Urgensi dan Hakikat Zuhud
Sesungguhnya zuhud terhadap dunia tidaklah sebatas perkataan-perkataan yang disukai semata, namun zuhud merupakan perkara yang harus bagi setiap orang yang menghendaki Ridha Allah ' beserta ganjaran surganya, mencukupkan diri dengan keutamaannya yang mana zuhud merupakan ikhtiarnya Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para sahabatnya. Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah : Tidaklah sempurna hasrat kepada akhirat kecuali dengan zuhud terhadap dunia. Lebih memuliakan dunia daripada akhirat akan berimplikasi kerusakan pada keimanannya, atau pada akalnya, atau bahkan pada kedua-duanya.
Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam mengesampingkan dunia di belakang punggungnya, demikian pula sahabat-sahabatnya, mereka menjauhkan hatinya dari dunia, mereka memperingatkan darinya dan tidak condong kepadanya, memusuhinya laksana penjara baginya bukan sebagai surga. Mereka zuhud dengan sebenar-benarnya zuhud, walaupun mereka ingin meraih segala rupa yang dicintai dari dunia, dan mencapai segala hal yang disukainya. Akan tetapi mereka mengetahui bahwa dunia itu negeri duka cita bukan negeri suka cita, mereka mengetahui bahwa dunia itu laksana awan pada musim panas yang akan lenyap sedikit demi sekdikit, ibarat impian khayalan yang takkan menyempurnakan kunjungan hingga diizinkan baginya bepergian.
Zuhud terhadap dunia adalah sebagaimana yang diamalkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan sahabat-sahabat beliau. Zuhud bukanlah mengharamkan hal-hal yang baik dan mengabaikan harta, tidak pula zuhud itu berpakaian dengan pakaian yang kumal penuh tambalan.
Zuhud bukanlah duduk bersantai-santai di rumah dan menunggu sedekah, karena sesungguhnya amal, usaha dan mencari nafkah yang halal adalah ibadah yang akan mendekatkan seorang hamba kepada Allah, dengan syarat menjadikan dunia hanya pada kedua tangannya tidak menjadikannya di dalam hatinya. Jika dunia itu terletak di tangan hamba bukan di hatinya, sama menurut pandangannya baik ketika ia sejahtera maupun sengsara. Tidaklah ia bersuka cita dengan kesejahteraannya dan tidaklah pula ia berduka cita dengan kesengsaraannya.
Berkata Ibnul Qayyim dalam mensifati hakikat zuhud : “Tidaklah yang dimaksud dengan zuhud adalah menolak dunia, seperti kekuasaan, adalah Sulaiman dan Dawud ‘alaihima salam adalah termasuk orang terzuhud pada masanya, namun mereka memiliki harta, kerajaan dan para istri.
v Nabi kita, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Salam adalah manusia yang paling zuhud secara mutlak dan beliau memiliki sembilan istri.
v Ali bin ‘Abi Tholib, Abdurahman bin ‘Auf, Zubair bin Awwam dan 'Utsman bin ‘Affan Radhiallahu ‘anhum, walaupun termasuk orang-orang yang zuhud namun mereka adalah orang-orang yang berharta.
v Adalah termasuk kebaikan apa yang dikatakan tentang zuhud, perkataan yang baik atau selainnya, yaitu tidaklah termasuk zuhud terhadap dunia dengan mengharamkan yang halal dan mengabaikan harta. Namun, zuhud adalah menjadikan apa-apa yang di tangan Allah lebih kau yakini daripada apa-apa yang ada pada tanganmu.
v Datang seorang lelaki kepada Al-Hasan dan berkata : Aku punya tetangga yang tidak mau makan ‘Faludzaj’ (semacam pudding atau agar-agar, pent.). Berkata Hasan : Mengapa tidak mau? Orang itu menjawab : tetanggaku berkata, aku tak mampu memenuhi terima kasihnya. Berkata Hasan: Sesungguhnya tetanggamu itu jahil, apakah ia membalas terima kasihnya air yang dingin?!

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan