Saat yang Hina
Sahabat SantriLampung yang dimuliakan Allah, dewasa ini banyak kita lihat anak anak yang terbilang generasi milineal kurang perhatian dalam memahami ilmu Agama, seakan agama itu bukan masalah penting. Mereka lebih cenderung pada kesenangan dunia, atau yang membuat ia senang sampai membuatnya lalai. Banyak juga anak milenial karena kelalaiannya justeru ia menjadi majikan bagi orangtuanya. Itu semua terjadi karena kedangkalannya pada ilmu Agama.
__________
Mempermainkan tubuh dan melalaikan hati. Bukti akan hal ini didapatkan dan terjadi pada anak-anak dunia milenial. Engkau dapati mereka menghabiskan waktu-waktu dalam umur mereka dengan sesuatu yang melalaikan hati dan melengahkan dari berdzikir kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Yang mereka sebut sembari bermain game atau gadget justeru sosis kesukaan ibunya, ini kenyataan zaman ini. Sungguh sangat ironi.
Adapun janji dan ancaman yang ada di hadapan, engkau lihat mereka telah menjadikan agama mereka sebagai permainan dan gurauan belaka. Tak benar-benar menyeriusi dalil-dalil ilmu agama yang terhampar. Tak mau mengambil faedah dari pengajaran tentang analisa kehidupan di akhirat kelak.
Saat paling hina adalah saat dimana seseorangb menghadapi rabb-nya dan masih memikirkan tentang hal dunia. Dan tidak jarang luput dari rakaat shalatnya. Dunia telah menelan waktunya. Habis hanya untuk mengejarnya sabang hari. Tak mau lepas, tak mau berhenti.
Dunia telah membinasakannya. Tak ada habisnya. Hanya lelah yang didapat. Hanya kecewa yang menyesakkan dada. Ibadah kian kendor, tak terjaga lagi kualitas dan kuantitasnya. Hingga pada akhirnya. Hanyalah penyesalan dan kehinaan yang akan didapatkan.
وَمَا هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ لَهِىَ ٱلْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ
"Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui" (QS. Al-Ankabut: 64).
أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan