Kisah Badui yang Menghisab Allah

Sahabat SantriLampung yang dimuliakan Allah, Badui adalah salah satu suku bangsa arab yang tinggal di pedalaman jauh dari perkotaan atau keramaian. Orang orang badui arab zaman dulu tidak sama dengan badui di zaman sekarang yang sudah tajir tajir melintir. Berbicara suku badui dahulu ada seorang badui yang berani menghisab (meminta pertanggungjawaban) Allah, keren gak tuh si-badui. Untuk lebih jelasnya mari kita baca kisahnya berikut ;

Seorang laki-laki Badui telah memeluk agama Islam, namun karena keadaan ekonominya yang terbatas dan tempat tinggalnya yang sangat jauh dari Madinah, ia belum pernah berhadapan dan bertemu dengan Nabi Muhammad secara langsung. Ia hanya berbaiat kepada Islam dan belajar tentang ibadah dari para pemimpin sukunya yang telah menerima ajaran dari Nabi Muhammad. Namun dengan segala keterbatasannya, ia mampu menjadi mukmin yang sejati, bahkan ia sangat mencintai Nabi Muhammad.  

Suatu ketika beliau mengikuti rombongan sukunya untuk menunaikan umroh ke Makkah. Saat melakukan Tawaf sendirian, terpisah dari orang lain, orang Badui ini selalu melantunkan nama Allah, “Ya Kariim, ya Kariim….”. si Badui memang bukanlah orang yang berakal, sehingga ia tidak mampu menghafalkan dengan benar doa atau dzikir yang idealnya diucapkan saat tawaf, seperti yang diajarkan Nabi Muhammad. Karena itu dia hanya menyebut salah satu nama Tuhan itu berulang kali. 

Tiba-tiba ada seorang laki-laki berjalan di belakangnya sambil juga berkata, “Ya Kariim, ya Kariim!!” Orang Badui ini menjauh dari tempat dan orang tersebut sambil melanjutkan dzikirnya, karena menurutnya orang yang mengikutinya hanya mengolok-oloknya. Namun kemanapun dia berpindah dan menjauh, laki-laki itu tetap mengikutinya dan membacakan dzikir yang sama. Akhirnya orang Badui itu berbalik menghadap laki-laki itu dan berkata, “Wahai orang yang berwajah cerah dan berbadan indah, apakah kamu mengolok-olok saya? 

Demi Tuhan, kalau bukan karena wajah cerah dan tubuh indahmu, saya akan melakukannya. mengadu tentangmu pada kekasihku..." Pria itu berkata, “Siapakah kekasihmu?” Orang Badui itu berkata, “Nabiku, Muhammad Muhammad Shollallahu alaihi wa sallam.!!”

Laki-laki itu tampak tersenyum mendengar pidatonya, lalu berkata, “Apakah kamu belum mengenal dan bertemu dengan Nabimu, wahai saudara Baduiku?” 

"Belum..!" Kata orang Badui itu. 

Laki-laki itu berkata lagi, “Bagaimana kamu bisa mencintainya kalau kamu belum mengenalnya? Bagaimana dengan keyakinanmu padanya?" 

Kata orang Badui itu, “Aku beriman kepada kenabiannya walaupun aku belum pernah melihatnya, aku menyetujui kerosulannya walaupun aku belum pernah bertemu dengannya…!!” 

Sekali lagi laki-laki itu tersenyum dan berkata, “Wahai saudaraku Badui, akulah Nabimu di dunia, dan pemberi syafaatmu di akhirat…!!” 

Baca juga :

Sesungguhnya orang yang mengikuti orang Badui itu tak lain adalah Nabi Muhammad yang juga sedang menunaikan umrah. Sengaja ia mengikuti tingkah laku orang Badui tersebut karena ia melihatnya begitu polos dan 'unik', terasing dari orang lain, namun jelas begitu rendah hati' menghadap Allah dalam Thawafnya itu. 

Orang Badui itu memandang Nabi Muhammad  seolah tak percaya, matanya berkaca-kaca. Dia mendekatinya sambil bersikap rendah hati dan akan mencium tangannya. Namun Nabi Muhhammad memegang bahunya dan bersabda, “Wahai saudaraku, jangan perlakukan aku seperti orang asing memperlakukan rajanya, karena sesungguhnya Allah tidak mengutus aku sebagai orang yang sombong dan sewenang-wenang. Allah mengutusku untuk menyampaikan kabar gembira (yaitu kenikmatan di surga) dan memberi peringatan (akan sakitnya api neraka)…”

Orang Badui itu masih berdiri tertegun, namun jelas terlihat kegembiraan di matanya karena bertemu dengan Nabi Muhammad. Tiba-tiba Malaikat Jibril turun menghadap Nabi, menyampaikan salam dan hormat dari Allah kepadanya, dan Allah memerintahkannya untuk menyampaikan beberapa kalimat kepada orang Badui, yaitu: “Wahai orang Badui, sesungguhnya Kelembutan dan Kemuliaan Tuhan (yaitu arti dari nama Allah: Al Karim) dapat memperdayakan, dan Allah akan memperhitungkan (menghitung) dia dalam segala hal, sedikit atau banyak, besar atau kecil…” 

Nabi Muhammad menyampaikan firman Allah kepada orang Badui, dan orang Badui itu berkata, “Akankah Allah meminta pertanggungjawabanku wahai Rasulullah??” 

“Benar, Dia akan meminta pertanggungjawabanmu jika Dia menghendaki…” jawab Nabi. 

Tiba-tiba orang Badui itu berkata sesuatu yang tidak disangka-sangka, “Demi Keagungan dan Keagungan-Nya, jika Dia menghitung aku, maka aku pun akan menghitung-Nya….!!” 

Sekali lagi Nabi Muhammad tersenyum mendengar pernyataan orang Badui tersebut, seraya bersabda, “Dalam hal apa kamu akan meminta pertanggungjawaban Tuhanmu, saudaraku orang Badui?”

Orang Badui itu berkata, “Jika Tuhanku meminta pertanggungjawaban atas dosa-dosaku, maka aku akan meminta pertanggungjawaban-Nya dengan ampunan-Nya, jika Dia meminta pertanggungjawaban atas kemaksiatanku, aku akan meminta pertanggungjawaban-Nya atas Afwan (pengampunan)-Nya, dan jika Dia meminta pertanggungjawabanku. mempertanggungjawabkan kekikiranku, aku akan meminta pertanggung jawaban-Nya dengan kemurahan hati-Nya….” 

Nabi Muhammad begitu terharu dengan jawaban orang Badui tersebut hingga menitikkan air mata dan membasahi janggutnya. Jawabannya sederhana saja, namun mencerminkan betapa “akrabnya” orang Badui dengan Tuhannya, seberapa tinggi derajat ilmunya terhadap Tuhan, padahal ia belum pernah mendapat pendidikan langsung dari Nabi Muhammad. 

Sekali lagi Malaikat Jibril turun menghadap Nabi Muhammad dan bersabda, “Wahai Muhammad, Tuhanmu, Allah (As-Salam : Yang Maha Penyelamat)  mengirimkan salam kepadamu dan berfirman : "Kurangi tangismu, karena hal itu membuat para malaikat pembawa Arsy menjadi lalai dalam tasbihnya. Beritahukan pada saudaramu, orang Badui, dia tidak perlu menghisab (menuntut pertanggungjawaban) Kami; dan Kami tidak akan menghisabnya, karena dia (salah satu) sahabatmu di surga...!!!"


Allah kariim, aduahi bahagianya si badui bisa bertemu nabi, mendapat tiket masuk syurga tanpa hisab. Semoga menular juga kepada yang membaca kisah ini hingga selesai. Aamiin.

image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
71682 24184 73890

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk