4 Keyakinan Kunci Sukses

Hasanah ini merupakan lanjutan dari Artikel 4 Kunci Sukses jika belum membaca silahkan baca terlebih dahulu.

Keyakinan adanya Akhirat

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan Jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."  Asy Syams (91): 9-10 

Orang yang haqqul yaqin dengan adanya kehidupan akhirat yaitu tempat di mana ia harus mempertanggung jawabkan perilaku hidupnya sewaktu di dunia, pastilah akan mempunyai akhlak yang baik. Karena, keyakinannya ini akan menjadi perisai bagi dirinya untuk tidak melakukan perbuatan yang menyimpang dari yang ditentukan Allah, seperti misalnya bersikap sombong, culas, zalim, kikir, dan lain sebagainya. Demikian pula budaya 'mum- pung' yang tidak terpuji itu, tidak akan lahir dari tangan-tangan orang yang mempunyai keyakinan yang kuat bahwa sebenar-benarnya kehidupan itu adalah akhirat. 

"Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk."  An-Nahl (16):60

Bagi orang yang meyakini adanya akhirat, maka perbuatan menzalimi orang lain adalah betul-betul suatu kebodohan. Karena dengan perbuatannya - ini ia "mengharuskan" Tuhan untuk menghukumnya di akhirat nanti. Sedangkan jelas-jelas siksa neraka itu berlipat-ipat perihnya dari yang diperbuatnya, Di dalam Al Qur'an dikisahkan, ketika nabi Musa as. khilaf dengan membunuh seorang kaum Fir aun, maka ia dengan sangat menyesal berdoa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, karena itu ampunilah aku." - Al-Qashash (28):16. Demikian pula nabi Adam dan Hawa ketika mereka terbujuk setan melanggar perintah Allah, yaitu memetik buah khuldi, mereka berdoa kepada Tuhan:

Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rakhmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. Al-A'raaf (7):23 

Lihat juga firman-firman Allah berikut ini : "Sesungguhnya tidak pernah dapat berbahagia orang yang berlaku aniaya". Yusuf (12):23 

"Jika kamu berbuat baik berarti karmu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri." A-lsraa' (17):7 

"Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakan untuk (kemudharatan) dirinya sendiri". An-Nisaa' (4):111 

Seorang tokoh sufi yang bernama Abdullah bin Khubaiq berkata, "Janganlah kamu bersedih hati kecuali karena sesuatu yang akan mencelakakanmu esok (di akhirat), dan janganlah pula kamu bersenang hati kecuali kerena sesuatu yang akan menyenangkanmu di alam keabadian nanti."

Bagi orang yang belum meyakini adanya akhirat, cobalah dipikirkan baik-baik hal ini : Bukankah masih banyak orang-orang yang berbuat kebaikan yang belum mendapatkan ganjaran kebaikannya secara sempurna?; Bukankah sekian banyak pula orang-orang yang melakukan kejahatan yang belum mendapatkan balasan atas kejahatannya? 

Baca juga :

"Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari azab kami?".  Al-Ankabut (29):4 

Keyakinan akan mati. 

Orang yang mempunyai keyakinan yang tinggi bahwa dirinya suatu waktu pasti akan mati, akan terlindung dari sifat-sifat yang amat mencintai dunia. Karena sesungguhnyalah, rusaknya akhlak manusia dimulai dengan rasa cinta yang berlebihan terhadap dunia. 

Nabi Muhammad saw. bersabda, "Barangsiapa mencintat dunia, maka Allah tidak akan menolongnya dalam hal apa pun. Disamping itu, Allah akan menetapkan dalam hatinya emnpat hal : kesusahan yang berkepanjangan, kesibukan yang tiada henti, kefa kiran yang untuk selamanya, dan angan-angan yang tidak ada batasnya." 

Al-Qur'an yang mulia pun memperingatkan hal ini: Maka janganlah sekall-kali kehidupan dunia memperdayakanmu Lukman (31):33 

Supaya kecintaan yang berlebihan terhadap dunia ini dapat dikendalikan, Rasulullah saw. memberikan resepnya: "Perbanyaklah mengingat hal yang dapat menghancurkan segala macam kelezatan." Dalam hadits lain dari Aisyah r.a.- "Katanya, ya Rasulullah, Apakah ada orang yang Ä‘ikumpulkan bersama syuhada di akhirat ? Kata Nabi : "ya ada, yaitu orang yang selalu mengingat mati dua puluh kali dalam sehari" (Rawi : Baihaq).  

Salah seorang sahabat Rasulullah saw. yang terkemuka, Umar bin Khatab, penah menambal bajunya dengan kain yang lapuk. Ketika ada yang berkata kepadanya, "Wahai Umar, tambalan yang begitu tidakah akan tahan lama." Maka Umar pun spontan menjawab, "Apakah umurku akan lebih panjang daripada umumya?", Ilustrasi ini bukanlah untuk menunjukan kebodohan Umar, tetapi inilah gambaran dari pribadi orang yang mempunyai keyakinan yang kuat bahwa mati setiap saat dapat terjadi! 

Keyakinan akan adanya setan. 

Orang yang mempunyai keyakinan bahwa selama hidupnya di dunia ia akan selalu digoda / dihasut oleh setan baik itu -setan yang berasal dari bangsa manusia atau jin, maupun setan yang berasal dari penwujudan nafsu jeleknya sendiri- maka hatinya akan selalu siap siaga untuk melawan himbauan-himbauan sesat syetan yang menghasut jiwanya agar membangkang pada aturan main yang telah ditetapkan-Nya. 

Sesungguhnya setan Itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu. Faathir (35):6 

Keyakinan bahwa kehidupan dunia semata-mata hanyalah babak prakualifikasi untuk menentukan tempat tinggal manusia di akhirat nanti. 

Orang yang mempunyai keyakinan bahwa hidup ini adalah semata-mata arena/tempat pengujian bagi ketaatannya pada aturan main yang telah ditetapkan Sang Maha Pencipta, akan mudah berperilaku sesuai dengan keinginan-Nya, meskipun ia mengalami ujian demi ujian dari-Nya. Fakta memang menunjukan, bahwa kegagalan manusia dalam menghadapi ujian Tuhan disebabkan ia tidak menyadari bahwa yang dihadapinya itu adalah ujian! 

Maha Suci Allah yang ditangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Al-Mulk (67): 1-2 

Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar-benarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. Al Ankabuut (29):64 

Keempat keyakinan yang disebutkan di atas, hanya dapat bermanfaat bila kita mampu menjadikannya sebagai keyakinan dengan derajat haqqul yaqin. Untuk mencapai ini, caranya adalah dengan memperkaya wawasan yang berkaitan dengan keempat hal tersebut. dan mentafakurinya secara mendalam.  Biasakanlah selalu berzikir, puasa sunat, dan shalat malam. Di samping itu, harus menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat menipiskan keyakinan terhadap 4 hal tersebut, seperti misalnya merasa kagum yang mendalam dengan  kesuksesan duniawi yang diraih seseorang sehingga membangkitkan panjang angan-angan, tenggelam dalam sarana kenikmatan duniawi yang serba 'wah,' bergunjing, dan lain sebagainya.

image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk