Perayaan pergantian Tahun Masehi dalam Islam

Sahabat SantriLampung rohimakumullah; telah lumrah bahwa pergantian tahun masehi kerap dirayakan oleh masyarakat di berbagai negara termasuk juga negara yang mayoritas Islam padahal kita tahu Islam memiliki tahun sendiri yakni Hijriyah. Lantas bagaimanakah pandangan Islam terhadap umat muslim yang ikut merayakan tahun baru masehi.

Sahabat SantriLampung yang beriman; tidak dinafikkan bahwa bagaimana pun ummat Islam akan tetap menggunakan tahun masehi sebagai kebutuhan, artinya tahun masehi merupakan kebutuhan. ISLAM tidak secara spesifik melarang atau mewajibkan perayaan Tahun Baru baik Hijriyah maupun Masehi. Boleh saja merayakannya, tetapi harus dalam rambu-rambu syari'at jangan sampai melangar syari'at seperti ;

1. Berkumpul untuk bermaksiat hingga abai atau melalaikan dengan sengaja pada  kewajibannya sebagai hamba.
2. Melakukan pemborosan membeli kembang api sampai mengorbankan kebutuhan yang lebih pokok hal itu adalah isrof atau berlebihan. 
3. Tasabuh meniru tradisi pesta tahun baru ala ala non muslim meniup trompet sebagai penghormatan dewa, party dan berujung kumpul kebo.

Bagi umat Islam seyogyanya melakukan perayaan tahun baru masehi sama halnya dengan ketika merayakan tahun baru hijriyah, yakni digunakan untuk tafakur, introspeksi, menyiapkan program ke arah lebih baik di tahun yang akan datang, berdoa, berdzikir dan ibadah ibadah lain yang baik dilakukan, seperti berkumpul keluraga menghidupkan silaturahmi makan makan plus temu kangen maka diperbolehkan.

Tambahan : Dalam hal apa pun yang bersifat  kontemporer sebaiknya umat Islam melibatkan nilai nilai Keislaman supaya selamat.

Nilai nilai Keislaman dimaksud adalah ;

• Sadar, setiap saat Allah melihat kita.
• Tidak melalaikan kewajiban sbg Hamba.
• Menjunjung tinggi Hukum Islam (Taklif).
• Tidak bermaksiat atau melakukan Dosa.

Semoga bermanfaat. 

~ Bathul Masa'il Komunitas Santri Muda Indonesia di saring dari intisari Ceramah Ulama yang kharismatik dan arif billah.