Hidayah Allah selalu Datang
Sahabat SantriLampung rohimakumullah; Jangan katakan hidayah belum datang, karena hidayah selalu menghampiri kita.
Rahmat Allah Azza wa Jalla sangat luas. Allah Ta’ala tidak mungkin mencelakakan hamba-Nya.
Sesungguhnya kita yang lalai, kitalah yang menolak dan kita pula yang berbuat salah. Jangan salahkan takdir untuk pembenaran atas kesalahan-kesalahan kita…
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shaleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya.” (QS: Fushshilat Ayat: 46)
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولا وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS, An-Nisaa: 79)
Kerusakan itu karena kita…
Kesombongan dan keangkuhan kita yang merusak semua.
Apa jadinya jika Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak Maha Memaafkan?
Apa jadinya jika kita terus dilalaikan oleh Allah?
Sungguh hari akhir sangatlah berat dan besar. Bagaimana nasib saudara2 kita -atau bahkan kita- yang tidak meyakini adanya akhirat?
Adakah penolong lain selain Allah Subhanahu wa Ta’ala?
Renungkan bagaimana keadaan kita nanti di akhirat. Akan kah bekal kita cukup untuk menempuh beratnya hari hisab nanti?
Cukupkan sudah semua, jangan terlena dengan kesenangan dunia yang menipu ini. Siapkan bekal dari sekarang…
Tidak ada kata terlambat,
dosa sebesar apapun, seberat apapun…
Pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala akan ampuni. Pengampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala amat luas. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya (yakni dengan taubat). Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
Dalam sabdanya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
” إِنَّ اللهَ تَعَالى يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مَسِيءُ النَّهَارِ وَ يَبْسُطُ يَدَهُ .بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا.“
“Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kejelekan pada siang hari, dan Allah membentangkan tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kejelekan pada malam hari, sampai matahari terbit dari barat.” (HR. Muslim no. 2759).
Jangan sampai kita mati dalam keadaan tidak beriman. Sang Khaliq Subhanahu wa Ta’ala telah melarangnya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102).
Sungguh sangat berat perjalanan yang akan kita hadapi nanti. Perjalanan yang dimulai setelah kematian menjemput… Perjalanan yang amat panjang, amat berat, tiada teman yang menemani kecuali hanya kain kafan yang menyelimuti tubuh yang tak bernyawa… Kegelapan, jeritan, tangisan serta penyesalan bagi orang-orang yang tidak menggunakan kesempatan hidupnya di dunia untuk beribadah kepada Allah Azza wa Jalla…
Lihatlah mereka, orang-orang jahil, mereka sering mengatakan “rest in peace”/istirahat dengan damai kepada orang yang lebih dulu menghadap rahmatullah.
Sejak kapan orang beristirahat dalam kuburnya?
Islam tidak pernah mengajarkan itu, perjalanan itu justru baru dimulai ketika tanah telah menutupi tubuh kita. Azab kubur, hari kebangkitan, hari hisab semua amat melelahkan bagi orang-orang yang memiliki hati (iman) yang sakit/rusak/sesat.
Bekal terbaik setelah kematian adalah iman dan amal shalih. Iman dan amal shalih adalah hasil dari penjagaan, pemupukkan, pemeliharaan juga usaha dalam meningkatkan iman -yang merupakan segumpal daging yang terdapat pada setiap manusia-. Baik ianya, maka baik pula iman serta amalnya dan akan baik pula akhiratnya yang merupakan terminal akhir setiap manusia..
Semoga hasanah ini bermanfaat dan dapat memotivasi kita dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala Amiin…
Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan