Perahu Taqdir
Sahabat SantriLampung yang dirahmati Allah, Hidup itu sederhana, taqdirnya sudah Allah tetapkan. Sekenario hidup kita sudah Allah susun Alurnya. Dunia tempat kita hidup ini laksana perahu taqdir lintas dunia-akhirat, kita adalah penumpang yang harus mengikuti tujuan perjalanan perahu.
Perahu Litas Batas : Dunia - Akhirat
Usia, Cantik, Harta, Tahta, Wanita, dll, semua bagian dari badan perahu taqdir. Sudah ada yang mendisain dan mengoprasikan.
Selama berada di atas kapal, ikhtiar apapun yang kita lakukan, kita tetap berada di atas perahu takdir. Perahu akan tetap berjalan tanpa seorang penumpang pun dapat menghentikan. Rute perahu berjalan sistematis, ikhtiar apapun yang kita upayakan di dunia; kita tetap saja mengikuti rute perjalanan perahu takdir, usaha sebagai profesi apa pun kita, sejatinya hanya wira-wiri di atas perahu taqdir.
Kita ambil contoh cantik yang merupakan bagian dari perahu, Sehebat apa pun orang berupaya untuk tetap cantik kinyis-kinyis seperti Abg (anak baru gede) tidak akan pernah bisa. Karena perahu tetap berjalan tanpa ada yang dapat menghentikan. Rute daripada cantik dan ataupun yang lainnya adalah dari ahsani taqwim ke man alaiha fan lalu ke asfala safilin.
Mati pun demikian, libur, liburan, tidur, atau berhenti dari berkegiatan tidak akan menghentikan perjalanannya menuju kematian...
Hidup tidak perlu khawatir, tinggal manut perjalanan perahu taqdir. Misal ada orang mengeluh : "Wah bisa mati saya kalau begini terus", jangan khawatir mati kawan!, karena mati bagian dari perahu takdir yang pasti terjadi. Mati setiap penumpang sudah ada jadwalnya, kalau belum datang jadwalnya rezeki masih akan tetap ada dan mengalir, jadi jangan khawatir tidak mendapat rezeki, yang membuat hidup sudah menetapkan rezeki si-hidup sampai tiba jadwalnya mati!. Mati pasti tak perlu khawatir, khawatirilah oleh kalian pada perbekalan apa yang bisa untuk dibawa mati.
Kita harus selalu ingat Rumus Kahanan, kullu man alaiha faan. Semuanya akan binasa. Kita bermula fiy ahsani taqwim sebaik-baik rupa (bayi imut, harum menyenangkan) menuju man alaiha fan (kriput, ringkih dan menjijikkan) lalu ke asfala safilin. Agar tidak asfala safilin kita harus menjadi pribadi yang shalih.
Belum Selesai [Nanti Kesini lagi Saja]
Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan