Menuju Jahanam 300 km



Kisah nyata ini dari saudara kita di Arab Saudi. Seorang pemuda dengan iman yang kian memudar di hatinya. Apalagi teman-teman yang makin menjerumuskannya pada kemaksiatan demi kemaksiatan.


Pemuda ini bersama dengan rombongan para lelaki memutuskan untuk berangkat ke sebuah kota yang jaraknya ratusan kilometer dari Riyadh (Ibu Kota Arab Saudi). Kota tujuan itu bernama Dammam. Selama di perjalanan mereka lalai mengingat Allah. Mereka disibukkan dengan nyanyian-nyanyian yang berasal dari pemutar suara di dalam mobil. Nyanyian-nyanyian yang melalaikan hati mereka.




Pernah dengar atau baca hadits ini? "Perumpamaan orang yang berdzikir dan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang hidup dan orang mati". Perbedaannya sungguh sangat jelas. Bukankah orang hidup memiliki hati yang hidup? Namun, bukan fisik itu sejatinya yang hidup. Kehidupan itu ada di dalam hati. Hidupnya hati dengan senantiasa mengingat Allah. Itulah yang dikatakan orang hidup. Sedangkan, yang hatinya mati dapat kita sebut sebagai orang mati walau dia dapat bergerak seperti orang hidup. Sejatinya dia mati karena matinya hati.




Perjalanan terus berlanjut sampai di suatu ketika, petunjuk arah yang menunjukkan jarak tempuh menuju kota Dammam memperlihatkan hal yang tak biasa. Salah seorang dari mereka berkata, "Dammam 300 Km". Pemuda yang satunya justru tak melihat petunjuk arah mengatakan itu. Justru yang terlihat di matanya, "Jahannam 300 Km". Seketika suasana hening, suara sahut-sahutan, gegap gempita menyahuti nyanyian kini hilang berganti bisu. Namun, hal itu hanya sesaat saja yang kembali berganti dengan tawa, mereka menertawakannya.




Kembali kilometer demi kilometer terlewati, sampai di plang Dammam 200 Km. Kembali pemuda tadi menyahut pada kawan-kawannya, "Demi Allah yang kulihat jahannam 200 Km". Mereka menertawakannya dan berkata dirinya, "Gila". Dan sempat tercetus kalimat, "Engkau membuat kami takut". Kalimat itu hanya sekedar rangkaian kata tanpa makna. Tak ada rasa takut dalam hati mereka.


Baca juga :



Sebentar lagi Dammam 100 Km. Kembali lagi yang terlihat di matanya Jahannam 100 Km. Dia merenung bersedih. "Demi Allah yang Maha Agung yang kulihat Jahannam 100 Km". "Kamu gila", mereka kembali mengatakan dirinya gila. "Kamu jangan sembarangan bicara, dari awal perjalanan engkau telah membuat kami merasa tidak enak", seru salah seorang dari mereka.




Pemuda yang Allah karuniakan petunjuk itu berkata, "Turunkan aku! Biar aku kembali ke Riyadh". "Gila kamu", tak ada kata lain. Hanya kata gila yang terus mereka ucapkan pada pemuda itu. Pemuda itu tetap bersikeras meminta di turunkan dari mobil. Mereka pun merasa kesal dan menurunkan pemuda itu di pinggir jalan dan mereka melanjutkan perjalanan. Pemuda itu menyebrangi jalan dan berjalan kaki menuju Riyadh sambil sesekali menoleh ke belakang apakah ada mobil yang menuju Riyadh yang bersedia membawanya.




Tak selang berapa lama, sebuah sepeda motor berhenti di dekatnya. Pengendara bermotor itu memberi tumpangan kepada pemuda tersebut. Pengendara itu tampak diam dan sedih tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Pemuda itu bertanya, "Saudaraku, kenapa kamu diam? Apa kamu punya masalah?". Kemudian pengendara bermotor itu memberikan jawaban yang menjadikan kita supaya sadar akan adzab Allah. Jangan pernah merasa aman dari adzabNya.




"Demi Allah, aku tidak punya masalah. Hanya saja barusan aku melihat sebuah kecelakaan. Demi Allah selama hidupku, aku belum pernah melihat kecelakaan setragis itu". Pemuda itu bertanya lagi, "Keluarga atau pemuda?" "Sekelompok pemuda, mobil mereka…". Pengendara itu menceritakan ciri-ciri mobil seperti mobil kawan-kawannya. Pemuda itu terkejut. Pemuda itu bersyukur pada Allah yang telah menyelamatkan dirinya di antara mereka. Pemuda itu tak tahu, apakah mereka ke neraka seperti yang ia baca di plang?



Perlu kita sadari bahwa kematian adalah hal yang sangat dekat dengan kita. Apakah kematian kita menuju syurga atau neraka-Nya? Tanyakan itu pada dirimu, wahai diri yang tak jua berhenti bermaksiat pada Ilahi Rabbi.

Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
79191 27512 81515

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk