Dua Sebab Kemunafikan

Kemunafikan adalah sifat yang buruk dalam Islam, sifat buruk seorang munafik memang harus dihindari oleh setiap orang yang beriman. Dan Allah memberikan ancaman kepada orang-orang munafik hukumannya yang sangat dahsyat dan berat yakni akan berada dalam kerak neraka yaitu neraka yang paling bawah. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surat An Nisa' ayat 145 :

إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ فِى ٱلدَّرْكِ ٱلْأَسْفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka." 

Dan sifat-sifat buruk orang-orang munafik itu sangatlah jelas digambarkan oleh Allah dengan mengatakan bahwa mereka menipu Allah , kalau shalat berdiri dalam keadaan malas, beribadah selalu ingin ditunjuk-tunjukan pada manusia, suka sekali dengan pencitraan dan terakhir mereka mengingati Allah (dzikir) hanyalah sedikit sekali. Hal ini senada dengan firman Allah dalam Al Quran surat An Nisa' ayat 142: 

إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوٓا۟ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا۟ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ 

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah , dan Allah akan membalas tipuan nereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya/pamer (dengan shalat) di hadapan manusia". 

Dari penjelasan ayat di atas kita akan membahas dua sebab kemunafikan yaitu pertama terlalu berlebihan mencintai dunia dan kedua adalah malas dalam beribadah. 

Terlalu berlebihan dalam mencintai dunia 

Dunia memang penuh dengan tipu daya dan godaan. Hal ini bisa membuat manusia terlena dan berlebihan dalam mencintai dunia serta hanyut dalam kenikmatan dunia yang sementara ini. Kecintaan terhadap dunia yang berlebihan bisa mengakibatkan munculnya sifat munafik di dalam hati manusia. Penyakit munafik ini akan meresap dalam jiwa manusia seperti air yang menyuburkan tanaman. 

Manusia tidak pernah merasa puas dengan dunianya, harta yang dimilikinya seolah-olah kurang terus tak pernah merasa cukup dengan apa yang telah mereka miliki. Bahkan seandainya mereka diberi satu lembah berisi emas, dan mereka akan mengharap untuk mendapatakan lembah yang kedua yang sama. Dan bila mereka diberi lembah yang kedua dengan semisalnya, mereka berharap untuk mendapatkan lembah yang ketiga. Hal ini senada dengan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahih Bukhari nomor 6438 dengan sanad yang shahih dari sahabat Abbas bin Sahal bin Sa'id berkata bahwa saya mendengar Ibnu Zubair di atas mimbar di Mekkah saat khutbah berkata : Wahai manusia sesungguhnya Nabi pernah bersabda :   

"Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, naka ia masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat".

Baca juga :

Lihatlah sabda Nabi tersebut ternyata begitu tamak dan serakahnya orang-orang yang berlebihan dalam mencintai dunia, akan bermegah-megahan dengan harta dunianya sehingga akan berhenti mencintai atau membincangkan dunia setelah perut mereka penuh oleh tanah dan telah masuk ke dalam kubur. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran surat At Takatsur ayat 1-2 : 

"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur". 

Malas dalam melaksanakan ibadah 

Malas beribadah telah Allah sebutkan pada ayat di atas yaitu firman Allah  dalam Al Quran surat An Nisa' ayat 142 : 

“Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas". 

Dan Allah juga mengatakan orang munafik malas dalam beribadah (shalat) dalam ayat yang lainnya. Meraka tidaklah mengerjakan shalat melainkan dengan malas. Hal ini senada dengan firman Allah dalam Al Quran surat At Taubah 

dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas. 

Oleh karenanya orang-orang munafik di zaman Nabi secara umum tidak terlihat pada shalat Isya dan shalat Shubuh, di mana keadaan kedua shalat tersebut masih gelap. Mereka menganggap Rasulullah tidak tau karena suasana masih gelap. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahih Bukhari nomor 657 dan Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim nomor 651 dengan sanad yang shahih dari sahabat Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda :  

"Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Shubuh. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada dalam kedua shalat tersebut tentu mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak."

Syaikh Abdullah Al Fauzan hafizhahullahu mengatakan dalam kitab Minhatul 'Allam fi Syahril Bulughul Maram (3:365) : “Seseorang yang meninggalkan shalat berjamaah menunjukkan akan beratnya dia dalam mengerjakan shalat. 

Ini pertanda bahwa hatinya terdapat sifat kemunafikan. Untuk lepas dari sifat tersebut, marilah menjaga shalat berjamaah."

Bacajuga : Hasanah agar terlepas dari Kemunafikan

Pasang Iklan
81834 84170
Print Friendly and PDF

Mau donasi lewat mana?

BSI a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (7310986188)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK BSI 7310986188
an.Kholil Khoirul Muluk