Menyikapi Pendapat Kiyai Imad
Sahabat SantriLampung rohimakumullah; sahabat kita diluar sana ada yang bertanya "Bagaimana tanggapan SantriLampung tentang Nasab Baalawi yang batal/putus menurut pendapat Kiyai Imad dalam Disertasinya". Mohon pencerahannya... melalui FAQSA (Frequently Asked Questions Santri Lampung).
Semoga Allah memberi hidayah terbaik dalam setiap problematika kehidupan termasuk menyikapi masalah polemik nasab yang sedang ramai. sampai-sampai Uang rakyat 271 Triliun kalah viral. Maaf, sekali lagi Mohon maaf, keceplosan.
Sahabat, Ulama' madzhab atau Al imam Al madzahib para Mujtahid penggali hukum Islam ternama dalam hal urusan Aqidah mereka pendapatnya sama. (titik harga mati). Di luar urusan aqidah mereka sering mengalami perbedaan pendapat, saling kiritis mengkritisi pendapat satu sama lain dan itu BIASA, Perbedaan tersebut bisa/mungkin terjadi dipengaruhi oleh faktor budaya, lingkungan keadaan alam, adat istiadat yang berbeda dari berbagai negara, sehingga wajar ketika terjadi perbedaan selanjutnya mereka tetap bersikap saling menghargai.
Dalam Islam diakui bahwa berbeda pendapat adalah Wajar yang penting tidak keluar dari batas wajar dalam arti tidak sampai mencampuraduk larangan dan kewajiban, mencapuraduk haram dan halal dst.
Kemudian, bagaimana tanggapan SantriLampung terhadap pendapat Kiyai Imad, ya biasa saja, sepanjang pedapatnya bukan urusan Aqidah.
Kalau SantriLampung ittiba' kepada Imamuna wa Mujtahidina Imam Asy-Syafii, Imam An Nawawi Al Bantani, Mbah Kholil Al Bangkalani, Mbh Hasyim Asy'ari, Mbah Maemoen Zubair, Gusdur, yang tidak repot mempermasalahkan perbedaan pendapat selagi tidak mengganggu beraqidah dan beribadah tidak menjadi masalah.
Next! Bagi kalian yang mau mengikuti pandapat Kiyai Imad silahkan itu hak prerogatif kalian, dan apapun keputusan yang kalian ambil, pada akhirnya kalian sendiri yang kelak akan mempertanggung jawabkan. Pesan saya, yang penting tetap rukun meski dalam perbedaan, karena dalam Al Qur'an Allah jelaskan sesungguhnya orang beriman itu bersaudara dan Allah senang dengan orang yang berbuat kebaikan.
Kesimpulannya perbedaan pendapat terkait nasab itu hal biasa, yang mau mengikuti kiyai imad ya silahkan, yang mau mengikuti pendapat kami SantriLampung juga silahkan. Kami tetap husnudzon kepada saddah baalawi.
SantriLampung tidak mementingkan eksistensi nasab, Guru guru kami dari kalangan baalawi banyak, kitab kitab yang kami kaji juga banyak karya dari kalangan baalawi, kami juga sering membaca hadits yang musalsal sanadnya melalui baalawi. Kami akan tetap memuliakan baalawi sebagaimana para guru guru kami sepanjang ia berada dalam barisan yang benar.
Soal karakter, kepribadian baalawi, yang keras arogan atau lembut, baik atau tidak baik, berilmu atau tidak berilmu, itu bagian dari sunnatullah. Dalam lingkungan apapun akan selalu ada pasangan, pasangan itu bukan sola suami istri, lalu laki-laki perempuan saja, dalam dunia perkiyaian perustadan pun berlaku pasangan. Kiyai baik punya pasangan kiyai buruk dan itu nyata ada, preman baik ada, preman buruk juga ada, orang biasa berjiwa kiyai ada, kiyai berjiwa preman ahli malak melalu proposal juga banyak, jadi menyikapi karakter itu sudah biasa saja karena itu bagian dari sunnatullah.
Semoga Allah merahmati dan menghidayahi kita semua, terutama kepada yang keilmuannya terbatas, sanad guru serta keilmuannya amatir bin tidak jelas. Sehingga tidak mudah terobang ambing oleh propaganda yang berbau Agama.
Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan