Sains dan Pendekatan Wahyu
Sahabat pembaca SantriLampung yang senantiasa diluaskan ilmunya; Untuk mendapatkan esensi ilmu pengetahuan itu, di dalam Kitab Syahrah Hadis Arbai’in Nawawi dijelaskan adab-adab dalam menuntut ilmu pengetahuan. Dikisahkan seorang yang baru saja menjalani perjalanan jauh bertemu dengan Nabi Muhammad dengan pakaian yang begitu bersih. Rambutnya yang hitam seperti baru saja mandi dan duduk bersila dengan sopan menghadap Nabi. Artinya bahwa dalam mendapatkan ilmu pengetahuan sejatinya ada adab yang harus dilakukan; termasuk pakaian yang bersih dan memakai pakaian terbaik sehingga ilmu dapat membekas di dalam diri kita. Hal itu pula harus dilakukan dengan pendekatan wahyu jangan sebaliknya menjauhi wahyu Allah.
Sehingga ilmu pengetahuan yang didapatkan tidak menghasilkan keragu-raguan, melainkan meyakini dengan iman dan pengetahuan yang secara empiris. Maka seperti yang dijelaskan di atas tadi; karena ilmu pengetahuan barat berawal dari keragu-raguan dan menjauhi wahyu Allah, sehingga yang didapatkan ialah hasil yang meragukan.
Dalam bahasa Kuntowijoyo mengatakan Islam harus menjadi Ilmu, bukan lagi mengislamkan Ilmu pengetahuan. Dan pemahaman ini keliru tentunya. Dan dalam bahasa Mukani dalam bukunya dinamika pendidikan Islam mengatakan islamisasi ilmu pengetahuan merupakan proyek yang gagal. Sebab hal ini, sejatinya ilmu pengetahuan dikembalikan kepada Islam sebagai induk dari pengetahuan itu.
Menurut Ustad Asep Rahmat Fauzi, seorang mubaligh Muhammadiyah; ilmu pengetahuan Islam harus dilakukan dengan pendekatan wahyu, mendekatkan seluruh persoalan dalam pengetahuan kepada wahyu Allah seperti para ulama terdahulu lakukan, karena itu ciri dari pengetahuan Islam.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan