102 Tahun Nahdlatul Ulama
Al hamdulillah, 102 Tahun NU di 16 Rajab 1446 Hijriah. Mari mengingat kembali sejarah NU. Nahdlatul Ulama (NU) dengan makna literal "Kebangkitan Ulama", tepat berusia satu abad. Sebagai organisasi Islam di Indonesia, NU memiliki sejarah perjuangan panjang sejak 16 Rajab 1344 Hijriah atau bertepatan dengan 31 Januari 1926 Masehi.
Kala itu, NU lahir ketika K.H. Hasyim Asy’ari memprakrasai para kiai ternama dari Jawa Timur, Madura, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, untuk menggelar pertemuan di kediaman K.H. Wahab Chasbullah di Surabaya. Dalam pertemuan itu, para kyai membahas suatu upaya agar Islam tradisional di Indonesia dapat dipertahankan.
Guna menegaskan prisip dasar NU, KH. Hasyim Asy'ari lantas merumuskan Kitab Qanun Asasi (prinsip dasar) dan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU yang dijadikan dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.
Diketahui, sebelum dibentuk secara resmi di kediaman KH. Wahab Chasbullah, sudah ada beberapa organisasi lain dengan nama yang berawalan dengan 'Nadhlatul'. Di antaranya adalah Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Bangsa), Nahdlatul Tujjar (Kebangkitan Pedagang), hingga Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran).
Semua organisasi dengan nama awal 'Nahdlatul' tersebut diprakarsai oleh KH. Wahab Chasbullah. Sehingga, dapat dikatakan bahwa beliau adalah tokoh generasi pertama NU. Antropolog Belanda bernama Martin van Bruinessen, dalam buku NU: Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru (1994: 34), juga mengatakan bahwa Kiai Wahab merupakan tokoh utama dalam pendirian NU.
Perjuangannya mendirikan NU dimulai ketika Kiai Wahab dan para kiai Islam-tradisional merasa perlu membentengi Islam di Nusantara karena beberapa tata cara ibadah keagamaan mereka kerap ditentang golongan Islam-reformis yang digawangi misalnya oleh Al-Irsyad dan Muhammadiyah, pada dekade ketiga abad ke-20 itu.
Maka, pada 31 Januari 1926, dikutip dari K.H. Abdul Wahab Hasbullah: Bapak dan Pendiri NU (1972) karya Saifuddin Zuhri, para kiai berkumpul di kediaman Kiai Wahab dan memutuskan membentuk suatu organisasi kemasyarakatan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah yang dinamakan Nahdlatul Ulama atau “kebangkitan para ulama”. Tanggal 31 Januari 1926 atau juga pada 16 Rajab 1344 Hijriah ditetapkan sebagai hari lahir NU.
NU bergerak di bidang keagamaan dan kemasyarakatan serta dibentuk dengan tujuan untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam, baik dalam konteks komunikasi vertikal dengan Allah SWT maupun komunikasi horizontal dengan sesama manusia.
Dalam perjalanan riwayatnya, NU berkembang pesat dan amat terjaga secara tradisional. Kini, NU menjadi organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, hidup berdampingan dengan organisasi Islam besar lainnya.
Bacajuga : Aqidah Ahlussunah waljamaah

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan