Ayo Buktikan Cinta kita pada Rosulullah
Entah di mana cinta? Tatkala diri enggan berkorban waktu, harta, tenaga, pikiran dan perasaan untuk tegaknya risalah yang Rasul ﷺ bawa. Padahal para sahabat rela berdarah-darah berkorban nyawa demi Beliau.
![]() |
Semoga kehadiran kalian disini merupakan bukti Cinta kepada Kanjeng Nabi. |
Lantunan salawat terdengar syahdu dari sudut-sudut musala dan masjid di seantero negeri. Dari salawat yang satu ke salawat lainnya, hafal di luar kepala. Seolah pelantunnya ingin menunjukkan, betapa mereka sangat mencintai Rasulullah ﷺ.
Ya, manusia agung itu memang sungguh layak dicintai. Kemuliaan ahlaknya tak hanya memukau para pengikutnya, namun juga diakui para musuhnya.
Di hari Perang Badar, Al-Akhnas bin Syuraiq bertanya kepada Abu Jahal, "Abul Hakam (sebutan Abu Jahal di tengah kafir Quraisy), beritahu aku tentang Muhammad. Apakah ia orang yang jujur atau pendusta? Karena di sini tak ada seorang Quraisy pun selain aku dan engkau yang mendengar pembicaraan kita."
Abu Jahal menjawab, "Celaka engkau! Demi Allah, sungguh Muhammad itu seorang yang jujur. Dia sama sekali tak pernah berbohong. Tapi, kalau anak-anak Qushay dengan al-liwa' (mengatur urusan perang), hijabah (memegang kunci Ka'bah dan pengaturannya), siqayah (memberi jamaah haji minum), dan juga nubuwwah (kenabian), Quraisy yang lain kebagian apa?" (Ibnul Qayyim, Hidayatul Hayara, Hal: 50-51).
Namun seorang muslim tak boleh berhenti sampai mengagumi ahlak Rasulullah saja. Tatkala telah mengikrarkan dua kalimat syahadat, meyakini dengan penuh bahwa Muhammad adalah utusan Allah yang membawa risalah agung berupa Islam, maka kita dituntut untuk membuktikan kecintaan itu.
Kecintaan kita pada Rasul ﷺ merupakan konsekuensi kecintaan pada Allah. Manalah mungkin mengaku mengimani Allah namun di saat yang sama tak mengimani Rasul-Nya?
Dalam surat Al-Imran ayat 31:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya:"Katakanlah:"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali-Imran: 31).
Allah Azza wa Jalla telah memberikan tuntunan pembuktian cinta pada Kanjeng Nabi ﷺ.
"Demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim atas perkara apa saja yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka atas putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya (TQS an-Nisa' [4]: 65).
Dalam ayat yang lain, kecintaan pada Kanjeng Nabi ﷺ harus diwujudkan dengan ittiba' (mengikuti) Beliau,
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya." [QS. al Hasyr : 7].
Yakni apapun yang diperintahkan oleh Rasul kepada kalian, maka kerjakanlah; dan apapun yang dilarang olehnya, maka tinggalkanlah. Karena sesungguhnya yang diperintahkan oleh Rasul itu hanyalah kebaikan belaka, dan sesungguhnya yang dilarang olehnya hanyalah keburukan belaka (Tafsir Ibnu Katsir).
Ambillah semua, segala, seluruh risalah yang dibawa oleh manusia agung itu!
Ikutilah sunnah Rasulullah ﷺ, bagaimana Beliau beribadah, bersikap, berpakaian, tata-cara makan-minumnya. Teladani pula tata-cara Rasulullah berdakwah, mengatur masyarakat dalam sistem tata pergaulan, sistem perekonomian, pendidikan, kesehatan, serta sistem sanksi yang telah diterapkannya. Bahkan contohlah pula politik dalam dan luar negeri Beliau.
Entah di mana cinta? Tatkala diri enggan berkorban waktu, harta, tenaga, pikiran dan perasaan untuk tegaknya risalah yang Rasul ﷺ bawa. Padahal para sahabat rela berdarah-darah berkorban nyawa demi Beliau.
Bukan cinta, jika hanya mulut yang berucap namun kehidupannya jauh dari ajaran Rasulullah. Dan adalah cinta palsu, saat lisan berbusa mengumbar kata cinta tapi membenci bahkan menghalangi tegaknya risalah yang dibawa Rasulullah ﷺ.
Dengar Sejarah Nabi Muhammad ±3Jam
Semoga kita menjadi umat yang mencintai dengan sebenarnya, sehingga layak mendapat syafa'at Beliau di akhirat kelak.
Ada satu kisah menarik dari sahabat Anas bin Malik. Seseorang mendatangi Nabi ﷺ, lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, kapan kiamat terjadi?" Beliau balik bertanya, "Apa yang telah kau persiapkan untuknya?" Dia menjawab, "Wahai Rasulullah, aku tidak menyiapkan puasa yang banyak, tidak juga sedekah. Hanya saja, aku mencintai Allah dan Rasul-Nya." Beliau bersabda, "Engkau bersama yang kaucintai." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Bukankah kita juga rindu membersamai Kanjeng Nabi ﷺ di akhirat nanti?

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan