
1. Meyakini bahwa pergantian tahun tidak ada bedanya dengan pergantian hari demi hari, bulan demi bulan. Ia berjalan dengan perintah Allah menuju batas yang Allah telah tetapkan. Maka tidak ada keutamaan malam tertentu kecuali bila ditunjukkan oleh dalil.
2. Menyadari bahwa pergantian tahun itu mendekatkan kita kepada ajal. Bila ajal kita hanya sampai di awal tahun 2025 misalnya, berarti ajal kita tinggal beberapa hari lagi. Semakin melaju, ajalpun semakin mendekat. Maka seharusnya kita bersiap-siap menuju kematian dan banyak menangisi dosa, bukan bergembira dengan merayakannya dan berbuat dosa. Na'udzu billah.
3. Terlihat kemarin sebagian kaum muslimin, ada yang merayakan tahun baru dengan mengikuti tradisi non-muslim seperti meniup terompet, pesta petasan dan kembang api serta berbaur dalam dosa yang begitu lembut sampai tak terasa.
4. Melewati malam tahun baru semesrinya dengan tahajjud dan mendekatkan diri kepada Allah, tentu jauh lebih baik dari berkumpul dan melakukan hal-hal sebagaimana poin ketiga.
Sahabat SantriLampung, di awal tahun ini mari kita mengevaluasi diri kita, merenungi keburukan kita yang kerap tidak terlihat oleh kita, jujur pada diri dan melakukan pengakuan diharibaan Allah, seraya memperbanyak istighfar untuk meleburkan dosa dosa kita yang tak terasa.
Ketika sudah mulai tersadar betapa banyak salah yang telah dilakukan selanjutnya kita ber-azam : Tahun 2025 harus pindah Bab, atau naik kelas, kalau di 2024 sudah pandai melihat keburukan orang lain, 2025 harus pindah Bab harus pandai melihat keburukan diri dan lalu memperbaikinya. Jika di 2024 sudah pandai di bab meraba isteri, di 2025 harus pandai meraba diri, semisal, "Saya sudah dikasih nikmat sedemikian rupa, kerjaan enak, isteri cantik, bisa diraba-rabai dan enak juga, kira kira dari nikmat yang enak-enak yang sudah ku terima itu, berapa besar sudah syukurku kepada Sang Maha pemberi nikmat?". Lantas apakah sejauh perjalanan hidupku sedari lahir hingga di tahun 2024, sudah pantas aku mengharap rahmat Allah, mengharap Syafaat dari Rosulullah? yang nilainya berlipat lebih istimewa dari seluruh logam mulia emas murni yang ada di dunia...
Akhirnya nganu ya Allah, semoga hasanah singkat ini menjadi nasihat manfaat, wis pokok piye wae polahe 'abd kaulone Panjenengan dimaklum dimakfu sedanten, mesakke, ... termasuk kulo niki ya Allah... nyuwon ageng-ipun maklum lan maghfiroh atas ketidak nggadekan kulo...
Bacajuga : Klik [Yang Ini ya]

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan