Tanda Makrifatullah
Makrifat adalah pengetahuan yang diperoleh melalui akal, sedangkan dalam tasawuf makrifat atau Makrifatullah berarti mengetahui Allah Subhanahu wa Ta'ala dari dekat melalui hati.
Makrifat secara etimologis berarti mengetahui dengan sungguh-sungguh atau mengenal secara mendalam. Pengertian terminologisnya adalah suatu metode untuk memahami, mengetahui, dan mengenal Allah taala melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya yang ada dalam alam semesta dengan segala isinya. Dengan memperhatikan dan memahami kekuasaan Allah, maka seseorang akan dapat menghayati kebesaran dan keagungan-Nya.
Setiap diri manusia pasti akan menyadari bahwa tidak ada suatu makhluk pun dalam alam semesta ini, kecil atau besar, ada dengan sendirinya.
Ciri-ciri orang yang makrifat kepada Allah
Dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Addailami dijelaskan :
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قال الله تعالى: علامة معرفتى في قلوب عبادي حسن موقع قدري أنّ لا أشتك وأن لا أستطأ وأن لا أستحيا رواه الديلمى
Dari Abu Hurairah r.a berkata; Rosulullah sholallohu alaihi wasallam bersabda; Allah taala berfirman; Tanda seorang hamba mengenal-Ku dalam hatinya ialah memberi penilaian baik terhadap segala kekuasaan-Ku, tidak berkeluh kesah pada hukum-Ku, tidak dirasa lambat pemberian-pemberian-Ku, dan segan pada-Ku bila hendak melakukan suatu maksiat. (HR. Addailami).
Dalam riwayat yang lain Rosulullah menjelaskan yang di maksud segan kepada Allah pada hadits di atas.
Diriwayatkan oleh Imam Attirmidzi dan Abdullah ibnu Mas'ud bahwa Rosulullah bersabda; "Malulah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya", Para sahabat berkata; "Ya Rosulullah sesungguhnya kami Alhamdulillah sudah merasa malu kepada Allah", Rosulullah menjawab; "Bukanlah itu yang aku maksud, tetapi arti malu kepada Allah adalah dengan menjaga kepala berikut bagian bagiannya, menjaga perut berikut apa yang terkandung di dalamnya, serta selalu ingat akan mati dan barangsiapa menghendaki kebahagiaan akhirat ia melepaskan kenikmatan dunia, maka barangsiapa yang berbuat demikian ia benar benar malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya.
Seseorang yang makrifat kepada Allah akan selalu berprasangka baik kepada Allah, mampu melihat dan menilai baik semua sifat maha kuasa Allah, Sebuah misal : Allah mampu menciptakan manusia sempurna (secara fisik dan psikis), Allah juga mampu menciptakan manusia yang kurang sempurna (cacat fisik / psikis), orang yang makrifat kepada Allah saat melihat manusia (sempurna dan/atau tidak) ia tetap akan menilai baik kuasa Allah atas ciptaan-Nya dan menyandarkan prasangkanya kepada prasangka yang paling baik.
Seseorang yang makrifat kepada Allah tidak pernah merasa berat menunaikan segala yang menjadi hukum Allah yang ringan maupun yang berat, kekudian mampu memposisikan hukum Allah di atas hukum hukum yang lain.
Orang yang makrifat kepada Allah selalu bersifat Qonaah terhadap pemberian Allah, tidak berkeluh kesah terhadap apa yang menjadi bagiannya, tidak juga merasa resah saat permohonannya belum dikabulkan.
Orang yang makrifat kepada Allah, selalu merasa diawasi dan dilihat Allah, sehingga ia segan saat akan meninggalkan atau melanggar hukum Allah, segan saat durhaka kepada Allah, bahkan ketika ia lalai karena ketidak sengajaan (tidak shalat karena ketiduran) ia akan merasakan penyesalan yang sangat mendalam. Dan memiliki rasa malu kepada Allah sebagaimana telah dijelaskan oleh Rosulullah di atas.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan