Memelihara Lisan
Sahabat SantriLampung yang budiman, Kita semua tahu bahwa lidah memang tak setajam samurai, tetapi ia bisa menyakiti, bahkan lukanya bisa lebih parah dari luka akibat terkena samurai. Luka samurai bisa sembuh dalam beberapa waktu, namun luka sebab tersakiti lisan sakitnya bisa seumur hidup lamanya.
Kita adalah makhluk sosial yang tak lepas dari besosialisasi dengan orang banyak ditengah masyarakat. Lidah atau lisan punya peran penting dalam bersosial berinteraksi bermasyarakat, bila kita tidak pandai memelihara lidah, maka kita bisa melukai orang dengan lidah kita.
Bacajuga : 48 Kejahatan PerkataanPemuda bisa mati sebab terpelesed lisannya tapi tidak mati karena terpelesed kakinya, terpelesednya mulut bisa melenyapkan kepalanya sementara terpelesednya kaki sembuh sebentar kemudia.
Mulut bagaikan pedang yang tajam bila di gunakan dengan benar dan dengan hati-hati maka akan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia secara umum, tapi bila tidak hati-hati menggunakannya maka akan mengiris pemegangnya atau orang lain yang mestinya tidak boleh di iris, maka dari itu bahaya yang ditimbulkan mulut lebih besar pengaruhnya dari bahaya yang di timbulkan oleh anggota badan selain mulut.
Satu kali tangan memukul yang tersakiti oleh tangan tersebut hanya satu orang yang terpukul, tapi satu kata terucap bisa menyakiti seluruh umat, begitu juga satu kata yang mengadu domba bisa menimbulkan bunuh membunuh di antara seluruh warga, kesalahan yang di lakukan mulut kamu dalam berkata bisa melenyapkan nyawamu karena di gantung tapi kesalahan yang dilakukan kaki kamu dalam melangkah akibatnya hanya terkilir dan jatuh.
Sahabat SantriLampung yang kami banggakan, dari sekelumit pemaparan di atas "Mari bersama sama kita memelihara lisan kita dalam bersosial", "Memanajemen Mendidik lisan agar santun dalam berucap dan tidak menyakiti". Lisan memang bukan samurai, namun ia bisa melukai. Demikian semoga mendidik.
Bacajuga : 48 Kejahatan Perkataan
Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan